in

Nelayan Melihat Pesawat Sudah Meledak di Udara

SAKSI: Heri (kanan) nelayan yang sempat melihat pesawat jatuh saat bersama tim Basarnas Tanjungpinang melakukan pencarian korban pesawat, Sabtu (3/12). f-istimewa/basarnas

Dari laporan yang diterima tim kepolisian, awalnya Heriyanto alias Heri nelayan asal Pulau Mantang Belakang Sidi memancing di perairan Pulau Mensanak, Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga. Daerah itu, merupakan tempat Heri memancing ikan, karena ada rumponnya. Menjelang pukul 10.22, Sabtu lalu, cuaca di perairan Pulau Mensanak hujan dan berkabut.

Tiba-tiba, Heri melihat ada pesawat berkabut hitam menukik ke permukaan laut. Pesawat itu akhirnya meledak di udara sebelum masuk ke dalam laut. Melihat kejadian itu, Heri menginformasikan kepada orangtuanya di Kecamatan Mantang. Kemudian, orangtua Heri memberitahu kepada masyarakat lain, dan pihak kepolisian.

”Kalau dari cerita Heri itu, pesawat diduga meledak di udara, beberapa saat sebelum tiba di laut. Dugaan itu kuat, ketika beberapa organ tubuh yang ditemukan Sabtu lalu, sudah hancur,” jelas AKP Sinurat, Kepala Posko bencana Kijang.

Heri (33) nelayan dimaksud kepada Tanjungpinang Pos mengaku melihat pesawat meledak di langit sebelum sesaat kemudian menghunjam jatuh ke laut.

”Jarak saye dengan pesawat tu sekitar 1,5 mil lah. Api yang saye nampak di sekitar sayap,” kata Heri menjelaskan.

Dia awalnya sempat menduga, suara ledakan yang dihasilkan pesawat adalah bom atau meteor.

”Saya sangke bom rupenye bukan,” ucap dia.

Heri yang menyaksikan kejadian tersebut lantas menghubungi beberapa keluarganya di Pulau Mantang dan beberapa koleganya untuk menyampaikan berita.
M. Amin rekan Heri menyampaikan, awalnya dirinya mengira kawannya tersebut berniat bercanda.

”Saye pikir die (Heri, red) bergurau rupenye hal same juge die kasi tahu dengan keluarge die di rumah. Dari situlah saye percaye,” ujar Amin kepada awak media.

Baik Heri maupun Amin mengaku bahwa cuaca di Sabtu pagi sempat menunjukkan tanda-tanda kurang bersahabat, namun kembali cerah bahkan ketika jatuhnya pesawat baling-baling tersebut langit sudah kembali cerah.

”Kalau penyebabnye cuace, saye tak yakin sebab waktu kejadian itu langit sudah bagus,” kata Heri.

Dari hasil informasi itu, pihak TNI AL, Basarnas dan tim Polda Kepri turun ke lokasi. Beberapa tas, dompet, baret biru dan perlengkapan pesawat sudah ditemukan. Bahkan, beberapa organ tubuh juga ditemukan.

Awalnya, serpihan dan peralatan pesawat, serta organ tubuh yang ditemukan itu akan dibawa ke Posko Kijang. Namun, tim Polda Kepri akhirnya memutuskan, identifikasi dilakukan di lokasi pesawat jatuh. Sehingga tidak jadi dibawa ke Posko Kijang.

”Pak Kapolda Kepri, tim forensik dan kedokteran Polda Kepri turun langsung, dan sudah berada di lokasi pesawat jatuh. Kami di Posko Kijang, menyisir di perairan Mantang dan Bintan Pesisir,” tegasnya.

Selain melakukan penyisiran, speed patroli di bawah komando Iptu Rambe juga menginformasikan kepada masyarakat dan nelayan di Mantang serta Bintan Pesisir, agar melaporkan ke pihak terkait, jika menemukan korban maupun barang atau hal-hal lain, yang berkaitan dengan pesawat jatuh itu.

”Pencarian terus kami lakukan. Sampai Minggu siang ini, belum ada penemuan yang berarti,” tutup Sinurat. Di Posko penangan bencana Kijang disiapkan 3 mobil jenazah, 2 ambulans, kapal patroli dan 30 personel. Selain TNI AL dan Polair Polres Bintan, posko juga dibantu dari Pemuda Panca Marga (PPM) dan ormas Perpat. (fre/cr33)

What do you think?

Written by virgo

Tiga Kantong Potongan Jenazah Dievakuasi

Muslim Jangan Mudah Terkotak-kotak