Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.
Yang saya hormati Menteri Perdagangan serta para Menteri Kabinet Indonesia Maju yang hadir;
Yang saya hormati para Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wali Kota;
Yang saya hormati Gubernur Bank Indonesia, Ketua OJK, beserta seluruh pimpinan lembaga-lembaga negara;
Yang saya hormati para pelaku usaha, para eksportir;
Hadirin dan undangan yang berbahagia.
Salah satu kunci untuk memperbaiki perekonomian nasional adalah peningkatan ekspor. Bukan hanya membantu para pelaku usaha untuk tumbuh dan membuka lapangan kerja, tetapi juga untuk menghasilkan devisa dan mengurangi defisit transaksi berjalan kita.
Memang di situasi pandemi dan perekonomian global yang sedang lesu saat ini, berdampak pada pasar ekspor yang juga pasti menurun. Namun, kita tidak boleh menyerah. Kita harus melihat lebih jeli melihat peluang pasar ekspor yang masih terbuka lebar di negara-negara yang juga sekarang ini sedang mengalami pandemi. Potensi kita masih sangat besar, dari sisi keragaman produk komoditi, dari sisi kreativitas dan kualitas, dari sisi volume dan tujuan negara ekspor. Kuncinya proaktif dan jangan pasif.
Bapak-Ibu hadirin yang saya hormati,
Saya senang membaca laporan bahwa ekspor Indonesia periode Januari sampai Oktober 2020 memang surplus USD17,07 miliar. Dari kopi, dari garmen, home decor, furnitur, perikanan, dan makanan-minuman. Tapi kita tidak boleh cepat puas pada capaian saat ini, karena potensi pasar ekspor yang belum tergarap masih banyak, masih sangat besar.
Kita juga masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain dalam menangkap peluang ekspor. Saya ambil contoh dalam ekspor kopi. Tahun 2019 Indonesia merupakan produsen kopi terbesar nomor empat di dunia, setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Namun, Indonesia tercatat sebagai eksportir terbesar kopi yang ke-8 di dunia. Kalah dengan Brazil, Swiss, Jerman, Kolombia, bahkan oleh Vietnam.
Jadi, potret kinerja ekspor kopi Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan Vietnam yang pada tahun 2019 mencapai USD2,22 miliar. Sedangkan, kinerja ekspor kopi Indonesia tahun 2019 berada di angka USD883,12 juta.
Begitu pula dengan komoditi ekspor yang lain, kita juga masih tertinggal. Kita menjadi produsen garmen terbesar ke-8 dunia, tapi kenyataannya kita menjadi eksportir garmen yang ke-22 terbesar dunia. Kita menjadi produsen kayu ringan terbesar di dunia, termasuk jenis kayu sengon dan jabon. Tapi menjadi eksportir home decor ke-19 terbesar di dunia, bahkan kita kalah dengan Vietnam. Dan kita hanya di peringkat ke-21 terbesar dunia dalam ekspor produk furnitur.
Kita dikenal sebagai negara produsen produk perikanan terbesar kedua dunia. Namun, potret ekspornya juga masih di peringkat ke-13 dunia. Inilah fakta-fakta yang harus saya sampaikan.
Hadirin yang saya hormati,
Saya melihat ketertinggalan tidak harus membuat kita pesimis. Tidak ada jalan bagi kita selain melakukan langkah-langkah perbaikan, langkah-langkah pembenahan. Diperlukan reformasi besar-besaran pada ekosistem berusaha bagi eksportir kita. Satu per satu persoalan yang menghambat kinerja ekspor, kita cermati, kita carikan solusinya. Regulasi yang rumit, saya sudah sampaikan bolak-balik, segera kita sederhanakan. Prosedur birokrasi yang menghambat, juga saya sampaikan berkali-kali, segera dipangkas.
Saya ingatkan lagi untuk dilakukan percepatan negosiasi, perjanjian-perjanjian kemitraan komprehensif, CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement), terutama dengan negara-negara yang potensial, yang menjadi pasar produk-produk ekspor kita. Dan berbagai perjanjian perdagangan yang sudah ada segera dioptimalkan, sambil terus mencari pasar-pasar baru di negara-negara nontradisional, sehingga pasar ekspor kita semakin luas.
Atase Perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) harus mampu menjadi market agent melakukan marketing intelligence. Daya saing eksportir khususnya usaha kecil dan menengah harus terus ditingkatkan. Gandeng UKM di seluruh Indonesia menjadi satu kesatuan yang kuat untuk memenuhi order buyers. Perkuat kerja sama dengan perbankan dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk trade financing bagi UKM ekspor. Perbanyak program seperti export coaching programme dan sebagainya. Kita harus penuhi apa yang menjadi standar pasar global dengan brand yang kuat dan dengan packaging yang semakin baik. Ini yang akan meningkatkan ekspor kita.
Terakhir, saya ingatkan agar kegiatan pelepasan ekspor seperti ini tidak hanya seremonial semata tapi menjadi momentum yang berkelanjutan, menghasilkan nilai ekspor yang terus meningkat.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, saya resmikan kegiatan Pelepasan Ekspor dari negara kita Indonesia yang bernilai tambah dan berdaya saing ke pasar global pada hari ini.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om Santi Santi Santi Om,
Namo Buddhaya.