Massa Sumbar Dicegat Empat Kali
Ratusan ribu peserta aksi 2 Desember (212) bakal memadati kawasan Monas, Jakarta, hari ini. Bahkan, ada yang mengklaim jumlah peserta menembus jutaan. Tadi malam, gelombang massa dari luar daerah terus berdatangan di Jakarta. Mereka langsung menuju Masjid Istiqlal untuk istirahat.
Ada pula yang menginap di masjid-masjid di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. “Kami tahunya dari pesan grup WhatsApp (lokasi penginapan, red),” ujar Firman, peserta aksi dari Poso, Sulawesi Tengah.
Ada juga peserta aksi yang langsung menuju Monas. Mereka menikmati suasana dengan melihat persiapan pengamanan di jantung ibu kota tersebut. “Ingin lihat-lihat saja seperti apa suasana Monas,” ujar Nur Salim, peserta dari Kediri, Jawa Timur.
Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono mengatakan telah menyiapkan berbagai fasilitas untuk para peserta aksi. Di antaranya, air bersih, toilet, serta petugas kesehatan, serta kebersihan. Total, ada 5.000 petugas harian lepas (PHL) yang akan ditugaskan membawa kantong untuk sampah.
“Ada juga petugas on call yang kami siapkan,” katanya. Para peserta aksi akan difokuskan di halaman Monas. Mereka diarahkan masuk dan keluar melalui Jalan Medan Merdeka Barat dan Jalan Medan Merdeka Utara.
Untuk antisipasi, petugas menutup kawasan Tugu Tani agar bisa digunakan menampung peserta aksi yang meluber. Area parkir disiapkan di Lapangan Banteng. Kadivhumas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar menuturkan, personel keamanan yang disiapkan mencapai 22 ribu.
Terdiri atas unsur Polri, TNI, dan Satpol PP. Semua akan mengamankan dengan mengedepankan sikap persuasif. Mereka juga akan ikut beribadah di Monas. “Personel tersebar di pintu masuk, ruas jalan, hingga Silang Monas,” paparnya.
Secara umum, pola pengamanan akan sama dengan aksi 4 November (411). Bedanya adalah ada penambahan jumlah personel dan fasilitas untuk peserta aksi. Personel keamanan di kawasan Monas dipastikan tanpa senjata.
Untuk membuat suasana lebih kondusif, di sekitar Monas disiapkan 40 toilet dan sejumlah tempat wudu. Ada juga mobil ambulans yang disiagakan di sejumlah titik sebagai antisipasi bila ada peserta demo yang kelelahan. “Semua sudah disiapkan,” kata Boy.
Boy menegaskan, izin demonstrasi hanya dari pukul 08.00 hingga 13.00. Peserta aksi diharapkan bisa pulang setelah masa waktu itu habis. “Diprediksi nanti semua selesai sampai pukul 15.00,” terangnya. Boy memastikan tidak ada larangan bagi peserta aksi untuk datang ke Jakarta.
“Tidak ada yang melarang. Hanya, harus menjaga ketertiban dan berhati-hati di jalan,” ujar mantan Kapolda Banten itu.
Sekjen Forum Komunikasi Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Fokal IMM), M Azrul Tanjung mengatakan, secara kelembagaan Muhammadiyah tidak menginstruksikan warganya ikut ke Monas. “Tetapi, juga tidak ada larangan,” katanya setelah diskusi Bedah Kasus Penista Al Quran dan Penghina Ulama di Jakarta kemarin.
Pada aksi 411, warga Muhammadiyah yang ikut sebanyak 38 ribu orang. Nah, untuk aksi 212, tidak kurang dari 100 ribu warga Muhammadiyah siap ikut serta. Bahkan, dia mengklaim peserta aksi 212 bisa mencapai 3 juta orang.
Berkumpulnya orang dengan jumlah besar memang berpotensi memantik hal-hal yang tidak diinginkan. Karena itu, Azrul berharap aparat keamanan tidak terlalu kaku menjalankan aturan. Misalnya, terkait dengan batas akhir aksi pada pukul 13.00. “Peserta aksi pasti butuh waktu untuk meninggalkan Monas. Polisi jangan kaku,” ujarnya.
Salah satu titik kumpul peserta aksi adalah Masjid Matraman. Tokoh Masjid Matraman Ustad Muhammad Munir Mugeni mengatakan, sekitar 15 sampai 20 unit bus dari Palembang akan transit di masjid tersebut. Pun, peserta aksi dari Sumbar, Ambon, Sulawesi, Pontianak, dan Boyolali.
Munir meyakini aksi 212 berlangsung tertib dan damai. Sebab, para peserta aksi membawa aspirasi supaya pelaku pelecehan agama diproses dengan seadil-adilnya. “Ini tuntutan orang Islam. Tidak ada unsur politiknya,” katanya.
Sementara itu, aksi 212 hari ini mengundang perhatian beberapa perwakilan negara asing di Jakarta. Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) memperingatkan warganya untuk menghindari wilayah sekitar aksi. Karena lokasi kedutaan AS yang dekat dengan Monas, mereka menutup layanan hari ini.
“Kemungkinan ada kelompok ekstrem yang memanfaatkan keadaan. Karena itu, Anda harus menghindari area atau kerumunan massa demo.” Demikian pernyataan resmi Kedubes AS.
Hal yang sama dikeluarkan oleh situs smartraveller.gov.au. Situs bantuan konsuler terhadap warga Australia yang tinggal atau sedang berpergian di luar negeri itu menyebutkan adanya aksi demo besar-besaran hari ini. Warga Australia diharapkan meningkatkan kewaspadaan.
“Secara tingkat peringatan tidak ada perubahan. Kami tetap menerapkan status bahaya tingkat tinggi di Indonesia, termasuk Bali,” begitu tercatat dalam situs tersebut. Selain itu, pemerintah Singapura, Malaysia, Jepang, dan Rusia mengeluarkan imbauan serupa.
Massa Sumbar Semangat
Di sisi lain, hambatan demi hambatan terus dialami massa aksi 212 asal Sumbar. Setelah sempat dicegat empat kali selama perjalanan, khususnya kawasan Lampung, kemarin (1/12), mereka sempat tertahan di atas kapal menunju Pelabuhan Merak Banten selama dua jam.
Bahkan sesampai di Jakarta, Masjid Al Bina sejak awal diproyeksi lokasi penginapan rombongan, tiba-tiba dibatalkan sepihak. Wakil Ketua Forum Masyarakat Minangkabau (FMM) Irfianda Abidin menilai, semua ini membuktikan bahwa tidak seiramanya komando kepolisian.
Padahal, Kapolri Jenderal Tito Karnavian sudah menggaransi tidak ada pelarangan ke Jakarta. Meski dihadang, menurut Irfianda, semangat massa asal Sumbar tidak surut. Mereka siap menjadi umat terbaik dengan berjuang ke Jakarta.
“Kita berharap aksi ini dapat dapat berlangsung superdamai dan tidak anarkis,” harapnya. (*)
LOGIN untuk mengomentari.