in

Nofweni, Pendiri PKBM DICIZA di Kota Padang

Berdayakan Anak Putus Sekolah 

Di sela-sela kesibukannya sebagai guru, Nofweni  masih menyempatkan diri memberdayakan anak-anak putus sekolah di tempat tinggalnya. Dia juga memberikan pelatihan kalangan masyarakat untuk meningkatkan taraf kehidupan keluarga secara gratis.

Seorang wanita terlihat mengajarkan anak-anak belajar tata boga. Dengan sabar perempuan tersebut mengajar satu persatu anak-anak tersebut tentang teknik membuat kue yang benar dan bisa menjadi sumber mata pencarian. Sesekali, dia menyemagati anak didiknya untuk tak lekas menyerah dengan hasil karyanya. 

Dia terus membakar semangat anak didiknya untuk mencoba dan tak takut gagal. Anak- anak tersebut kembali bersemangat belajar membuat kue. 

Anak- anak belajar tata boga bukan di sekolah, namun di bangunan samping rumah milik Nofweni. Bangunan itulah yang jadi tempat Nofweni berbagi ilmu dengan masyarakat sekitar. 

Nofweni mendirikan pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) DICIZA di Tarok Balaibaru, Keluruhan Gunungsarik, Kecamatan Kuranji, Padang. Nofweni sangat ingin berbagi pengalaman yang dimilikinya untuk membantu masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya dengan membuka sejumlah pelayanan.

Mulai dari bimbingan belajar tingkat sekolah dasar dan sekolah menegah pertama (SMP), buku bacaan, keterampilan boga, keterampilan hotel, keterampilan menjahit pakaian, bimbingan belajar materi perhotelan dan melaksanakan remedial bagi siswa yang mengalami masalah belajar. 

“Sebagai seorang guru, saya selalu punya keinginan mengabdikan diri bagi masyarakat. Saya terenyuh, saat ada anak putus sekolah. Kemudian terlintas dalam pikiran, bahwa saya masih bisa membantunya. Dengan membantunya, mereka bisa mengikuti ujian paket. Di samping itu, saya membantunya untuk mandiri dengan mengajarkan mereka keterampilan,” jelas Ketua Program Jurusan Perhotelan SMKN 9 Padang ini. 

Nofweni mengatakan, bagi anak-anak yang datang ke PKBM akan dibantunya, sesuai keinginan dari anak tersebut. Sebab, di PKBM itu, ada sejumlah pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. 

“Bagi yang ingin belajar boga diberikan pelatihan boga, dan yang ingin belajar jahit diberi pelatihan jahit. Bagi anak-anak yang bermasalah dalam belajar, akan dibantu menyelesaikan masalah belajarnya,” ucapnya. 

Perempuan yang sedang menyelesaikan tesis di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Jakarta ini, sasaran programnya adalah anak-anak yang menganggur, tidak melanjutkan ke tingkat SMA atau tidak kuliah karena masalah ekonomi, ibu rumah tangga produktif dan keluarga tidak mampu.

PKBM DICIZA didirikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mengembangkan kemampuan dan keterampilan warga belajar, solusi pemecahan masalah siswa SD dan SMP untuk mengerjakan PR yang diberikan guru di sekolah. 

“Saya juga mengajak anak- anak saya aktif di PKBM DICIZA. Saya tak ingin ilmu yang mereka dapatkan hanya bisa bermanfaat buat diri sendiri, namun juga bermanfaat buat orang lain. Saya mengajarkan anak saya tak pelit berbagi ilmu,” tuturnya.

Nofweni menuturkan, PKBM miliknya sudah memiliki izin Dinas Pendidikan Kota Padang sejak tahun 2014. Di PKBM tersebut banyak anak-anak  yang datang untuk belajar matematika. “Jumlahnya sekitar 50 orang sejak PKBM berdiri,” ucapnya.

Nama PKBM DICIZA diambilnya dari nama ketiga anaknya, yakni Ainul Mardiah Novrita (Diah) Rezki Athari Novrita (Cici) dan Fathin Zakiah Novrita. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Tuntaskan Sembilan Tapal Batas Tahun ini

Pengantar Presiden Joko Widodo pada Rapat Terbatas mengenai Perkembangan Pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Jakarta dan Palembang, 6 Februari 2017, di Kantor Presiden, Jakarta