in

Mengunjungi Museum Adityawarman, Tempat Rekreasi dan Gudang Pengetahuan

PATUT DIKUNJUNGI:
Museum Adityawarman menjadi salah satu destinasi wisata sejarah
yang patut dikunjungi jika sedang berada di Kota Padang.(SHYNTIA APRIZANI/PADEK)

Jika ingin mengunjungi objek wisata di Kota Padang yang tidak hanya menawarkan keindahan alamnya, tapi juga memberikan ilmu pengetahuan, maka Museum Adityawarman menjadi salah satu tempat yang patut dikunjungi.

Museum Adityawarman berdiri gagah di jalan Diponegoro No.10, Belakangtangsi, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang. Letaknya yang strategis tentu mengundang perhatian apabila melewati jalan Diponegoro karena lokasi dan suasananya yang asri dan sejuk, sehingga mudah mengundang perhatian siapa saja yang lewat.

Museum Adityawarman merupakan museum terbesar yang menyimpan aset-aset berharga Minangkabau. Baik aset-aset berupa arsip, maupun aset tiga dimensi yang dapat dilihat dan diraba.

Bahkan, di Sumbar, Museum Adityawarman ini merupakan museum yang terlengkap dari jumlah koleksi bersejarahnya. Aset atau koleksi yang dipamerkan di museum ini biasanya seperti pakaian-pakaian tradisional Minangkabau, alat-alat hingga bahan-bahan yang digunakan pada zaman dulu.

Di sisi kanan lantai 2, terdapat miniatur kehidupan masyarakat pada zaman dahulu seperti miniatur Rumah Gadang, aktivitas masyarakat yang tampak seperti asli tercermin dari miniatur tersebut.

Sementara, di lantai 1, pengunjung akan melihat pakaian adat di berbagai daerah, berbagai jenis batuan mineral, rempah-rempah, hingga keris. Di sana juga ditampilkan tulang belulang manusia zaman dulu.

Selain itu, juga terdapat miniatur alat yang digunakan pada zaman dulu seperti alat untuk menumbuk padi hingga alat untuk membuat gula merah dari tebu.

Di bagian lantai 1, pengunjung akan disuguhkan pemandangan patung raja Adityawarman dan beberapa ruangan pameran yang akan menyita perhatian pengunjung. Salah satu ruangan tersebut, memamerkan makanan tradisional Minangkabau, yakni rendang.

Vandrowis, Kasi Pelayanan dan Edukasi Museum Adityawarman saat ditemui di ruangannya pada Kamis (15/12) menceritakan secara detail mengenai sejarah dan hal yang tersimpan dibalik nama Museum Adityawarman.

“Museum Adityawarman ini berdiri atas usulan dari Gubernur Sumbar yang ke-2, yakni Harun Al Rasjid Zain yang ingin mendirikan sebuah museum di Sumbar. Kemudian ide disampaikan ke kanwil dan ide dilanjutkan ke pusat dalam hal ini Dirjen Kebudayaan. Lalu kebetulan ada pembangunan gedung di setiap provinsi dan akhirnya gayung bersambut didirikanlah sebuah bangunan. Dan peletakan batu pertamanya adalah di tahun 1973,” jelas Vandrowis.

Selanjutnya, pada tahun 1975 bangunan tersebut sudah selesai dan akhirnya pada 1976 mulai mengumpulkan koleksi-koleksi. Tahun 1981 diberilah nama Museum Adityawarman yang idenya merupakan dari pemerintah pusat yang ingin mengangkat tokoh sejarah setempat.

Menurutnya, Museum Adityawarman menampilkan budaya Minangkabau yang memiliki koleksi keminangkabauan terbesar di dunia yang menampilkan aset-aset tiga dimensi.
Dalam museum ini sendiri, memiliki beberapa ruangan seperti ruangan pameran, ruangan koleksi dan ruangan khusus pengunjung.

Ruangan pameran khusus diperuntukkan untuk pameran aset-aset Minangkabau yang juga terbagi ruangan pameran tetap yang berada di Rumah Gadang.

“Di museum ini kita juga ada ruangan pameran, mushala, perpustakaan khusus yang setiap tahun diterbitkan di museum yang tidak boleh dipinjamkan, fasilitas bagi saudara disabilitas, ruangan menyusui, arena bermain, parkiran yang luas dan beberapa fasilitas mendukung lainnya,” jabarnya lagi.

Khusus untuk arena bermain, akan ada pembaharuan di tahun 2023, yakni menjadikan arena bermain ini menjadi arena bermain ramah anak. Yang mana arena bermain anak ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan pada anak di saat menikmati permainan di taman.

Museum ini diharapkan dapat menjadi arena rekreasi, arena menambah wawasan masyarakat dan arena untuk merekatkan hubungan atau tempat silaturahmi baik dari semua segmen umur yang ada. Sehingga museum ini menjadi tempat bersejarah maupun tempat untuk mengenang indahnya sejarah di masa lampau. (***)

What do you think?

Written by Julliana Elora

APBD Banyak Tersisa di Desember, Zuhrizul: Ganti Sekda & Kepala OPD tak Mampu!

Warga Butuh Pembangunan Infrastruktur