in

Menjaga KPK

Kepolisian Jakarta tengah bersiap untuk memeriksa pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pemeriksaan saksi ini dilakukan terkait penyidikan kasus dugaan pencemaran nama baik yang dilakukan penyidik senior KPK Novel Baswedan. Kasus itu dilaporkan oleh Direktur Penyidikan KPK Brigjen Aris Budiman.

Keluarga Novel Baswedan menilai janggal kasus tersebut. Bak meteor, kasus dengan pesat dari penyelidikan naik kepenyidikan begitu kasus dilaporkan oleh jenderal polisi berbintang satu tersebut. Kasus ini berasal dari  surat elektronik yang dikirimkan Novel Baswedan pada 14 Februari 2017. Dan ini baru dilaporkan ke polisi 6 bulan kemudian. Kasus baru dimunculkan jelang Aris membangkang dengan hadir memenuhi undangan Pansus Angket KPK.

Tak heran bila kemudian orang menduga ada nama-nama besar berada di balik layar, sedang berupaya menghancurkan lembaga antirasuah itu. Ini lantaran hanya orang atau kelompok yang punya kekuatan dana atau posisi saja yang bisa menggerakkan berbagai kalangan untuk melakukan aksi yang sistematis ini.  

Gencarnya serangan melalui cara memperkarakan yang begitu cepat diusut, berkebalikan dengan saat Novel jadi korban. Kasus penyerangan yang mengakibatkan mata Novel nyaris buta pada hampir 5 bulan lalu, tak jelas penuntasannya. Padahal tak kurang Presiden Jokowi memberi perhatian khusus pada kasus ini dengan memanggil Kapolri Tito Karnavian pada akhir Juli lalu.

Genderang perang sudah dibunyikan. Pesan dari komplotan garong duit negara itu jelas. Jangan coba-coba sentuh, bila tak ingin kehilangan pandangan mata atau jiwa atau menikmati kurungan penjara. Masyarakat antikorupsi sepatutnya segera merapatkan barisan. Demi kemenangan  perang pemberantasan korupsi. 

What do you think?

Written by virgo

Bangun Kualitas Jamaah Haji di Indonesia, Internusa Gandeng PT BMP

Tingkatkan Kepercayaan Rakyat pada Prajurit TNI