in

Menulis Itu Gampang

Mittiarni, S.Pd, MM
Kepala SDN 02
Labuah Lima Kaum

Kalimat ini agaknya sering dilontarkan oleh para penulis muda untuk memotivasi dirinya agar senantiasa berada dalam pemikiran dan mental suatu tema tulisan yang sedang digarapnya.

Itu tidaklah salah, bahkan mendekati sebuah pembenaran yang membuat seorang penulis fokus pada subjek pendukung untuk ketersediaan ide kreatif supaya selalu menemukan ide bagi kelanjutan tulisannya.

Tiga kata dahsyat itu akan menggiring langkah berfikir kritis seorang penulis untuk segera bertemu dengan hal baru yang akan langsung disalurkan melalui sebuah frekuensi menuju tulisan yang akan diselesaikannya.

Bagaimana tiga kata dahsyat itu mampu bekerja mengalirkan ide kreatif pada seorang penulis? Bagaimana caranya tulisan dapat segera terselesaikan tepat waktu, tepat sasar, tepat guna dan tepat makna?

Bagaimana pula caranya agar tulisan bisa menggeliat dan menggurita bersama membangun Komunitas Tulis yang bersinergi dan membangun kecerdasan literasi dalam wawasan kebahasaan yang kental, padat, gurih, dan berenergi positif dalam kebaruan ide yang kreatif serta kekinian? Semua pertanyaan tersebut akan terjawab kalau sudah terbiasa melahirkan ide-ide baru.

Doktor Hermawan An. Seorang Ahli Sastera Indonesia pernah mengatakan bahwa menulis itu hakekat sebenarnya adalah berbicara. Berbicara dengan baik dan benar sesuai kaedah-kaedah berbicara seperti tekanan suara yang tepat, benar dan situasional.

Sampai ke telinga pendengar dengan tempo, irama, tekanan kalimat dan suasana hati dalam sebuah tema dan topik yang fokus, tidak bersayap, tidak terbang-terbang, tidak melebar kemana-mana tetapi fokus pada satu titik subjek dan objek cerita dengan referensi yang linier. Lebih jauh lagi, maksud dari topik yang dibicarakan dapat ditangkap oleh telinga dan hati pendengar sehingga pesan pembicara sampai pada pendengar dengan baik.

Menulis Adalah Berbicara Dalam Bentuk Tulisan.

Berbicara dalam bentuk kata kerja “Menulis” itu, harus juga mengikuti kaedah menulis seperti layaknya kaedah berbicara yaitu dengan melengkapinya dengan tata bahasa dan tanda baca yang tepat sehingga maksud penulis dapat tersampaikan kepada pembaca melalui tata bahasa dan tanda baca tersebut.

Ribetkah Yang demikian itu ?

Tidak, bahkan itu sangatlah gampang. Artinya apa? Artinya ide bisa ditemukan di sebuah penjelajahan fikiran, baik itu melalui perjalanan, membaca kritis sebuah fiksi seperti novel, cerpen, argumen, narasi, feature, kisah, legenda dan seterusnya. Ide juga bisa muncul setelah membaca sebuah karya ilmiah, berupa tulisan, gambar, karya rupa atau pembacaan sebuah hasil penelitian, jurnal dan lain sebagainya.

Semua itu dapat dijadikan sumber ide yang akan dikembangkan melalui langkah berikutnya yaitu membaca berbagai judul buku, beragam sumber lainnya seperti hasil wawancara, seminar, lokakarya, diskusi para ahli, pakar dan senda gurau teman, lelucon ringan atau cerita komik lucu sebagai pemanis bahasa sehingga tulisan tidak terasa kering hingga kerontang.

Selanjutnya adalah menyediakan waktu yang rutin, kontiniu, terus menerus hingga tulisan selesai. Waktu yang dimaksud adalah kesempatan yang disediakan untuk melanjutkan tulisan, bukan ketika ada kesempatan baru melanjutkan tulisan, tidaklah demikian maksudnya.

Ini penting dipahami sebab banyak di antara kita terjebak dengan berbagai ide baru yang dirasa lebih kreatif, cemerlang dan menjanjikan, untuk dibaca banyak orang dan diminati oleh media tempat kita mempublikasikan tulisan, baik media online maupun media cetak. Sehingga berani saja putar haluan memulai tulisan baru atau merombak tulisan ke arah yang baru.

Menurut penulis ini sama dengan bunuh diri sebab satu tulisan saja belum pasti selesai hingga finish tetapi sudah dialihkan pula ke tulisan lain. Kapan kita akan punya hasil karya dengan ciri khas dan keunikan tersendiri jika dalam menulis suka berpindah ide ketika ide pertama belum jadi dan belum sampai ke pemikiran pembaca. Iya, atau iya? Baiklah. Kembali masuk ke dalam topik tulisan ini yaitu “Menulis Itu Gampang”.

Menulis Itu Gampang Dengan Membaca.

Membaca adalah menjelajahi tulisan orang lain untuk mendapatkan ide perpanjangan tulisan kita. Artinya kita menyaring kosa kata dan referensi subjek dan objek sesuai tema guna pengembangan kalimat-kalimat agar lebih padat berisi sehubungan dengan tulisan yang sedang digarap, termasuk menemukan contoh dan ilustrasi.

Banyak referensi yang dapat digunakan untuk membantu pemperjuangkan ide, menjadi sebuah pemikiran yang enak dibaca, dalam susunan kosa kata yang manis, gurih dan membuat pembaca ketagihan. Sehingga mereka selalu menunggu tulisan kita terbit setiap waktu yang telah ditentukan.

Referensi itu bisa dari membuka Youtube, Google, atau dari hasil jelajah baca buku di perpustakaan seperti di perpustakaan daerah, yang sejuk dan tenang dan di perpustakaan kampus UIN, yang terang sambil diiringi musik klasik yang indah mengalun menemani waktu baca.

Membaca sambil menikmati keindahan sore di bangku-bangku taman kota atau di perpustakaan sekolah dan perpustakaan pribadi. Membaca juga bisa di pinggir danau Singkarak, dipinggang bukit Barisan, di tempat wisata alam sambil menunggu antrean di loket loket belanja atau di manapun tempat yang nyaman untuk mentransfer isi bacaan ke dalam pemikiran kita.

Setelahnya eksekusilah hasil jelajah baca, satukan dengan pengalaman empiris dalam bentuk tulisan, sesuai gaya dan keunikan sendiri tanpa harus mencontoh atau mencopypaste gaya menulis orang lain. Sehingga kita tidak kehilangan jati diri.

Nyawa tulisan tidak akan mati tapi menjalar, menggeliat dan menggurita memenuhi isi pikiran pembaca. Seperti tulisan yang baru saja pembaca selesaikan membacanya sampai titik terakhir ini yang ditulis oleh Mittiarni, S.Pd. MM. Kepala SDN 02 Labuah Lima Kaum, Tanahdatar

Namun tidak semua setuju dengan Tiga Kata di atas, sebab tidak semua penulis berada dalam kemampuan dan kecerdasan literasi tulis sesuai yang diinginkan pembaca. Dalam hal ini pembaca menjadi juri tertinggi yang akan menentukan rating tulisan yang dihidangkan seorang penulis.(***)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Andre Rosiade: Polda Sumbar Tindak Tambang Emas Ilegal di Solsel & Pasbar

Soal Perbup 55 dan 56, Hukum : Kami Belum Terima Legal Draftingnya