Target 2019 Menjadi 4 Juta Wisman
BATAM – Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya, meminta agar Provinsi Kepri mencanangkan target minimal kunjungan wisman sebanyak 2,5 juta tahun 2017 nanti. Taget itu sebenarnya sudah digadang-gadang Menpar untuk Kepri tahun 2016 lalu, sebagai target optimis. Namun, Kepri mencapai kesepakatan untuk opsi antara target pesimis dan target optimis. Permintaan Menpar untuk target minimal itu disampaikan di Batam, Senin (28/11) saat workshop wonderful Batam-Bintan.
”Makronya, target kita 20 juta di tahun 2019. Kalau tidak tercapai, saya akan diganti. Kepri tahun depan target minimal 2,5 juta dan tahun 2019, wisman 4 juta,” ungkap.
Arief menegaskan, jika target pertumbuhan tidak tercapai, atau lebih rendah dari pertumbuhan nasional, maka market pariwisata di Kepri dinilai sudah tidak bergerak.
Pelaku parawisata juga dinilai tidak maksimal jika pertumbuhan kunjungan wisman di bawah pertumbuhan nasional.
”Kalau pertumbuhan wisman anda lebih rendah dari pertumbuhan nasional, itu marketnya mati. Karena itu, hasil luar biasa hanya dapat dengan hasil luar biasa,” imbaunya dihadapan para pelaku usaha kepariwisataan dari Batam dan Bintan.
Menurutnya, target itu bisa dicapai, karena 50 persen dari target nasional untuk wisata bahari ada di Kepri.
”Wisata bahari di Kepri sebagai gerbang yang kan ditetapkan untuk wisata bahari Indonesia,” sambungnya.
Arief mendorong optimisme para pelaku usaha di Kepri, mengembangkan parawisata. Saat ini industri pariwisata menjadi produk unggulan Indonesia saat ini untuk mendapatkan devisa.
”Bapak presiden dua kali menegaskan industri pariwisata yang akan menjadi unggilan. Devisa terbesar yang diharapkan dari pariwisata,” ujar dia.
Disebutkan, dalam PPDB di Indonesia saat ini, 10 persen dari parawisata. Devisa pariwisata nomor empat di Indonesia. Nomor satu dari Migas, nomor dua dari batu bara dan nomor tiga dari kelapa sawit. Namun, untuk dampak tertinggi bagi peningkatan ekonomi masyarakat, masih yang paling besar dari pariwisata.
”Tapi produksi dan ekspor migas mengalami penurunan dan akan tetap turun ke depan. Karena dulu minyak 100 per barel, sekarang 40 per barel,” ujarnya.
Disebutkan, dari devisa pariwisata, ditargetkan 13 hingga 14 miliar dolar. Sehingga nanti diharap bisa sama dengan migas. Jadi Kepri juga harus bisa menaikkan targetnya, karena gerbang Indonesia untuk Singapura dan Malaysia.
”Di Singapura itu, warganya 3 juta. 1,5 diantara itu ekspatriat. Tapi bukan itu yang mau diharap. Tapi ada 15 juta wisman ke Singapura,” sambung Yahya.
Setidaknya diharapkan, 1 juta pasar wisman Singapura diharapkan bisa masuk Batam. Para pelaku usaha di Batam dan Kepri diminta gencar promosi. Baik melalui iklan media cetak, online dan media ruang.
”Potensinya besar. Ada 170 industri perhotelan dan restoran di Batam-Bintan. 130 dari Batam dan sisanya dari Bintan,” imbuh Yahya. ***