Penumpang Keluhkan AC yang Kadang Mati
Salam, senyum, sapa (3S) yang diterapkan oleh PT KAI Divre II telah dirasakan pengguna jasa transportasi kereta api. Terlebih lagi pelayanan tiket yang nyaris tanpa cela. Namun, di balik itu masih ada beberapa keluhan dari penumpang.
Pantauan Padang Ekspres, Kamis siang (20/7), suasana stasiun kereta api di Simpang Haru, Padang, cukup ramai. Banyak calon penumpang menunggu kereta untuk jadwal keberangkatan pukul 14.10. Terlihat antrean calon penumpang yang membeli tiket berbaris cukup rapi, sepertinya pelayanan costumer service-nya cukup baik.
“Kalau untuk membeli tiket, pelayanannya cukup baik. Dari cara mereka melayani juga cukup ramah,” ujar Januar, 42, penumpang kereta api dengan tujuan Lubukalung, Padangpariaman.
Untuk hari-hari tertentu, seperti hari libur, dia kerap kehabisan tiket. Dia pun cukup maklum, apalagi sekarang adanya shelter (sejenis halte khusus kereta api) di Airtawar, cukup memudahkan calon penumpang. “Dengan adanya shelter tersebut, peminat kereta api juga semakin banyak. Wajar jika tiket bisa sampai habis terjual,” tambahnya.
Namun, beda dengan Amel Puspita, 32, penumpang yang baru saja turun kereta dari Kuraitaji, Pariaman. Dia mengatakan, pelayanan pembelian tiket memang sudah baik. Namun pengalamannya, dia pernah mengalami tempat duduk yang dia pesan sudah ada yang mengisinya.
“Waktu itu saya mendapatkan tiket yang nomor kursinya sudah ada yang mengisinya. Saya lihat juga tiket orang tersebut, nomor tiket kami persis sama. Akhirnya saya yang mengalah untuk dipindahkan ke gerbong belakang. Hal ini sudah saya laporkan ke pihak stasiun, tapi tidak ada tanggapannya, secara logika saja, kok bisa ada dua tiket dengan nomor yang sama?” ungkapnya.
Bukan itu saja, beberapa penumpang juga mengeluhkan keadaan air conditioners (AC) atau pendingin ruangan yang kadang hidup, kadang mati. Seperti diungkapkan Zulkarnaini, 37. Dia berharap pendingin ruangan tersebut bisa dimaksimalkan, agar penumpang tidak kepanasan.
“Kita memasan kelas ekonomi AC, namun sepertinya AC hanya embel-embel saja. Kadang hidup, kadang tidak nyala sama sekali. Penumpang pada kepanasan, terlebih lagi kasihan kita pada anak-anak,” kata pria yang akrab disapa Ijul tersebut.
Sementara itu, Radhitya, staff Humas PT KAI Divre II mengatakan, untuk layanan pagi dan sore, atau jadwal keberangkatan dari Padang menuju Pariaman pukul 05.45 dan 17.10, merupakan jadwal padat penumpang.
“Biasanya untuk jadwal tersebut adalah pegawai-pegawai atau pekerja yang bekerja di Pariaman, dan jam-jam tersebut cukup ramai, bahkan tiket bisa terjual habis,” katanya.
Sementara itu, Zainir, Kabag Humas PT KAI Divre II Sumbar menjelaskan, kesalahpahaman tentang tiket, seperti dua tiket dengan nomor yang sama, mungkin karena penumpang kurang paham aturan tiket dan pembagiannya.
“Untuk mengatasi ini kami selalu mengimbau lewat pengeras suara. Jika terjadi hal-hal seperti ini, lebih baik langsung minta penjelasan kepada petugas yang ada ditempat,” jelasnya.
Terkait melonjaknya minat masyarakat terhadap transportasi kereta api, terutama rute Padang-Pariaman, yang berakibat pada seringnya tiket habis, Zainir menegaskan PT KAI Divre II telah mengajukan penambahan unit kereta.
“Untuk tahun ini kita telah mengajukan penambahan unit kereta, sebanyak 1 transet kereta 5 rangkaian, untuk menyikapi melonjakan penumpang, terutama di libur nasional dan hari Minggu,” sambungnya.
Kemudian, permasalahan seperti AC atau pendingin ruangan yang jarang hidup, dia menyebut pihaknya selalu mengecek kerusakan-kerusakan tersebut jika ada laporan. Dan berusaha untuk tetap memprioritaskan kenyamanan penumpang.
Selain kesalahpahaman tersebut, penting bagi PT KAI Divre II untuk menerima masukan, keluhan dan kritikan, karena menurut Zainir, tugasnya memang melayani masyarakat.
“Kami minta maaf kepada pengguna jasa transportasi kereta api atas ketidaknyamanan ini dan kami akan berusaha memperbaiki hal-hal yang tidak diinginkan oleh penumpang,” pungkasnya. (*)
LOGIN untuk mengomentari.