Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) ke-XIV Sumbar resmi ditabuh di Kota Padang, kemarin (19/11). Perhelatan olahraga dengan anggaran APBD sebesar Rp 53 miliar itu, melibatkan 6.508 atlet, 1.950 ofisial dan 2.300 wasit. Para atlet dari 18 kabupaten dan kota, minus Padangpanjang, akan bersaing di 33 cabang olahraga untuk memperebutkan total 4.594 medali emas, perak dan perunggu.
Sebelum penyelenggaraan iven olahraga provinsi dua tahunan ini, muncul beragam kontroversi terkait penggunaan 28 sekolah untuk penginapan atlet karena bisa merugikan pelajar yang diliburkan.
Kalender pendidikan tahunan yang sudah disusun dari pusat hingga daerah dikhawatirkan terganggu. Apalagi pelajar akan menghadapi ujian semester awal Desember mendatang, berdekatan dengan jadwal Porprov yang berakhir 29 November.
Di samping itu, orang tua pelajar dimintakan sumbangan bantal, tikar atau kasur untuk alas tidur atlet di sekolah. Kontroversi itu ramai diperbincangkan di kedai-kedai hingga mengisi laman media sosial.
Kebijakan menempatkan atlet tidur di sekolah juga dinilai tidak tepat karena dinilai bisa mengganggu kondisi kesehatan atlet. Pemko dianggap tidak bisa mengubah kebiasaan lama yang sudah berlangsung sejak awal Porprov diadakan.
“Seperti tidak ada terobosan dan inovasi! Apalagi Padang sebagai etalase Provinsi Sumbar yang memiliki banyak wisma atau hotel kelas melati serta pemondokan diklat dan asrama untuk penginapan. Ribuan atlet dan ofisial itu juga bagian dari wisatawan yang bisa memberi efek ekonomi bagi Padang, maka sudah seharusnya disediakan tempat yang memadai,” kata salah seorang teman di salah satu grup WhatsApp.
Kini, Porprov sudah dimulai. Masyarakat Sumbar sudah pasti mendukung digelarnya iven olahraga bergengsi antar-kabupaten dan kota itu. Sejak awal atlet datang, tuan rumah perlu menjaga kesehatan atlet yang tidur di sekolah. Suplai air bersih dan konsumsinya mesti tersedia tepat waktu serta kesiapsiagaan transportasi dari arena ke sekolah. Dari sisi atlet dan pimpinan kontingen, perlu dijaga harmoni dengan warga di sekitar sekolah.
Hal yang tak kalah penting lagi adalah, menjaga penggunaan anggaran agar senantiasa sesuai aturan sehingga tidak menjadi masalah, seperti dialami sejumlah daerah penyelenggara iven olahraga multi iven di Indonesia. Mulai dari Porprov, Porwil hingga PON.
Dinas Pariwisata bersama instansi terkait juga mesti berperan menjaga kenyamanan dan keamanan atlet dan ofisial, yang diperkirakan bakal banyak berkunjung ke destinasi wisata di kota ini.
Jangan Terulang
Untuk dua tahun mendatang pemerintah provinsi, kabupaten dan kota perlu duduk bersama melakukan evaluasi total. Aspirasi yang berkembang di masyarakat mesti dijadikan masukan dan instrospeksi, bukan malah dihadapi dengan sikap anti-kritik dan curiga.
Sarana dan prasarana pendukung perhelatan tersebut mulai dari venue hingga penginapan, sejak awal harus dipikirkan kabupaten dan kota, sebelum mengajukan diri sebagai tuan rumah. Jangan hanya sekadar ingin mencari gengsi daerah!
Kapan perlu ada kesepakatan tidak lagi menginapkan atlet di sekolah agar tidak mengganggu proses belajar mengajar. Salah satu caranya, bekerja sama pola subsidi pembiayaan dengan pengelola wisma atau hotel kelas melati, penginapan diklat dan asrama. Penulis yakin, mereka bersedia jika dilibatkan karena ini juga bagian dari tanggung jawab sosial terhadap kemajuan olahraga daerah.
Untuk pendanaannya, bisa saja diubah dengan sistem sharing yang lebih proporsional antara daerah penyelenggara dengan provinsi. Pasalnya, saat ini masih sangat timpang. Anggaran provinsi untuk penyelenggaraan Porprov masih sangat minim, hanya Rp 3,5 miliar, sedangkan Pemko Padang selaku tuan rumah Rp 49,5 miliar.
Oleh karena itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga mesti merumuskan perencanaan yang komprehensif. Begitu pula DPRD yang memiliki fungsi budgeting juga memikirkan anggaran penyelenggaraan, termasuk penginapan atlet sehingga tidak hanya bisa mengkritik saat iven sudah dekat, tapi tak memplot anggarannya ketika penganggaran.
Akhirnya, selamat bertanding dengan menjunjung tinggi sportivitas rekan-rekan atlet dan pelatih pejuang olahraga Sumbar. Meski para pejabat itu tidur enak di hotel, tak apa kita mimpi indah bersama di sekolah demi menggapai prestasi dan mengharumkan nama daerah. (*)
LOGIN untuk mengomentari.