MEDAN ( Berita ) :Pengamat Komunikasi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Joko Susanto, berharap dalam menghadapai pestademokrasi mendatang,partai politik (Parpol) sebaiknya memberi contoh kepada rakyat bahwa partai adalah organisasi bermartabat, memiliki prinsip kejujuran dankehormatan. “Parpol harus mampu membangun komunikasi jujur,satu kata dan perbuatan kepada rakyat.
Bukan menjadikan pimpinan birokrat (kepala) daerah sebagai mesin politik untuk memenangkan kandidat tertentu. Hal itu akan membuat Parpol tersebut disegani dan dihormati serta dipilih oleh rakyat,” kata Joko Susanto, ketika dihubungi Wartawan, Senin (13/11).
Karena itu, jika ada pimpinan Parpol menyerukan dan meminta agar kepala daerah memenangkan salah satu calon kepala daerah, menurut Joko Susanto, sangat tidak etis,bahkan terkesan mengabaikan ketentuan yang ada.
Sebelumnya media massa memberitakan, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, saat menyampaikan pidatonya pada acara di Lapangan Merdeka,Medan, Minggu (12/11), meminta semua kepala daerah bersinergi agar Gubsu Erry Nuradi,yang juga Ketua Partai Nasdem Sumut, terpih kembali dalam Pilgubsu 2018.
Menanggapi Hal ini, Joko Susanto, mengatakan kalau benar Surya Paloh, selaku pimpinan partai menyampaikan hal itu, maka kurang elegan. ‘’Karena semua tau kalau birokrat itu netral, bukan berpihak. Undang-undangnya jelas mengatur tentang itu,” sebutnya.
Menurut Joko Susanto,Parpol harus mengajarkan bahwa bernegara itu adalah perwujudan cita-cita bersama bangsa, bukan semata-mata alat politik berupa perburuan kekuasaan. Apalagi melakukan perburuan kekuasaan dengan menabrak aturan, maka sangat tidak baik. “Jika ingin mengam-bil simpatik rakyat, elit Parpol harus menjaga prilaku dan konsistensi, antara ucapan,”sarannya.
Menurutnya, kalau elit Parpol terus mempertontonkan hal-hal tidak etis, maka kepercayaan rakyat akan semakin pudar. Rakyat semakin apatis terhadap Parpol.Karena itu, kata Joko Susanto, menghadapi pesta demokrasi ini, pimpinan, elit Parpol dan Balon kepala daerah harus bisa membangun komunikasi elegan dan bermartabat dengan rakyat. Jika tidak, maka pandangan masyarakat terhadap politik akan sedemikian negatif.
Padahal, sambungnya,politik tidaklah seburuk yang dibayangkan dan dirasakan publik . Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.
Dia mengakui, setiap Pilkada, kehadiran calon petahana selalui menjadi persoalan tersendiri. Sebab, posisi birokrasi dan PNS seperti buah simalakam. Karena tidak jarang mereka digunakan sebagai mesin politik, sedang peraturan yang ada tidak membenarkan itu. “Bi-rokrat dan PNS tidak boleh dija-dikan sebagai mesin politik un-tuk memenangkan seseorang,”tegas Joko Susanto. (WSP/m49/I)