Kementerian Luar Negeri mengimbau warga negara Indonesia di Sabah, Malaysia untuk tidak melaut lebih dulu. Imbauan ini diberikan sampai batas waktu yang belum ditentukan mengingat kondisi keamanan di perairan negara tetanggga itu tidak kondusif. Kemarin dua WNI yang jadi nakhoda kapal Ikan Malaysia diculik kelompok bersenjata di perairan Sabah. “Pemerintah Indonesia mengimbau para ABK WNI di Sabah untuk sementara waktu tidak melaut sampai situasi keamanan dipandang kondusif,” kata juru bicara Kemlu Armanatha Nasir, Minggu (6/11), dilansir dari CNN Indonesia.
Menurut Nasir, pemerintah sejak beberapa waktu lalu telah menyampaikan keprihatinan pada Malaysia terkait situasi keamanan di perairan Sabah. Pasalnya di perairan itu sebanyak 6.000 WNI bekerja di kapal ikan berbendera Malaysia. Kejadian penculikan terakhir terjadi kemarin saat dua warga WNI asal Buton, La Utu bin La Raali dan La Hadi bin La Adi diculik kelompok bersenjata. La Utu merupakan kapten kapal ikan SSK 00520F dan La Hadi adalah kapten kapal ikan SN 1154/4F.
Saat tengah mencari ikan, dua kapal ini dihampiri speeboat dan langsung ditodong senjata. Pelaku yang berjumlah sekitar lima orang membawa senjata laras panjang. Sebelum membawa dua WNI, pelaku juga merampok kapal ikan tersebut. Nasir mengatakan keduanya bekerja di kapal ikan Malaysia secara legal. Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kinabalu dan KRI Tawau sudah berkoordinasi di Sandakan untuk mendapatkan informasi lebih rinci mengenai kejadian tersebut. Koordinasi Juga dilakukan dengan otoritas keamanan Malaysia, pemilik pemilik kapal, dan anak buah kapal yang dilepas.
LOGIN untuk mengomentari.