Siangnya Terima Gelar Doktor (HC) dari ITS
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjadi tamu istimewa dalam peresmian Studio Karawitan Dahlan Iskan tadi malam (10/11). Dalam acara yang berlangsung santai itu, dia membeberkan cerita tentang sosok Dahlan yang dikenalnya.
Susi disambut Dahlan yang mengenakan beskap lengkap dengan belangkon didampingi sang istri Nafsiah Dahlan. Mereka duduk bersimpuh di depan studio karawitan yang berarsitektur rumah adat itu sambil mendengarkan karawitan dan banyolan pelawak Kirun.
Kedatangan Susi tidak direncanakan. Susi mengungkapkan, saat menerima gelar doktor honoris causa (HC) di ITS siangnya, dirinya mendengar bahwa Dahlan akan meresmikan studio karawitan di rumahnya. ”Saya bilang, boleh tidak saya datang? Saya juga suka musik,” ucapnya. Akhirnya Susi mendatangi rumah Dahlan di sela-sela kesibukannya di Surabaya.
Kepada para tamu yang memadati halaman rumah Dahlan, Susi mengaku sudah lama kenal Dahlan. Mantan Dirut PLN tersebut pernah mencarter pesawatnya dan mendatangi rumah Susi di Pangandaran, Jabar, dengan membawa direktur-direkturnya. Dahlan meminta para direktur itu menceritakan problemnya dan menjalankan apa yang dikatakan Susi.
Kenangan yang tidak pernah dilupakan adalah saat pesawatnya mengalami kecelakaan di Papua. Waktu itu Susi sedang sendirian membawa pilot turun dari gunung. Saat susah itulah, dia membaca tulisan Dahlan yang berjudul ”Susi Air Selalu di Hati”. ”Tulisan itu sangat berharga untuk saya. Pak Dahlan punya jasa yang tidak mungkin saya lupakan. Sebagai kawan sekaligus orang yang saya hormati,” ucapnya.
Sementara itu, Dahlan sangat mengapresiasi Susi. ”Kita harus belajar ke beliau,” tuturnya. Dahlan punya pengalaman saat mencarter pesawat Susi Air. Dalam bayangannya, ada pramugari yang menyambut dan melayani. Dan ternyata, sang pemiliknya sendiri yang melayani, mengelapi, dan menyiapkan minuman. Karena itulah, Dahlan mengajak para direktur belajar ke Susi.
Doktor HC dari ITS
Sebelum bersilaturahmi ke rumah Dahlan, siangnya Susi menerima gelar doktor honoris causa (Dr HC) di bidang manajemen dan konservasi sumber daya kelautan dari ITS Surabaya. Departemen Teknik Sistem Perkapalan (Siskal) ITS merupakan penggagas ide itu. Prof Dr Ketut Buda Artana menjadi ketua tim promotor. Kemudian, Prof Semin dan Dr Raja Oloan Saut Gurning menjadi co-promotornya.
Setelah penganugerahan, Susi menyatakan, gelar tersebut sangat penting bagi dirinya. Terutama dalam perannya sebagai seorang profesional dan pejabat publik. ”Laut kita adalah masa depan bangsa. Gelar ini menjadi kekuatan untuk melanjutkan kebijakan KKP,” tuturnya kemarin.
Dalam kesempatan tersebut, Susi menyatakan harapannya terhadap Indonesia. Yakni, laut adalah kekuatan utama Indonesia. Karena itu, perempuan kelahiran 15 Januari 1965 tersebut mengajak semua elemen masyarakat untuk peduli terhadap kelestarian alam. Khususnya laut.
Susi mengungkapkan, pengelolaan sumber daya alam harus tetap sesuai dengan Pasal 33 UUD 1945. Keinginan terbesarnya adalah menjadikan Perpres 44/2016 tentang perikanan tangkap ditetapkan sebagai undang-undang. ”Demi kedaulatan laut Indonesia, semestinya bangsa Indonesia punya semangat yang sama,” tegasnya.
Penganugerahan gelar Dr HC itu dilakukan bersamaan dengan Dies Natalis Ke-57 ITS kemarin. Prosesi dipimpin Rektor ITS Prof Joni Hermana. ITS memberikan gelar Dr HC kepada Susi setelah mempertimbangkan kiprahnya yang luar biasa. Tidak hanya memperhatikan perikanan dan kelautan dari segi ekonomi, Susi juga peduli terhadap kelestarian lingkungan. ”Karena itu, kami memberikan pengakuan terhadap kiprahnya selama ini,” ungkap Joni. (*)
LOGIN untuk mengomentari.