Setiap perbuatan atau tingkah laku itu pasti akan ada hasilnya. Perbuatan baik maka hasilnya akan baik juga, dan sebaliknya perbuatan buruk maka akan buruk juga hasilnya. Tentunya kita semua tahu akan hal itu. Sebenarnya setiap manusia yang lahir di dunia ini selalu membawa sifat yang baik, hanya saja pengaruh dari lingkungan sekitar dan juga ajaran dari orang-orang yang berada di dekatnyalah sehingga mempengaruhi tingkah lakunya.
Jika lingkungan beserta orang-orang selalu berkelakuan baik, maka dengan sendirinya seseorang juga akan berkelakuan baik. Dan jika lingkungan selalu mengajarkannya tentang hal keburukan, maka dengan cepatnya kebiasaan buruk itu akan mempengaruhinya. Jadi, sebisa mungkin ajarkan seseorang sejak dini tentang kebaikan dan hindarkan dari lingkungan yang buruk.
Untuk itu, kita bisa mulai menerapkan dan belajar mulai dari lingkungan keluarga sebelum nanti kita akan bergaul dengan orang luar. Karena, keluargalah yang berperan besar dalam hal mengajarkan seseorang untuk bertingkah laku. Dan selanjutnya kita bisa memilih lingkungan mana yang baik untuk perkembangan seseorang. Terkadang, kita sering tidak peduli dan bahkan tidak sadar akan lingkungan yang kita masuki. Karena banyak orang merasa bahwa yang penting punya teman.
Jadi meskipun kebiasaan teman-teman itu buruk, kita bisa saja terpengaruh dan mengikuti kebiasaan teman tersebut. Bukannya kita pilih-pilih, tapi memang memilih teman itu wajib demi kebaikan kita sendiri. Yakni dengan memilih teman yang baik. Karena dengan berteman dengan orang yang baik, sebuah kesalahan bisa kita minimalisirkan.
Ketika berbuat kesalahan, tak sedikit orang yang mau mengakuinya. Dan bahkan merasa benar dan ingin menang sendiri. Itu merupakan salah satu perbuatan buruk yang sudah seharusnya kita rubah kalau tidak ingin di benci orang. Apalagi kalau sampai menyalahkan orang yang benar. Karena bukan tidak mungkin ada saja orang yang bersikap seperti itu di dunia ini.
Baca Juga: Kenapa Indonesia Belum Bisa Jadi Negara Maju? Padahal Kaya Sumber Daya
Bukan karena kebetulan, melainkan karena sikapnya yang demikian adalah salah satu perbuatan yang menjadi kebiasaannya. Dan apapun kesalahannya, serta dengan siapapun dia melakukan kesalahan, maka dengan mudah dia akan selalu tidak mau mengakui kesalahannya.
Berbeda jika kita mau mengakui kesalahan kita dan merasa menyesal karena telah melakukan kesalahan. Sebab dengan demikian menunjukkan bahwa kita adalah pribadi yang bertanggung jawab. Dengan merasa menyesal serta berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan lagi, maka sudah bisa di pastikan bahwa kita telah bertanggung jawab atas kesalahan yang sudah kita perbuat.
Meskipun kata orang percuma menyesal dan menyesal itu tidak ada gunanya karena kesalahan yang telah kita perbuat tidak akan mengembalikan keadaan, tapi tanpa menyesal bagaimana kita akan menyadari kesalahan kita. Tidak mudah memang bagi kita untuk menyadari kesalahan dan mengaku menyesal, karena semua itu membutuhkan kesiapan serta kesadaran hati dan keberanian. Percayalah, bahwa menyesal itu tidak akan percuma dan tidak akan membuat kita lemah. Melainkan menjadikan kita pemberani karena mau mengakui kesalahan serta bertanggung jawab atas segala apapun yang terjadi karena kesalahan kita.