in

Mengintip perakitan ponsel Vivo di Tangerang

Jakarta (ANTARA News) – Merk ponsel asal China, Vivo, sudah mendirikan pabrik perakitan di Cikupa, Tangerang, sejak Maret 2016 lalu.
Mulai tahun ini, Vivo Mobile Indonesia memperluas lokasi perakitan itu agar dapat memenuhi permintaan pasar domestik, yang semula hanya satu gedung, diperluas hingga menjadi tiga.
Media, termasuk ANTARA News, berkesempatan melihat langsung perakitan ponsel Vivo mulai dari persiapan hingga produk dikemas dan siap dikirim.
Layaknya memasuki area produksi di pabrik, semua orang yang akan masuk harus terbebas dari barang yang mengandung logam, seperti jam tangan, ikat pinggang dan tentu tidak boleh membawa ponsel dan kamera ke dalam.
Mereka wajib mengenakan seragam dan topi khusus, termasuk alas sepatu.
Area yang pertama dikunjungi adalah tempat kedatangan material yang dibutuhkan untuk perakitan, berupa bodi ponsel yang didatangkan dari China serta komponen pendukung lainnya.
Teknisi Produk PT Vivo Mobile Indonesia, Dodik Adhi Kris Nugroho, menjelaskan beberapa komponen masih harus didatangkan dari luar negeri untuk memenuhi standar kualitas mereka, seperti LCD.
Setelah melihat-melihat sebentar di tempat kedatangan material, media diajak masuk ke area produksi, yang terdiri dari beberapa line perakitan komponen dan testing atau uji coba.
(ANTARA News/Natisha Andarningtyas)
Para pekerja dengan bantuan mesin dan komputer memasang komponen seperti kamera, baterai hingga piranti lunak yang akan menjadi sistem di ponsel.
Setelah semua terpasang, ponsel yang sudah selesai dirakit dipindahkan ke line pengujian, meliputi uji audio, kamera, main machine interface (pengujian inframerah, sensor dan tombol), frekuensi radio untuk memastikan performa komunikasi.
Ponsel yang sudah selesai diuji akan dimasukkan ke kardus, beserta charger, kabel data, earphone hingga kartu garansi.
Ponsel yang sudah dikemas masih harus melalui quality control, teknisi secara acak akan menguji ponsel layaknya seorang konsumen, yaitu mengetes kamera, jaringan ketika dipasang SIM card. 
Ponsel yang tidak lolos uji kualitas akan dikembalikan dan yang sudah siap akan masuk ke lini pengemasan terakhir.
Di bagian ini, para pekerja menimbang kardus ponsel agar tidak ada perangkat yang tertinggal setelah itu, kardus masuk ke tempat penyegelan dengan plastik.
Pabrik di Cikupa dapat menghasilkan hingga ratusan ribu unit setiap bulan. Saat ini, pabrik banyak memproduksi seri V (V5, V5 S, V5 Plus) yang baru saja masuk pasar Indonesia sekitar awal tahun ini.

Editor: Gilang Galiartha

COPYRIGHT © ANTARA 2017

What do you think?

Written by virgo

SEA GAMES – Indonesia tertinggal lima emas dari Thailand

Orang Indonesia bikin Instagram Stories terbanyak di dunia