Jakarta (ANTARA News) – Ada yang istimewa dalam peringatan HUT ke-107 Wayang Orang Sriwedari di Gedung Wayang Orang (GWO) Sriwedari, Solo, pada Sabtu malam (8/7). Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko hadir bersama istri Koesni Harningsih. Kebetulan, HUT Wayang Orang Sriwedari bertepatan dengan hari ulang tahun Moeldoko ke-60.
Peringatan HUT Wayang Orang Sriwedari ke-107 ditandai dengan pertunjukan wayang orang dengan lakon Srikandhi-Larasati Kembar. Dimainkan gabungan seniman maestro dan mahasiswa Institut Seni Surakarta (ISI). Sebelum pertunjukan dimulai, terlebih dahulu digelar kirab tumpeng diiringi gamelan jawa.
Kirab dipimpin koordinator Wayang Orang Sriwedari, Agus Prasetyo dengan pakaian beskap Jawa. Diiringi prajurit dan tokoh pewayangan memanggul dua tumpeng. Lengkap dengan lauk pauk sebagai ubo rampe tasyakuran.
Sampai di atas panggung, tumpeng lantas dipotong Wali Kota Surakarta, F.X. Hadi Rudyatmo. Didampingin Jenderal (Purn) Moeldoko dan istri.
Pementasan ini juga wujud syukur ulang tahun Moeldoko ke-60. ”Sebelumnya saya ucapkan selamat kepada seluruh pengurus dan pemain GWO Sriwedari yang sudah berusia 107 tahun. Ini usia yang luar biasa. Kebetulan tanggalnya sama dengan ulang tahun saya. Untuk itulah saya hadir di sini,” ungkap Moeldoko dalam rilisnya yang diterima di Jakarta, Minggu.
Moeldoko berkisah, suatu pagi, ia dan istri, Koesni Harningsih berkunjung ke Museum Sasmita Loka Ahmad Yani Jakarta. Dia menyebut Ahmad Yani merupakan seorang jenderal yang di usia 43 tahun meninggal dunia dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
”Di situ saya merenung. Beliau (Ahmad Yani) di usia 43 tahun sudah meninggal dunia. Berkorban jiwa dan raga. Saat itu saya berkontemplasi. Dikaruniai usia sampai 60 tahun, apa yang sudah Moeldoko berikan untuk negara?” sambungnya.
Di hari ulang tahunnya ke-60, Moeldoko ingin “mangayu bagyo” bersama teman-teman Wayang Orang Sriwedari. Menurutnya, kesenian wayang orang adalah budaya Indonesia yang wajib dilestarikan.
”Tidak perlu merayakan ulang tahun di hotel bintang lima. Lebih baik kita bersenang-senang bersama menyaksikan wayang orang di Sriwedari,” ujarnya yang disambut tepuk tangan riuh ribuan penonton.
Kejadian menarik tersaji saat Moeldoko naik ke atas panggung saat “goro-goro”. Bersama Punakawan, Moeldoko menyanyikan lagu campursari berjudul Perahu Layar. Suara merdu Moeldoko cukup menghibur penonton yang hadir.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2017
Terkait