in

Pemberangkatan 10.000 Ton Beras Kapal Kemanusiaan Palestina

BP/ist
Perwakilan Ummat Islam:
Ust. Ayik Farid (Sekretaris Umum MUI Sumsel) didampingi Ust. Umar Said (Ketua Umum FUI Sumsel) Al Habib Muhammad Mahdi Syahab (Sekretaris Umum DPD FPI Sumsel) Muhammad Ifan Fahriansyah (Sekretaris Umum DPW BKPRMI Sumsel)
Ust. Imron Rosyidi (Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia Kota Palembang)
Ust. Taufik Saiman (Ketua Umum Ikatan Da’i Indonesia Kota Palembang) dan Ardiansyah,
Branch Manager Aksi Cepat Tanggap Sumsel saat memberikan keterangan, Rabu (10/1).

Palembang, BP

Isu Palestina sudah menjadi isu kemanusiaan yang ber tahan selama lebih dari tiga dekade. Inilah bencana kemanusiaan terbesar dan terlama abad ini, tapi dunia seolah membisu. Jalur Gaza jadi penjara terbesar di dunia.
Tingkat pengangguran di Gaza mencapai 45% dan 65% merupakan usia produktif.

Setiap hari penduduk Gaza hanya mendapatkan ‘jatah’ listrik 4 jam saja. 70% anak-anak muslim di Jerussalem mendapatkan pendidikan dengan kurikulum Israel. 5.000 toko kelontong muslim di kota tua terlilit hutang dan pajak yang tinggi. Sebanyak 80% mayarakat Gaza hidup dari bantuan kemanusiaan. 30% kebutuhan obat dan alat kesehatan tidak terpenuhi.

Terdapat 70% mahasiswa tidak dapat melunasi biaya kuliah mereka. Ada sekitar 2.000 anak yatim di seluruh Jalur Gaza. 44.000 orang menderita berbagai macam disabilitas. Terdapat 72% keluarga Palestina menderita kerawanan pangan. 100 ribu orang tidak memiliki rumah, 5.000 lebih keluarga Palestina hidup di rumah yang tak layak huni, dimana 1/3 penduduk Jalur Gaza adalah pengungsi.
Menurut perwakilan Ummat Islam:
Ust. Ayik Farid (Sekretaris Umum MUI Sumsel) didampingi Ust. Umar Said (Ketua Umum FUI Sumsel) Al Habib Muhammad Mahdi Syahab (Sekretaris Umum DPD FPI Sumsel) Muhammad Ifan Fahriansyah (Sekretaris Umum DPW BKPRMI Sumsel)
Ust. Imron Rosyidi (Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia Kota Palembang)
Ust. Taufik Saiman (Ketua Umum Ikatan Da’i Indonesia Kota Palembang) dan Ardiansyah,
Branch Manager Aksi Cepat Tanggap Sumsel mengatakan pada 9-30 Desember 2017, dapur umum Gaza dan Jerussalem kembali berjalan untuk memberikan layanan pangan siap saji kepada masyarakat Jerussalem dan Gaza. Tidak kurang dari 40.215 porsi dibagikan di sekitar masjid al-Aqsa, sekolah-sekolah, rumah sakit dan titik poin kumpul para demonstran.
“Sudah lebih dari 3 bulan, 12 rumah sakit di seantero Gaza tak mampu lagi menyediakan santapan rutin bagi para pasiennya di bangsal perawatan. Maka program DAPUR UMUM dialihkan juga kepada sejumlah rumah sakit yang berada di Gaza City, North Gaza Governerate, Khanyounes, Middle area Governerate dan Rafah. Sejak tanggal 31 Desember 2017 dapur umum menyiapkan 9.000 porsi makanan tiga kali sehari di 12 rumah sakit di seluruh Gaza kepada sekitar 3.000 pasien, ” katanya, Rabu (10/1).
Berkenaan dengan itu semua, sesuai dengan komitmen kami bersama seluruh elemen aksi Bela Palestina yang digawangi oleh Majelis Ulama Indonesia di Jakarta beberapa pekan yang lalui, kami dari Aksi Cepat Tanggap akan mengirimkan bantuan 10.000 ton beras ke Palestina.
“Program ini kami namakan dengan Kapal Kemanusiaan Palestina (KKP) dengan negara tujuan adalah Palestina. Insya Allah kapal akan dilepas pada tanggal 21 Februari (212) dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dengan estimasi waktu tempuh perjalanan sekitar 40 hari atau akan tiba pada Ahad, 1 April 2018, ” katanya.
Adapun alat angkut yang digunakan adalah Kapal Cargo milik Samudera Indonesia jenis DWT 10.000 MT Full Container ACT yang berisi 400 kontainer 20 feet dengan komposisi per karung adalah 25 kg beras. Jumlah penerima manfaat sebesar 200.000 kepala keluarga yang berarti satu KK mendapatkan satu karung beras.

Pengadaan beras berasal dari Desa Wakaf ACT yang merupakan desa binaan pertanian yang berada di Kabupaten Blora dan sekitarnya, Provinsi Jawa Timur. Program ini melibatkan 10.612 petani, 794 relawan angkut. Luas area pertanian yang diambil manfaatnya adalah 3.389 ha yang terdiri dari 25 desa, 11 kecamatan di 5 kabupaten.
Sedangkan untuk rute kita akan melewati Samudera Hindia dengan terlebih dahulu melintasi Selat Malaka, kemudian melintasi perairan selatan Sri Lanka untuk kemudian berlabuh di Oman. Kemudian kapal akan melanjutkan perjalanan melewati teluk Aden, Yaman yang cukup sempit, melintasi Laut Merah dan Terusan Suez.

Tujuan akhirnya adalah pelabuhan Gaza, jika tidak memungkinkan akan jangkar di Pelabuhan Askedot, Jerussalem, Palestina.
Inilah ikhtiar bangsa Indonesia bagi perjuangan bangsa Palestina sesuai dengan amanah UUD 1945 bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

“Harapan besarnya adalah kita bahu membahu mengulurkan tangan untuk meringankan beban mereka. Ummat Islam Sumatera Selatan insya Allah akan ikut ambil bagian dan berkontribusi bagi tercapainya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat,” katanya.#osk

What do you think?

Written by Julliana Elora

Hanura Sumsel Dukung Dodi-Giri

“Pengaturan Sepeda Motor Hemat Biaya Transportasi 2,3 Miliar/Hari”