Film dengan tema filosofis bahwa cinta akan mengalahkan segalanya, termasuk kebencian, barangkali merupakan hal yang lumrah pada dunia perfilman, namun “Patriot Day” berhasil menggabungkan semuanya secara efektif dalam tragedi pengeboman di ajang Boston Maraton 2013.
Sebagaimana telah tercatat dalam tinta sejarah, pada 15 April 2013, sebuah bom yang dimasukkan dalam “pressure cooker” atau semacam panci masak meledak di dekat garis finis penyelenggaraan salah satu lomba maraton historis di Negeri Paman Sam tersebut.
Ledakan yang terjadi di tengah kerumunan orang tersebut mengakibatkan tiga orang meninggal dunia dan hingga 264 orang lainnya mengalami luka-luka. Aksi kebiadaban yang segera membuat berbagai lembaga aparat keamanan di AS segera berupaya mencari tahu pelakunya.
“Patriots Day” yang berdurasi 133 menit itu diambil berdasarkan isi buku “Boston Strong”, yang ditulis oleh penulis Casey Sherman dan jurnalis veteran di Boston, Dave Wedge.
Awal film itu memaparkan sosok Tommy Saunders (Mark Wahlberg), seorang polisi yang merupakan bagian dari reserse kriminal, tetapi dalam Boston Maraton dijadikan sebagai pengawas keamanan.
Selain Tommy, juga diperkenalkan lainnya sejumlah warga yang tampaknya tidak terkait satu sama lain, namun tentu saja seiring dengan waktu memiliki keterikatan terkait dengan peristiwa tragedi yang telah dipaparkan.
Dua tokoh dalam film tersebut yang diperankan dengan baik oleh para aktornya dan relatif sangat mencuri perhatian adalah kedua sosok sang pengebom, yaitu Tamerlan Tsarnaev (diperankan Themo Melikidze), dan Dzokhar Tsarnaev (Alex Wolff).
Tamerlan dan Dzokhar adalah dua kakak-beradik yang bersama-sama sejumlah anggota keluarganya berasal dari Chechnya dan berhasil meraih status kewarganegaraan AS pada tahun 2012 setelah satu dekade tinggal di sana.
Tamerlan adalah merupakan sosok petinju yang menurut aparat keamanan AS, mulai dipengaruhi pemikiran keekstreman sejak 2009, serta diketahui termasuk dalam daftar pengawasan FBI sejak sebelum pengeboman.
Themo Melikidze, sebagai seorang aktor baru, berhasil memerankan watak seseorang yang bengis, narsistik, mau menang sendiri, serta tidak punya rasa humor.
Tamerlan, dalam dunia nyata juga sebagaimana digambarkan di “Patriots Day”, menikahi warga kulit putih AS, Katherine Russell (diperankan aktris Melissa Benois).
Tengok dialognya bersama-sama dengan sang kakak saat membahas peristiwa 911 di dalam mobil yang dibajak oleh mereka berdua dari seorang warga Tionghoa, Dun Meng (Jimmy O Yang).
Semangat Boston
Isi dari keseluruhan film tersebut tidak hanya berkutat di perjalanan dua orang teroris tersebut, tetapi lebih banyak mengungkapkan kisah sejumlah warga masyarakat di Boston yang terdampak oleh pengeboman tersebut, dan bagaimana mereka berhasil memiliki semangat kuat untuk mengatasinya.
Sejumlah korban yang ditampilkan antara lain seperti pasangan suami-istri Patrick Downes (Christopher OShea) dan Jessica Kensky (Rachel Brosnahan).
Selain itu, diceritakan pula mengenai sosok yang baru berusia delapan tahun, yang jenazahnya tidak boleh dipindahkan oleh FBI untuk beberapa lama dalam rangka mencari jejak residu dalam bom yang telah meledak.
Selain bocah yang bernama Martin William Richards, korban tewas lainnya termasuk Krystle Marie Campbell (29), manajer restoran, dan Lu Lingzi (23), mahasiswa pascasarjana dari Republik Rakyat China.
Korban tewas lainnya termasuk Sean A Collier (27), satpam institut pendidikan MIT yang tewas ditembak oleh Tamerlan agar Dzokhar dapat mengambil pistol yang dipegang Sean, meski upaya merebut pistol itu gagal dilakukan.
Tidak hanya di Boston, dalam film tersebut juga disebutkan perjuangan sejumlah tokoh, termasuk petugas kepolisian, yang berasal dari Watertown, kawasan suburban di luar kota Boston, lokasi tempat pemburuan Dzokhar yang berhasil kabur.
Dalam film yang memiliki waktu tayang lebih dari dua jam itu, penonton berhasil dikocok emosinya sehingga tidak menyadari bahwa durasi film tersebut relatif lumayan panjang.
Sang sutradara, Peter Berg, memang beberapa kali menghasilkan karya film terkait peperangan seperti “The Kingdom” (2008) dan “Lone Survivor” (2013), sehingga gambar rangkaian aksi juga tidak asing bagi dirinya.
Selain film perang, Peter Berg juga menyutradarai film bencana “Deepwater Horizon” (2016), yang juga dinilai sukses membawakan film yang dipenuhi oleh istilah-istilah teknis mengenai pengeboran minyak, menjadi cerita yang lebih mudah dicerna penonton.
Begitu pula dengan “Patriots Day”, yang dinilai berhasil membawakan sebuah kisah perburuan teroris yang digabungkan dengan semangat melawan kebiadaban dan kejahatan, yang dilandasi dengan pemikiran bahwa segala sesuatu sebenarnya bisa takluk oleh cinta, tanpa jatuh pada kecengengan.
Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © ANTARA 2017