Anggota DPR RI Komisi VI Barat II, Nevi Zuairina pada kegiatan pelatihan E-Ccommerce bagi UMKM yang diselenggarakan Kementerian Koperasi dan UKM di Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman, menyempatkan berkeliling melihat produk-produk UMKM para peserta pelatihan.
Nevi mengatakan, kualitas produk UMKM dari Sumbar sangat khas dan berkualitas. Namun yang perlu dikembangkan adalah teknik pengemasan dan pemasaran hingga ke dunia internasional.
“Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada perubahan tatanan kehidupan sosial serta menurunnya kinerja ekonomi bagi sebagian besar negara di dunia. Perekonomian Indonesia juga mengalami dampak signifikan. Berbagai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merasakan kemacetan bisnis. Tidak sedikit usaha yang jatuh karena lesunya roda perekonomian selama berbulan-bulan. Padahal eksistensi UMKM sangat vital dan harus terus dipertahankan untuk menopang tulang punggung perekonomian nasional, ” jelas Nevi.
Politisi PKS ini mengatakan, UMKM menjadi sangat penting karena pada faktanya merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat.
Kemudian UMKM dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat. Selain itu UMKM mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional.
Legislator asal Sumatera Barat II ini menjelaskan, data Kemenkop mengungkapkan, jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07% atau senilai 8.573,89 triliun rupiah.
Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia meliputi kemampuan menyerap 97% dari total tenaga kerja yang ada serta dapat menghimpun sampai 60,4% dari total investasi.
“Saya menegaskan, bahwa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang merupakan salah satu pilar utama ekonomi nasional harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya. Hal ini sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat. Sehingga semua pihak harus mampu memberikan prioritas perhatian dalam urusan UMKM ini,” tukasnya
Nevi menambahkan, strategi UMKM untuk bertahan di masa pandemi ini sangat penting diperhatikan demi kelangsungan suatu usaha.
Pelaku usaha harus kembali membenahi bisnis yang digeluti dan menjadikan momentum ini untuk menyesuaikan diri dan menemukan inovasi baru dalam menjalankan bisnisnya. Untuk mengakali segala keterbatasan kala pandemi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pelaku UMKM dalam mempertahankan usaha yang telah ada dan mengoptimalkan peluang di tahun 2022.
Hal penting yang mesti diadaptasi maksimal menurut anggota Banggar DPR ini adalah, potensi meraup lebih banyak pelanggan dengan ekosistem digital. Pelaku UMKM akan mendapatkan nilai lebih dari calon pelanggan jika sudah memiliki sosial media dan website sebagai media pemasaran.
Nevi menekankan, bahwa dasar bagi para pelaku UMKM mesti segera Go Digital untuk mendukung faktor pertumbuhan yang lebih cepat. Kecepatan penyebaran informasi saat ini memang menjadi kunci utama dalam hampir setiap bisnis yang ada. Dengan memanfaatkan platform digital secara maksimal maka jumlah orang yang melihat produk dipastikan bakal lebih banyak dan lebih beragam. Alhasil, potensi penjualan bisa semakin besar.
“Inilah beberapa alasan kenapa UMKM harus segera mentransformasikan budaya marketing konvensional nya kepada integrase digital melalui berbagai kanal atau platform e-commerce. Sehingga eksistensi dan percepatan pertumbuhan UMKM bisa diwujudkan, UMKM dapat bertahan serta terus menunjukkan progresifitas ikhtiar untuk menjadi UMKM yang Go Internasional di tahun-tahun yang akan datang,” kata Nevi Zuairina.(rel)
===