Jakarta (ANTARA) – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan program penambahan areal tanam atau PAT sebagai antisipasi terhadap krisis pangan global.
“Terkait program penambahan areal tanam (PAT) padi sebagai antisipasi krisis pangan global. Situasi pangan global saat ini dalam kondisi yang tidak baik-baik saja, tantangan yang dihadapi dalam penyediaan pangan bagi masyarakat saat ini semakin kompleks seperti adanya peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait kondisi kekeringan saat musim kemarau tahun 2024, serta diperparah lagi dengan situasi tekanan geopolitik yang saat ini semakin dinamis di Timur Tengah,” ujar Amran dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin.
Saat ini terdapat 58 negara dalam kondisi kelaparan, 725 juta penduduk dunia menderita kekurangan gizi, dan 7 – 16 persen penduduk Indonesia masih rentan kelaparan. Kondisi ini tentunya merupakan peringatan bagi ketahanan pangan nasional Indonesia karena tanaman pangan akan berdampak terhadap ketahanan negara.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa luas tanaman padi pada masa tanam Oktober sampai Juni 2024 sebesar 8,61 juta hektare dan mengalami penurunan 4,2 juta hektare atau 32,8 persen jika dibandingkan rata-rata periode yang sama tahun 2015-2019 yaitu 12,82 juta hektare. Penurunan luas tanam ini tentunya sangat mempengaruhi luas panen padi yang berdampak pada penurunan produksi yang dihasilkan.
Kementerian pertanian telah dan sedang melakukan peningkatan produksi beras lewat penambahan area tanam melalui pompanisasi sawah tadah hujan, optimalisasi lahan rawa, tumpang sisip padi gogo pada tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan.