Jakarta (ANTARA News) – Pelatih ganda putra Pelatnas PBSI Cipayung Herry Iman Pierngadi angkat bicara soal para pemainnya, khususnya ganda putra, di turnamen bulu tangkis Korea Terbuka 2017 yang dinilai gagal memenuhi ekspektasi publik Indonesia.
Dari tiga pasangan yang diturunkan, capaian terbaik itu diperoleh pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon sebagai runner up turnamen, sementara dua wakil lainnya, Berry Angriawan/Hardianto dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto harus tersungkur di putaran pertama.
“Target awal, memang sampai final untuk Kevin/Marcus. Kemudian sampai di final, ini bukan alasan ya, tapi kondisi mereka memang menurun yang akhirnya cara mainnya Kevin/Marcus juga tidak seperti yang lalu-lalu, kualitas menyerangnya kurang maksimal, kira-kira kondisi mereka 60-70 persen,” kata Herry dalam keterangannya, Jakarta, Senin malam.
Kevin/Marcus sendiri hanya menjadi peringkat dua selepas di partai final harus mengakui keunggulan Mathias Boe/Carsten Mogensen 19-21, 21-19, 15-21, yang merupakan kekalahan yang keempat dalam lima kali pertemuan.
“Sebenarnya dari semifinal kondisi mereka sudah kelihatan menurun, kualitas pukulannya, terutama saat melakukan smash kelihatan sekali. Memang hasil terbaik mereka ya sampai final, tapi juga harus diakui, pemain Denmark ini mainnya rapi banget, tenang dan jarang membuat kesalahan. Kalau ketemu Boe/Mogensen, kualitas menyerang kita memang harus bagus. Karena kalau tanggung-tanggung sulit buat menang,” ujar Herry.
Selain masalah kondisi tersebut, Herry menyebut pasangan terbaik Indonesia tersebut tidak memiliki masalah non teknis saat berhadapan dengan Boe/Mogensen.
“Dari segi bertandingnya saya nilai mereka cukup baik. Tidak ada tegang yang jadi kendala mereka,” tutur.
Usai Korea Terbuka, Kevin/Marcus akan melanjutkan perjalanannya ke Jepang Terbuka 2017, namun Herry mengatakan tak ingin memberikan beban khusus kepada pasangan nomor tiga dunia ini.
“Untuk Kevin/Marcus, kalau lihat kondisi mereka saat ini, saya tidak mau memasang target khusus buat mereka di Jepang. Dilihat kondisi dulu besok mereka seperti apa,” ujar Herry.
Sementara untuk dua pasangan lainnya, Berry/Hardianto dan Rian/Fajar juga akan dipantau pencapaiannya di turnamen Jepang Terbuka 2017 ini.
“Dua pasangan ini baru naik dari level grand prix. Mereka harus ketemu dengan pemain level dunia ranking 1 sampai 10 mereka harus coba. Jadi saya ingin melihat seberapa jauh kapasitas mereka di level ini. Mereka di sini untuk menambah jam pertandingan dan melihat potensi mereka sejauh mana saat bertemu pemain level atas, sehingga bisa diketahui apa kekurangan yang harus dilatih lagi,” tutur Herry.
Selain tiga pasangan di atas, Pelatnas PBSI Cipayung juga akan menurunkan duet Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi di Jepang Terbuka 2017 yang merupakan salah satu turnamen berlevel Super Series pada 19-24 September mendatang.
(R030/D011)
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2017