Bengkulu (ANTARA News Sumsel) – Para nelayan di Kecamatan Kerkap, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, menyiagakan 70 kapal nelayan tradisional untuk menghalau kapal pengguna alat tangkap pukat harimau atau trawl beroperasi di perairan wilayah itu.
“Ada 70 kapal nelayan yang bersiaga untuk menghalau trawl masuk ke perairan wilayah kami,” kata Alam, nelayan tradisional Kerkap saat dihubungi dari Bengkulu, Kamis.
Para nelayan menurut dia, sudah resah dengan operasi kapal pengguna trawl yang beroperasi di wilayah tangkap mereka.
Puncak keresahan tersebut terjadi pada Kamis (1/3) pagi saat puluhan nelayan Kerkap mengejar empat kapal pengguna trawl asal Kota Bengkulu yang menebar jaring di perairan Bengkulu Utara.
“Kami mengejar empat kapal pengguna trawl itu dan hanya berhasil menyita satu unit trawl beserta ikan-ikannya,” kata dia.
Menurut Alam, nelayan pengguna trawl itu menebar jaring di ekosistem karang hanya berjarak dua mil dari tepi pantai.
Tindakan para pengguna trawl tersebut menurut dia tidak lain ingin memancing kesabaran para nelayan tradisional.
“Kami sudah ingatkan untuk menjauh dari perairan Kerkap tapi masih juga beroperasi, berarti memancing emosi nelayan tradisional,” ucapnya.
Sementara suasana memanas terkait penggunaan alat tangkap trawl juga terjadi di perkampungan nelayan Pasar Malabero, Kota Bengkulu.
Para nelayan tradisional mendapat informasi bahwa nelayan pengguna trawl telah keluar dari pintu alur Pelabuhan Pulau Baai.
Mendapat informasi tersebut, warga secara spontan berkerumun di tepi Pantai Malabero dan menyaksikan lima kapal trawl beriringan keluar dari Pulau Baai.
Selang beberapa menit, satu kapal Angkatan Laut menyusul kelima kapal trawl dan menggiring kapal tersebut kembali ke Pulau Baai.