Anak tak Sekolah, Suami Belum Bisa Bekerja
Kesedihan masih menyelimuti masyarakat Solok Selatan (Solsel), terutama bagi warga yang mendiami empat jorong di Nagari Pakan Rabaa Tengah, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD). Galodo (banjir bandang, red) yang melanda kampung mereka, Kamis (14/9) lalu, membawa duka mendalam.
TUMPUKAN material lumpur dan kayu yang dibawa arus Batang Lolo masih berserakan di Jorong Batang Lolo, Batang Lolo Atas, Bancah Anak Lolo dan Jorong Batu Kulambai, kemarin (19/9) siang. Masyarakat masih dicekam ketakutan, karena hujan kembali turun siang itu.
Wajah-wajah para korban yang terdampak galodo terlihat kusut dan kumal. Tak ada pakaian bersih yang terpasang di tubuh. Pakaian telah dikotori lumpur-lumpur yang datang dibawa arus air bah dan merendam rumah mereka.
Sumber ekonomi yang biasanya digantungkan pada sektor pertanian, kini rusak diterjang galodo. Ekonomi warga lumpuh. Meski tim penanggulangan bencana seperti BPBD, personel Polres Solsel beserta TNI dan relawan dari berbagai organisasi kemanusiaan masih berjibaku menyingkirkan kayu dan lumpur dari rumah-rumah, namun warga masih gusar.
Anak-anak mereka tidak bersekolah, pakaian dan peralatan sekolah ikut dilumuri lumpur, serta ada pula sebagian hanyut terbawa air. Suami mereka belum bisa bekerja, karena sibuk membersihkan rumah sembari memilih harta benda yang masih tersisa.
“Bagaimana kami bisa bekerja, di saat kampung dan rumah kami terendam banjir dan lumpur seperti ini. Lumpur cukup tebal dan kayu yang dibawa banjir masih berserakan di kampung kami,” ungkap Mulyati, warga Batang Lolo Atas ketika ditemui Padang Ekspres, kemarin.
Hati ibu rumah tangga sekaligus petani itu kembali teriris, saat menceritakan bagaimana sawahnya yang baru ditanami rata dihondoh air bah bercampur tanah. Matanya berkaca-kaca melihat bangunan rumahnya sudah berdiri di antara aliran sungai. Dia kembali mencemaskan nasib keluarganya setelah bencana ini.
“Sebelum bencana ini, saya bersama keluarga sudah berencana memanen ikan di kolam sebelah rumah ini dan makan besar. Namun, semua tinggal genangan air yang mengeruh,” ungkap ibu tiga anak itu lirih.
Istri dari Dasril itu menjelaskan, masyarakat di kampungnya banyak bertani. Di sanalah sumber ekonomi warga. Sekarang suaminya bersama warga lain di sekitarnya tidak bisa lagi bekerja.
Wali Nagari Pakan Rabaa Tengah Zulfikar Erawandi mengatakan, di empat jorong yang terdampak banjir, sedikitnya ada 250 kepala keluarga yang menjadi korban. Saat ini, memang tidak ada warga yang bisa bekerja karena fokus menangani bencana.
“Mayoritas penduduk hidup bertani, berkebun, beternak dan berkolam ikan. Kini, semuanya lumpuh. Bahkan, sawah yang tersisa juga terancam tak bisa dipanen akibat sumber irigasi rusak,” bebernya.
Zulfikar menyebutkan, saat ini dia dan warga lainnya hanya mengharapkan bantuan makanan, air bersih termasuk fasilitas kesehatan bagi warga yang sudah mulai diserang berbagai penyakit pascabencana. Sementara itu, pihaknya terus mendata sekaligus membantu membersihkan rumah warga agar bisa cepat ditempati.
Setelah bencana ini, katanya, warga sudah pasti ingin bekerja kembali. Namun, sayangnya itu tidak mungkin bisa dilakukan karena areal persawahan rusak disapu banjir bandang. Irigasi mengairi sawah warga rusak, ditambah lagi kondisi sungai tidak bisa lagi dimanfaatkan karena mengalami pendangkalan dan beralih dari jalur aliran sebelumnya. “Rehabilitasi itu semua membutuhkan waktu yang lama,” imbuhnya.
Pihaknya berharap Pemkab Solsel secepatnya bisa membangun kembali saluran irigasi atau mencarikan solusi lain, agar sawah yang tersisa bisa dialiri air dan warga kembali bertani.
Camat KPGD, Sahrul Munir mengatakan, empat jorong yang dilanda galodo itu merupakan salah satu penghasil gabah untuk memenuhi kebutuhan beras Solsel. “Seiring adanya bencana ini, bisa jadi pasokan beras untuk Solsel dari empat jorong itu terhenti sampai dilakukan upaya penormalan saluran irigasi,” kata Sahrul.
Dia tidak memungkiri bahwa mata pencarian atau sumber ekonomi warga yang menjadi korban banjir bakal lumpuh. Apalagi di empat jorong itu, sedikitnya 138 unit rumah dan 50 hektare sawah rusak dihantam banjir bandang.
Selain itu, sekitar 70 KK warga hidup tanpa penerangan setelah Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) satu-satunya yang menjadi sumber listrik lenyap diamuk galodo.
Sekretaris Kabupaten Solsel sekaligus Komandan Tim Tanggap Darurat Bencana Banjir Bandang KPGD, Yulian Efi, juga memprediksi perekonomian warga akan lumpuh di lokasi itu setelah bencana ini. “Sejatinya 15 persen dari 50 areal persawahan warga yang tertimbun pasir dan lumpur itu, masih bisa dibersihkan dan dimanfaatkan kembali. Hanya, warga yang bergantung dari hasil sawah tentunya akan kesulitan,” ujar Yulian Efi.
Namun demikian, Pemkab Solsel sedang fokus pada masa tanggap darurat dengan membantu pemulihan kondisi daerah tersebut. Pihaknya akan menghimpun bantuan dari berbagai pihak dan mendistribusikannya ke warga korban bencana.
“Hari ini upaya perbaikan saluran irigasi sudah mulai dikerjakan. Namun hal itu belum bersifat permanen, hanya berupa langkah tanggap darurat agar sawah yang tersisa secepatnya bisa dialiri,” ujar Yulian Efi.
Saat ini, katanya, kondisi sudah berangsur pulih. Dapur umum yang dibangun untuk membantu kebutuhan konsumsi korban pun telah ditutup. Akan tetapi, bantuan logistik dan lainnya tetap disalurkan kepada korban bencana. “Kami akan tetap mengontrol kondisi korban, baik kebutuhan termasuk kesehatannya sehingga tidak memunculkan bencana baru secara fisik,” katanya.
Di sisi lain, posko kesehatan yang sebelumnya melayani pemeriksaan kondisi kesehatan telah dialihkan tanggung jawabnya ke bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas induk di masing-masing jorong dan Kecamatan KPGD. “Namun, kami meminta kebutuhan vital bagi warga seperti pasokan air bersih tetap disalurkan. Jangan sampai terputus hingga PDAM yang sebelumnya menjadi sumber pokok air bersih mereka kembali beroperasi dengan lancar,” sebutnya.
Bupati Solsel Muzni Zakaria berjanji akan memenuhi kekurangan yang dialami masyarakat pascabencana. Pemkab akan merangkul berbagai pihak untuk memulihkan daerah yang dihantam galodo, termasuk perekonomian warga. “Pemkab pasti bantu masyarakat kita yang terkena bencana ini,” tegasnya. (*)
LOGIN untuk mengomentari.