in

Padang-Bukittinggi Lumpuh, Tol Harga Mati: Silaiang Longsor, Air Terjun Meluap

BERJIBAKU: Petugas membersihkan dan mengevakuasi material
longsor yang terjadi kawasan Silaiang, Jorong Airmancur
Kenagarian Singgalang, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanahdatar,
kemarin. Longsor tersebut menutup akses jalan utama Padang- Bukittinggi sekitar 10 km.(YUWARDI/PADEK)

Arus lalu lintas Padang-Bukittinggi lumpuh total. Buntut, banjir diikuti longsor melanda kawasan Silaiang, Jorong Airmancur Kenagarian Singgalang, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanahdatar, kemarin (21/2). Percepatan penyelesaian jalan tol Padang-Pekanbaru diyakini menjadi solusi persoalan ini.

Paling tidak kali ini ada empat titik longsor hingga mengakibatkan arus lalu lintas Padangpanjang menuju Padang lumpuh total sejak pukul 14.00. Pantauan Padang Ekspres di lokasi, titik pertama longsor terlihat hanya berjarak sekitar 200-300 meter dari gerbang batas kota (jembatan kembar) Padangpanjang.

Di lokasi tersebut, material longsor berupa tanah dan bebatuan kecil tidak sampai menutup akses. Material dengan cepat dapat dievakuasi satu unit wheel loader yang turut dibantu personel dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padangpanjang.

Namun, longsor terparah terlihat di tiga titik lainnya yang berjarak masing-masing hanya 100 meter ke titik lainnya. Di lokasi longsor kedua, tampak material berupa tanah dan bebatuan sebesar kepala orang dewasa menutupi hingga seluruh badan jalan. Terparah di titik ketiga, longsor juga menumbangkan sebatang pohon berukuran besar yang cukup sulit dievakuasi.

Yusrizal salah seorang personel siaga bencana BPBD Padangpanjang, mengaku dirinya bersama 10 personel lainnya berupaya kuat didukung tiga unit mesin chainsaw. Bantuan dari masyarakat diakuinya cukup membantu proses pemotongan pohon sebesar duakali pelukan orang dewasa itu.

“Material longsor di titik ke tiga ini disertai sebatang pohon besar yang cukup memakan waktu untuk memotong agar memudahkan proses evakuasi menggunakan loader. Parahnya, pohon besar ini sebagiannya juga tertimbun material tanah, sehingga pemotongan harus bergantian dengan upaya menyingkirkan tanah,” bebernya disela loader bekerja.

Kasat Lantas Polres Padangpanjang Iptu Aldy Lazzuardi memperkirakan sebelum pukul 14.00 di sekitar daerah tersebut diguyur hujan cukup lebat. Pada peristiwa itu dikatakannya, terdapat satu unit mobil masyarakat yang terdampak material longsor.

“Pada pukul 14.00 personel kita meluncur ke sini, jalur lalu lintas sudah terkunci total. Informasinya satu unit mobil ada yang terkena longsor, namun tidak ada informasi yang membahayakan,” jawab Aldy.

Kapolres Padangpanjang AKBP Donny Bramanto didampingi Kabag Ops Kompol P Simamora di lokasi kejadian mengimbau masyarakat pengguna jalan rute Silaiang untuk berhati-hati di saat musim hujan seperti saat ini.

“Kawasan ini memang sangat rawan terjadinya bencana longsor. Karena itu kami mengimbau agar masyarakat pengemudi yang melewati rute ini agar memastikan kondisi kendaraan dalam keadaan baik dan tetap waspada saat melintas ketika hendak menuju Padang atau sebaliknya,” imbau Donny saat itu.

Soal meluapnya debit Air Terjun Lembah Anai, Donny mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa kawasan tersebut tidak dapat dilalui kendaraan. Demikian juga kondisi kawasan objek wisata pemandian Mega Mendung, juga terdampak meluapnya sungai yang terdapat di belakang pemandian tersebut.

“Persis kondisinya belum dapat kita ketahui, namun luapan sungai yang berada di belakang objek tersebut telah meluap menggenangi hampir merata,” sebut Donny.

Namun, sekitar pukul 21.30 kondisi sudah mulai ke arah normal. Arus lalu lintas di jalan utama Padang-Bukittinggi itu sudah bisa kembali dilalui. Hal tersebut diungkapkan Kalaksa BPBD Tanahdatar, Yusnen.

“Sempat terjadi kemacetan sekitar 10 km akibat adanya longsor dan banjir tersebut. Sekitar pukul 21.30, sudah bisa lewat dengan kondisi padat merayap,” ucapnya.

Pemerintah Diminta Bijak

Terpisah, Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumbar Wengki Purwanto menilai, meluapnya air Lembah Anai karena rusaknya ekosistem dari hulu maupun hilir. Hal ini disebabkan bukan dari faktor alam biasa namun lebih karena campur tangan manusia yang ada di dalamnya.

Meluapnya air disebabkan juga faktor dari sungainya. Apakah itu, tumbuhan penahan air di sungai mulai berkurang karena banyaknya penebangan pohon sembarangan atau bahkan banyaknya masyarakat yang mengambil batu di area sungai sehingga menyebabkan keseimbangan ekosistem terganggu.

Ia juga menyebutkan, di Lembah Anai seringkali terjadi luapan air yang cukup besar disebabkan karena perubahan iklim maupun hal-hal lainnya. Selain itu, setiap tahun terjadi luapan air yang begitu besar. Bisa saja dalam setahun tiga hingga lima kali.

Pengamat lingkungan dari Universitas Negeri Padang Indang Dewata mengatakan, selain faktor ekosistem yang terganggu, pemerintah juga belum bisa menjalankan serta memberikan izin pendirian usaha dengan bijak.

“Luapan air di Lembah Anai ini disebabkan oleh terganggunya ekosistem yang ada di lokasi tersebut. Salah satunya disebabkan karena kondisi pepohonan yang ada di area sungai yang sudah mulai sedikit atau bahkan tidak ada lagi untuk menahan air sungai tersebut. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya luapan air yang begitu besar menuju ke hilir dari aliran air yang ada di sungai,” katanya.

Banyaknya pembangunan di sekitar area tersebut, sambungnya, adalah salah satu penyebabnya. Hal ini mencerminkan bahwa pemerintah belum bisa mengambil keputusan dengan bijak dalam memberikan izin pembangunan maupun izin usaha.

“Dengan banyaknya pembangunan di area lokasi tersebut, hal ini mencerminkan adanya kebijakan pemerintah yang gagal dalam memberikan izin pembangunan maupun izin usaha sehingga masyarakat bisa seenaknya membangun tanpa memperhatikan kondisi ekosistem dan juga dampak yang ditimbulkan dalam pembangunannya,” katanya.

*Tol Padang-Pekanbaru Jadi Solusi*

Sementara itu, dosen Teknik Sipil Unand Dr Febrin Anas Ismail melihat, kerap berulang terputusnya jalur lalu lintas Padang-Bukittinggi mesti segera dicarikan solusi. Bukan apa-apa, jalur lalu lintas Padang-Bukittinggi termasuk jalur terpadat dilewati kendaraan kendaraan.

“Bila arus lalu lintas kerap terganggu seperti sekarang, jelas membawa kerugian besar bagi masyarakat. Karena, jalur ini termasuk vital dilewati. Bukan hanya arus kendaraan menuju Bukittinggi atau Padang. Namun, pengantar pasokan sembako,” ujar dia.

Dirinya melihat, solusi permanen menyelesaikan persoalan ini adalah mempercepat pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru. Pemerintah bersama forkopimda harus lebih serius menyelesaikan masalah ini. “Rampungnya peraoalan ini, bisa membantu banysk pihak,” ujar dia. (wrd/jup/cr5)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Tiga Polres di Sumbar Raih Penghargaan Pelayanan Prima

Kapolda Sumbar Tangkap Tangan 10 Mobil Pelansir BBM Bersubsidi di SPBU