Banyuwangi (ANTARA News) – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat, menggelar Festival Orang Kembar sebagai bagian dari rangkaian “Banyuwangi Festival 2017” yang diikuti 350 orang kembar, mulai usia lima bulan hingga 84 tahun.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, Festival Orang Kembar yang digelar di Gedung Seni-Budaya Banyuwangi dilaksanakan untuk memberi warna dalam rangkaian Banyuwangi Festival yang terdiri atas 72 ajang wisata sepanjang 2017.
“Selama ini kan sudah biasa ada festival seni, budaya, sport tourism, dan religi. Nah lewat festival ini kami memberikan warna yang unik dan menarik bagi masyarakat. Bayangkan, ternyata ada pasangan kembar yang cukup banyak,” katanya.
Ke depan, ujar Anas, festival serupa akan menjadi potensi pariwisata baru bagi Banyuwangi. Pasangan kembar dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri bisa ikut serta dalam festival tersebut.
“Ini baru pertama digelar, masih relatif sederhana agendanya, ke depan jika minat dari seluruh Indonesia banyak, bakal lebih variatif isinya,” katanya.
Para peserta festival diajak untuk mengikuti lomba swafoto, lomba kembar identik, dan jalan sehat bersama. Bagi anak-anak kembar, akan digelar lomba balita sehat.
Adapun untuk lomba kembar identik, panitia memilih pasangan kembar yang paling mirip identik untuk diberi hadiah.
Acara Festival Orang Kembar sendiri berjalan meriah. Saat bertemu, para pasangan kembar itu saling sapa dan tersenyum malu. Meski tak saling mengenal, mereka saling melirik keidentikan pasangan lain.
“Unik ya, ternyata banyak juga anak kembar di Banyuwangi. Lihat orang wajahnya mirip ternyata asyik juga. Mungkin orang lain juga begitu perasaannya saat melihat kami,” ujar Ainul Yaqin (16) yang datang bersama saudara kembarnya, Nurul Yaqin.
Keunikan acara tersebut juga tampak saat melihat pasangan kembar tertua berpose di depan kamera.
Adalah Umrah dan Umnah, pasangan kembar berusia 84 tahun dari Kecamatan Blimbingsari. Ekspresi dua nenek yang datar ini justru membikin gemas semua orang yang hadir di acara itu. “Senyum dong, jangan kaku,” goda panitia.
Sebagai pasangan kembar tertua, kedua orang itu mendapatkan hadiah uang tunai dari panitia.
Festival itu juga menjadi ajang bagi orang tua anak kembar untuk saling berbagi cerita dan menambah ilmu bagaimana membesarkan anak kembar.
“Tadi ketemu ibu-ibu yang anaknya sudah 10 tahun. Tadi saling cerita serunya mengasuh bayi kembar. Saya juga nanya bagaimana nanti kalau anak-anak sudah sekolah. Pokoknya seru acara ini,” ujar Rihana, ibu muda asal Kecamatan Rogojampi, yang putri kembarnya berusia tiga tahun.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2017