Tapi Harus Siap-siap Kehilangan Poin
Operator kompetisi, PT LIB (Liga Indonesia Baru) tidak mau reaksioner dengan tuntutan yang dilancarkan oleh mayoritas klub Liga 1. Bahkan, ancaman dari para klub yang tergabung dalam Forum Klub Sepak Bola Profesional Indonesia itu untuk mogok sementara dari kompetisi bila tuntutan mereka tidak terpenuhi, pun ditanggapi dingin oleh operator.
“Kami tidak mau berpolemik dan mencipatakan kegaduhan dalam sepak bola tanah air. Tapi, kalau mereka mengancam untuk mogok dari kompetisi, silahkan saja mogok,” kata Berlinton Siahaan, direktur utama PT LIB. “Tapi ingat, klub juga harus sadar bahwa ada sejumlah konsekuensi yang harus mereka hadapi di kemudian hari,” tegasnya saat jumpa pers di Jakarta, kemarin (5/9).
Dia lantas menjelaskan, sebagai operator, mereka akan tetap menjalankan kompetisi sesuai schedule yang sudah mereka susun sejak awal. Artinya, bila ada klub yang akhirnya benar-benar mogok kompetisi dan enggan menjalankan pertandingan, maka secara otomatis regulasi kompetisi akan diberlakukan.
Menurut dia, apa yang dituntut oleh mayoritas klub tersebut sangat tidak beralasan. Sebab, selama ini, hampir semua kebutuhan dan hak klub sudah mereka penuhi. Kata Berlinton, sampai saat ini saja, setiap klub peserta kompetisi kasta tertinggi tanah air itu sudah menerima kurang lebih Rp 5 miliar dari total Rp 7,5 miliar dana subsidi dari mereka.
“Jadi, kalau ada klub yang tidak bertanding, maka poin mereka kosong, itu saja,” papar pria asal Medan, Sumatera Utara itu. Seperti diketahui, dua hari lalu, 15 klub Liga 1 menuntut operator kompetisi melakukan transparansi, salah satunya terkait sumber keuangan. Dan, bila tuntuan itu tidak terjawab 14 hari kedepan, mereka mengancam untuk mogok bertanding.
Para klub tersebut adalah Arema FC, Persela Lamongan, Gresik United, Sriwijaya FC, Madura United, Persipura Jayapura, Perseru Serui, Borneo FC, Barito Putera, Mitra Kukar, Persija Jakarta, Semen Padang, PSM Makassar, Persiba Balikpapan dan Bhayangkara FC. Sementara 3 klub yang belum bergabung, adalah PS TNI, Persib Bandung dan Bali United.
Hanya saja, tidak mau tuntutan klub tersebut menjadi kegaduhan sepak bola nasional, Berlinton menegaskan, mereka segera menyediakan forum khusus untuk melakukan pertemuan dengan para pemilik klub untuk menyelesaikan masalah tersebut. “Toh selama ini kami tidak pernah terlambat memenuhi hak klub. Jadi, kami ingin diskusi dengan mereka, sebenarnya ada masalah apa ini,” papar dia.
Sebelumnya, Gede Widiade, Ketua sekaligus juru bicara forum klub profesional itu, mengatakan, apa yang mereka sampaikan ke publik dua hari lalu itu adalah hasil dari kajian dan diskusi. Kesimpulannya, mereka menilai operator kompetisi terindikasi melakukan pelanggaran perjanjian atas komitmen bersama dengan klub di awal kompetisi.
”Sebenarnya kegiatan biasa antara operator dengan klub. Garis besarnya, awal kompetisi ada pertemuan pemilik klub dengan operator. Nah, kami berharap, ada komitmen awal yang terlihat bagus mengenai transparansi, masalah legal serta aspek bisnis serta penugasan wasit asing yang tidak transparan,” kata Gede yang juga Direktur Utama Persija Jakarta itu. (*)
LOGIN untuk mengomentari.