Setelah Zainudin Amali memilih fokus menjadi wakil ketua umum PSSI, Presiden Joko Widodo diharapkan segera menentukan Menpora yang baru. Sebab, tahun ini agenda olahraga multievent sangat padat. Sebut saja SEA Games Kamboja (5-17 Mei) dan Asian Games Hangzhou (23 September-8 Oktober).
Belum lagi ajang single event dari berbagai cabang olahraga yang sekaligus pengumpulan poin menuju Olimpiade Paris 2024. Tiga bulan lagi, Indonesia juga menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar (PB) Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Ali Patiwiri berharap sosok yang mengantikan Zainudin Amali sebagai Menpora nantinya sudah pengalaman.
“Menteri yang akan menggantikan beliau nanti jika terjadi reshuffle betul-betul orang yang paham dan mengerti pembinaan olahraga,” katanya saat diwawancarai Jawa Pos (grup Padang Ekspres).
Dengan demikian, tidak perlu butuh waktu lagi untuk belajar dan melanjutkan kebijakan-kebijakan di kepemimpinan Amali. Menpora pengganti nanti harus bisa langsung beradaptasi.
“Kalau dibilang krusial ya memang. Tapi, itu jabatan politis yang tentu Presiden (Joko Widodo) pertimbangkan semua aspek mengambil keputusan,” paparnya.
Ali melanjutkan, pihaknya berharap Menpora pengganti nanti merupakan sosok yang betul-betul mengerti olahraga. Sehingga, perhatian olahraga dalam jangka panjang dengan konsep Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) bisa dilaksanakan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar (PB) Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Tigor Tanjung menyikapi santai terkait Menpora baru. “Saya rasa PR (pekerjaan rumah) itu ada di tangan PB cabor-cabor juga,” ungkapnya.
Pada bagian lain, kemarin Zainudin Amali masih menjalankan tugas sebagai Menpora. Dia menerima penyerahan laporan hasil pemeriksaan dari BPK RI. Dalam kesempatan itu, anggota III Badan Pemeiksa Keuangan (BPK) RI Achsanul Qosasih mengingatkan Kemenpora untuk bisa menjalin koordinasi baik dalam hal pengeluaran anggaran terkait Piala Dunia U-20.
“Pak Menteri harus pisahkan bagaimana LOC, APBN, dan lain. Saat ini temuannya adalah tidak ada koordinasi antara LOC dengan kemenpora,” ujar Achsanul di Gedung Kemenpora, Senayan, Jakarta.
Achsanul menyebutkan, koordinasi nantinya bisa lebih mudah lantaran Zainudin Amali terpilih sebagai wakil ketua Umum PSSI. Sejauh ini, sambungnya, banyak kegiatan yang mestinya dibiayai oleh FIFA tapi ditanggung APBN.
Sampai saat ini Kemenpora dinilainya tidak tahu apa yang jadi fokus FIFA untuk Piala Dunia U-20. “Ini sudah tiga bulan lagi. Itu harus segera ditindak. Kami akan periksa setelah penyelenggaraan selesai,” ucapnya.
Achsanul menegaskan jangan sampai ada double count di Piala Dunia U-20. Sebab, hal itu pernah terjadi di Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC). “Karenanya LOC, FIFA, dan kemenpora harus tahu perannya. Pak Menteri juga ketua INAFOC makanya perlu fokus ke situ;” katanya.
Amali sendiri membenarkan arahan Achsanul. “Benar, kalau Piala Dunia kan LOC, bukan di kita (Kemenpora), tapi di PSSI. Di bawah kita (Kemenpora) itu INAFOC,” ujarnya.
Terkait posisinya yang tidak akan lagi menjadi Menpora, Amali menyebut bahwa jabatan hanya mampir. “Menteri hanya mampir, bisa setahun, dua tahun atau lengkap lima tahun tergantung yang menugaskan. Mungkin ini pengantar saya yang terakhir karena mampir saya hampir mau selesai,” katanya lalu tertawa.
Terkait alasannya meninggalkan kursi menteri, ditemui saat berada di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Amali hanya menjelaskan singkat. “Tentu tidak adil bagi saya sebagai menteri yang mengurusi banyak cabor, kemudian akan fokus di (satu cabor) olahraga,” katanya.
Terkait penggantinya, Amali menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi. Begitu pun dengan Partai Golkar yang mengusungnya. (wan/raf/fal/jpg)
