JAKARTA, METRO–Mabes Polri resmi menutup operasi pengamanan natal 2022 dan tahun baru 2023 atau nataru bertajuk Operasi Lilin 2022. Dari awal sampai terakhir operasi digelar, kondisi wilayah Indonesia relatif kondusif.
“Secara umum situasi kamtibmas baik pada saat pelaksanaan natal pada 25 (Desember) lalu, situasi Alhamdulillah berkat kerja sama seluruh stakeholder lainya, Polri, TNI, lainya berjalan dengan sangat kondusif, aman, tidak ada gangguan kamtibmas yang berarti utamanya aksi terorisme yang diprediksi dikhawatirkan bisa saja terjadi,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo di Gedung NTMC Polri, Cawang, Jakarta, Selasa (3/1).
Pada malam pergantian tahun situasi kamtibmas juga tidak ada peristiwa menonjol. Seluruh Polda menyatakan kondisi aman dan terkendali.
“Malam pergantian tahun juga alhamudlillah situasi kamtibmas dari 24 Polda dilaporkan ke posko cukup kondusif, tidak ada gangguan kamtibsmas,” jelasnya.
Terkait dengan bencana alam yang terjadi saat Operasi Lilin berlangsung, Polri dibantu stakeholder terkait juga bisa mengatasi kondisi darurat tersebut. “Begitu juga bencana alam bisa tertangani cukup baik oleh Pemda, TNI, Polri, BNPB, Basarnas serta masyarakat sendiri bahu membahu,” jelas Dedi.
Sementara itu, Kakorlantas Polri Irjen Pol Firman Shantyabudi mengatakan, Operasi Lilin 2022 berjalan dengan aman dan tidak ada gangguan dalam bidang lalu linta. Distribusi BBM juga bisa dikendalikan.
“Secara umum target tercapainya kamseltibcarlantas seluruhnya relatif terltib, aman. Distribusi BBM juga kita temukan adanya kelangkaan,” pungkas Firman.
Menurut Firman, pihaknya mencatat kenaikan angka kecelakaan lalu lintas sepanjang libur natal 2022 dan tahun baru 2023 atau Nataru. Kenaikan tersebut mencapai 11 persen dibanding mudik Nataru 2019.
“Dalam 11 hari operasi kita laksanakan kemarin yang cukup menonjol di bidang pergerakan masyarakat di jalan, jumlah kecelakaan memang naik 11 persen dibandingkan 2019,” kata Firman.
Firman menyebut, perbandingan dilakukan dengan data 2019 karena waktu tersebut belum ada pandemi Covid-19 dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Setelah berjalan 2 kali pada 2020 dan 2021, PPKM akhirnya resmi dicabut menjelang periode Nataru.
“Kita bandingkan dengan perbandingan ini karena 2019 belum terjadi pandemi Covid. Kita lakukan dengan tahun tersebut itu ada kenaikan 11 persen,” jelas Firman.
Terkait angka korban meninggal dunia, Firman menyebut pada tahun 2022 menurun 40 persen dibanding tahun 2019. Sedangkan korban luka berat turun 19 persen, dan luka ringan turun 5 persen. “Kita bersyukur masyarakat bisa melaksanakan kegiatan ini dengan baik,” pungkas Firman. (jpg)