in

Padangpanjang Raih Swasti Saba Wistara 7 Kali  Berturut-turut

REWARD: Pj Wali Kota
Padangpanjang, Sonny
Budaya Putra saat
menerima penghargaan
Swasti Saba Wistara di
Grand Ballroom Hotel
Kempinski, Jakarta,
Selasa (28/11) malam.(PEMKO PADANGPANJANG FOR PADEK)

Kota Padangpanjang untuk ketujuh kalinya secara berturut menerima penghargaan Swasti Saba Wistara dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Kota kecil berhawa sejuk itu menjadi satu-satunya daerah di Sumatera yang menerima penghargaan itu hingga tujuh kali berturut-turut.

Penghargaan yang diterima Penjabat (Pj) Wali Kota Padangpanjang, Sonny Budaya Putra di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa (28/11) malam, diserahkan Sekjen Kemendagri, Suhajar Diantoro. Kota Padangpanjang salah satu dari 27 kabupaten dan kota penerima penghargaan Kota Sehat dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Pj Wali Kota Sonny Budaya Putra mengatakan, penghargaan dari Kemenkes tersebut merupakan bentuk apresiasi terhadap kepala daerah, yang dinilai telah berhasil melaksanakan beberapa tatanan kawasan sehat.

“Seperti disampaikan Pak Menteri, kesehatan jadi titik tolak pembangunan manusia di masa datang. Penghargaan ini sebagai bukti hasil kerja keras pemerintah daerah dalam tatanan sehat di daerah masing-masing, Termasuk Pemko Padangpanjang, meski menghadapi kendala di masa pandemi Covid-19 tahun lalu,” beber Sonny.

Terkait capaian besar tersebut, Sonny mengaku sangat berbangga dan bersyukur serta mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam mensukseskan program Kota Sehat di Padangpanjang.

“Mempertahankan predikat Kota Sehat Swasti Saba Wistara yang ketujuh ini merupakan hal yang tidak mudah.Perlu komitmen dan kerja sama pihak terkait dalam mewujudkannya. Ke depan kita akan terus berusaha agar program ini bisa berkesinambungan. Sehingga dapat kembali meraih kategori Wistara selanjutnya,” pungkasnya.

Sementara Ketua Forum Kota Sehat Padangpanjang, Hariyanto mengaku penghargaan kali ini berhasil diraih dengan memenuhi indikator sebanyak 9 tatanan yang berbeda dari tahun sebelumnya.

Tatanan pertama itu yakni, kehidupan masyarakat sehat mandiri yang telah diterapkan dalam kebijakan pemerintah seperti Germas, ibu hamil, stunting, kematian bayi, dan gizi. Kemudian indikator pemukiman, berkaitan dengan representasi pengelolaan sarana prasarana umum, lingkungan, pemukiman, air minum, limbah dan sampah.

“Indikator ketiga tentang satuan pendidikan, yang berkaitan dengan penyelenggaraan sekolah ramah anak, sekolah sehat, adiwiyata dan fasilitas sarpras pendidikan. Berikutnya indikator pasar, yang berkaitan dengan tata kelola kawasan, dimana di padangpanjang telah terkonsentrasi per komiditi,” beber Anto melalui selularnya.

Tatanan kelima dikatakannya, yakni indikator pariwisata yang berkaitan dengan destinasi wisata, sarpras pendukung seperti kuliner, transportasi, keselamatan kunjungan wisata. Selanjutnya indikator perindustrian dan perkantoran, tentang jaminan ketenagakerjaan yang sudah mendekati 100 persen, perhatian UMKM wujud adanya rumah BUMN dan Rumah Wira Usaha. Perkantoran ramah anak, lansia dan ramah disabilitas.

Kemudian, tatanan tertib lalin dan pelayanan transportasi, indikatornya berupa ketersedian rambu-rambu dan sarpras pejalan kaki yang ramah pejalan kaki, memiliki UPT pengujian kendaraan bermotor yang berkaitan dengan pengawasan kelayakan jalan kendaraan dan ramah lingkungan terkait emisi gas .

“Tatanan berikutnya kehidupan sosial sehat, yang dilihat dari ketersediaan DTKS, dan penanganan kesejahteraan sosial secara umum serta keterlibatan peran anak seperti duta genre dan forum anak. Terakhir tatanan pencegahan dan penanganan bencana, mulai dari sosialisasi tanggap bencana, pelatihan, unit darurat tanggap bencana, kelompok siaga bencana di setiap kelurahan. Kerja sama antar daerah tetangga dalam penanganan bencana,” pungkas Anto. (wrd)

What do you think?

Written by Julliana Elora

SMP Negeri 1 Payakumbuh, Ada Rasa Bangga Menjadi Seorang Guru

Artis senior Kiki Fatmala meninggal dunia