in

Menjadi Guru yang Perhatian

Menjadi guru bukanlah sesuatu yang mudah. Meskipun terlihat santai, hanya datang ke sekolah dan memberi ilmu kepada siswa(i) di sekolah, nyatanya tak sesederhana itu. Guru juga masih dituntut untuk membuat rencana pembelajaran, silabus, program semseter, hingga program tahunan. Tidak cukup sampai di situ. Sebagai manusia yang tentunya tidak boleh cepat puas terhadap ilmu, guru juga masih harus belajar banyak agar siswa(i)nya juga tahu banyak.

Terlepas dari tugas guru membuat rencana pembelajaran, silabus, dan sebagainya, ada bagian penting yang harus dipelajari calon guru. Mengendalikan hati dan emosi. Kenapa?

Siswa(i) yang dihadapi di sekolah ada beragam jenisnya. Ada yang baik, penurut, rajin, hiperaktif, sering bolos, bahkan tidak jarang ada siswa yang menguji iman dan kesabaran calon guru. Kalau berusaha tegas dan disiplin dicap sebagai ‘guru galak’, kalau berusaha sabar dan baik siswa(i) bisa saja ‘ngelunjak’.

Terlepas dari penguasaan materi, seorang guru harus khlas. Itu salah satu kunci utama yang harus dipegang calon guru. Apabila ikhlas, mengajar di dalam kelas pun terasa lebih menyenangkan. Ikhlas menyampaikan pengetahuan yang dimiliki calon guru, ikhlas menyampaikan nasehat-nasehat agar pengalaman pahit yang dialami guru tidak terjadi kepada anak didiknya, dan ikhlas membuat siswa(i) menjadi generasi penerus bangsa yang hebat. Sebab, materi bisa dipelajari. Tapi, ikhlas tidak mudah untuk dilakukan apabila tidak sering mempraktikkannya.

Tegas dan disiplin tidak harus dengan memarahi siswa yang terlambat masuk kelas, berisik di kelas, atau mengambil kertas ulangan siswa(i) yang ketahuan menyontek. Sebaliknya, apabila terdapat kejadian seperti itu di dalam kelas, hendaknya seorang guru bisa memberikan sanksi yang bermanfaat kepada siswa(i) tersebut. Misalnya menyanyikan lagu Indonesia Raya, menghapalkan Pancasila, menghapal Sumpah Pemuda, rumus-rumus yang berkaitan dengan berhitung, atau hafalan surat-surat pendek dalam Al-Quran bagi yang beragama Islam.

Memberi perhatian dan menyayangi siswa(i) juga tidak harus ditunjukkan dengan menuruti semua keinginannya. Perhatian dan kasih sayang seharusnya ditujukan untuk membuat siswa(i) lebih baik. Bagaimana seorang guru bisa tahu yang terbaik untuk siswa(i)nya di sekolah?

Salah satu caranya dengan melakukan pendekatan personal dengan siswa(i). Banyak cara yang bisa dilakukan, antara lain:

  • Menyapa siswa(i) yang terlihat sendirian.
  • Tidak malu untuk ngobrol dengan siswa(i) ketika di luar kelas, misalnya di kantin.
  • Tidak cuek kepada siswa(i) yang kurang mendapat perhatian dari teman-temannya. 
  • Menganggap siswa(i) sebagai teman, tapi harus tetap profesional.

Dengan menjadi dekat kepada siswa(i), seorang guru akan mencoba memahami alasan di balik setiap perbuatan siswa(i).

kamu juga bisa menulis karyamu di vebma,dibaca jutaan pengunjung,dan bisa menghasilkan juta rupiah setiap bulannya,

What do you think?

Written by Julliana Elora

BERITAPAGI – Senin, 11 Desember 2017

Tugas Jaga Seorang Tentara Baru