Volvo Hijrah ke Elektrik, Tesla Diprediksi Sukses Besar
Produsen otomotif asal Swedia, Volvo, secara resmi menyatakan akan hijrah ke teknologi listrik. Mulai tahun 2019 dan seterusnya, Volvo bakal menggeser semua produknya yang menggunakan mesin internal combustion dengan mesin full elektrik dan semi elektrik (hybrid). Langkah strategis itu diambil Volvo karena pabrikan yang memproduksi mobil-mobil premium tersebut meyakini bahwa era mesin berbahan bakar fosil akan segera berakhir.
Pada periode 2019-2012, Volvo menegaskan akan merilis lima buah produk mobil dengan sistem full elektrik. “Kami bertekad menjadi pabrikan mobil premium pertama yang akan mengalihkan semua portfolio kendaraannya ke elektrik,” tegas President and CEO Volvo Car Group Hakan Samuelsson, pada pernyataan resmi di sebuah video, dilansir dari The Guardian.
Menurut CEO dari perusahaan yang sudah berdiri selama 90 tahun tersebut, keputusan besar itu diambil sebagai jawaban Volvo terhadap permintaan market secara global, yang dinilai siap dan antusias terhadap mobil listrik. “Selain itu keputusan ini juga bentuk komitmen kami untuk mengurangi carbon footprint dan kualitas udara yang lebih baik. Kami meyakinkan bahwa masa depan Volvo adalah elektrik,” tambah Samuelsson.
Di samping mempersiapkan lima buah kendaraan full elektrik yang akan dirilis pada periode 2019-2021, Volvo Cars yang sejak 2010 dimiliki oleh Geely Holding Group asal Tiongkok itu juga bertekad meng-inject semua produk terdahulunya dengan teknologi listrik. Dua tahun ke depan, semua produk Volvo Cars dengan mesin konvensional, akan dikombinasikan dengan electric propulsion atau penggerak listrik dalam bentuk plug-in hybrid powertrains.
Samuelsson menambahkan, optimistis Volvo Cars akan teknologi elektrik membuat mereka percaya diri mentargetkan mampu memproduksi satu juta unit, baik twin engine cars (konvensional plus hybrid) atau full elektrik, sampai tahun 2025.
“Era elektriktifikasi akhirnya benar-benar datang. Teknologinya sudah matang, harga sudah tepat, dan konsumen juga siap,” tegas Senior Vice President Research and Development Henrik Green. Henrik menegaskan lagi bahwa semua line up Volvo Cars mulai 2019 akan berbasis elektrik, termasuk jenis twin engine yaitu penggabungan mesin konvensional dan plug in hybrid. Dengan kontribusi sistem elektrik pada mesin, akan membantu mesin konvensional meraih efisiensi bahan bakar.
Disinggung mengenai nasib mesin bensin dan diesel di masa mendatang, Volvo Cars menyatakan bahwa seiring majunya perkembangan mobil listrik, secara otomatis akan menggeser era mesin konvensional.
“Untuk jangka waktu panjang, mesin diesel dan bensin akan menjadi mahal dan semakin mahal. Karena mesin tersebut membutuhkan after treatment yang banyak,” tegas Samuelsson.
Secara tak langsung keputusan Volvo Cars tersebut membawa mereka pada persaingan dengan pabrikan mobil listrik raksasa Tesla. “Mereka adalah kompetitor yang tangguh. Tapi dengan keputusan ini kami bisa menjadi the second premium car maker, yang juga all-electrified,” pungkas Samuelsson.
Tahun 2019 bukan tak mungkin bakal menjadi momentum bangkitnya era mobil listrik. Saat ini seluruh dunia sedang menunggu peluncuran Tesla Model 3, sedan full elektrik besutan Tesla, yang dibanderol seharga sedan premium. Sejumlah pakar memprediksi bahwa Tesla Model 3 dengan harga mulai USD 35 ribu itu bakal sukses besar.
“Sejauh ini belum ada mobil listrik yang menjadi mass market hit, namun kami yakin Tesla Model 3 akan menjadi salah satunya. Ini akan menjadi a game changer seperti perkenalan Iphone 10 tahun yang lalu,” ujar Pengamat Teknologi Senior sekaligus Managing Director of Loup Ventures Gene Munster.
Tesla Model 3 akan resmi diluncurkan pada bulan ini. Sebanyak 30 unit pertama akan diserahkan pada konsumen pada 28 Juli mendatang.
Secara beruntun, bulan Agustus Tesla akan mengirimkan 100 unit dan September sekitar 1500 unit. CEO Tesla Elon Musk menyatakan bahwa produksi akan menyentuh angka 20 ribu unit sampai bulan Desember. (*)
LOGIN untuk mengomentari.