Kamis, 19 Januari 2017 15:47 WIB
MEDAN – Indra Gunawan alias Kuna (45), pemilik toko penjualan sekaligus perbaikan senjata ringan (airsoft gun), Kuna Air Rifle & Airsoft Gun, tewas ditembak di depan tokonya di Jalan Ahmad Yani, Medan Barat, Rabu (18/1) pagi. Pelaku yang berjumlah dua orang belum berhasil diidentifikasi oleh polisi.
Penembakan ini terjadi ketika Kuna bersama istrinya baru saja tiba di tokonya diantar sopir. Korban sempat singgah membeli susu di samping toko senjatanya. Saat berjalan kaki menuju tokonya, pria yang berdomisili di Jalan Bambu, Helvetia ini dihampiri dua pria yang berboncengan sepeda motor.
Pelaku langsung menembak korban yang mengenai bagian dada kiri dekat ketiak. Sosok pelaku ini masih misterius, karena tak satu pun saksi yang melihat jelas kejadian itu. Rata-rata mereka mengaku baru tahu ada insiden penembakan setelah istri korban berteriak histeris. “Kalau suara letusan dengar, besar kali pun suaranya. Tapi kukira (suara) knalpot. Setelah istrinya teriak-teriak, baru tahu ada yang tewas,” kata Erwin, pegawai toko Benyamin yang juga bergerak di bidang penjualan senjata.
Info lapangan menyebutkan, saat mengeksekusi korban, pelaku tak memakai sebo. Bahkan senjata yang diduga juga airsoftgun, ditempel di ketiak korban, lalu peluru diduga menerjang hingga jantung korban. Setelah mengeksekusi, pelaku langsung kabur melarikan diri.
Ima, seorang wanita yang berjualan nasi sarapan, juga mengaku mendengar suara letusan. Tapi dia tak menyangka kalau suara yang kuat itu berasal dari senjata. Tapi diakuinya suasana pagi itu di depan toko korban terbilang sepi. Bahkan juru parkir yang biasanya mangkal di depan toko korban tidak kelihatan. “Biasanya ramai, karena trotoar di depan toko dia dijadikan tempat parkir. Tadi sunyi, tukang parkirnya pun gak ada,” tuturnya.
Amri (33), salah satu pegawai korban menuturkan saat kejadian dirinya berada di dalam toko. Ia dikejutkan dengan suara letusan satu kali dari arah luar toko. Ketika mendatangi sumber suara, ia sempat melihat korban masih berdiri di depan toko. “Bapak masih sempat bilang aku ditembak. Setelah itu baru jatuh,” kata Amri.
Saat itu juga korban dibawa ke RS Putri Hijau, Medan. Namun belum sempat ditangani tim medis, pria yang memiliki tato di dada ini sudah tidak bernyawa. Jasad korban kemudian dievakuasi ke RS Bhayangkara untuk keperluan visum.
Belum bisa dipastikan motif penyerangan mematikan ini. Kapolsek Medan Barat Kompol Victor Ziliwu mengaku belum bisa memberikan keterangan banyak, karena kasus ini masih tahap penyelidikan. Sejauh ini mereka baru mendapatkan dua saksi, yakni seorang penarik becak dan pedagang susu. “Tadi sudah kita lakukan olah TKP. Sudah kita pasang garis polisi. Jadi bagaimana hasilnya, nanti disampaikan setelah kami pelajari,” kata Viktor di lokasi kejadian.
Direktur Reskrimum Polda Sumut Kombes Nurfalah mengatakan, jumlah saksi akan bertambah karena penyidik juga akan memintai keterangan istri korban serta pegawai dan sopirnya. Keterangan ini kata dia nantinya akan dicocokkan dengan sejumlah barang bukti yang sudah disita. “Tentu ada barang bukti yang kita amankan. Saat ini sedang dipelajari,” kata Nurfalah tanpa merinci jenis barang bukti yang diamankan.
Kasat Reskrim Polrestabes Medan AKBP Febriansyah yang juga terlihat di lokasi lebih irit berbicara. Ketika disinggung kemungkinan kasus ini memiliki latar belakang bisnis, ia hanya menggelengkan kepala. “Nanti ya, masih lidik,” ujarnya sambil berlalu.(mad)