Senin, 5 Desember 2016 15:26 WIB
* Warga Berharap Dijadikan Taman Kota
BLANGPIDIE – Aktivitas penebangan pohon berumur ratusan tahun yang tumbuh di kawasan Jalan Sentral, Kota Blangpidie, Aceh Barat Daya (Abdya), yang dimulai sejak 17 November lalu, hingga Minggu (4/12), belum tuntas. Sementara Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBK) setempat menerima masuk dari tokoh masyarakat bahwa pohon kayu berumur ratusan tahun itu agar tidak ditebang sampai habis.
“Ya, ada masukan dari sejumlah tokoh masyarakat agar pohon besar itu tak ditebang sampai habis. Pohon yang tersisa agar dibentuk sedemikian rupa (dihias), dan di bagian bawahnya dibangun taman kota,” kata Kepala BPBK Abdya, Amiruddin, Minggu (4/12).
Terkait masalah itu, Amiruddin akan berkoordinasi dengan Plt Sekda Abdya, termasuk dengan Dandim 0110 Abdya. “Besok (Senin, hari ini), masukan kita dibicarakan dengan Plt Sekda,” katanya.
Sementara pekerjaan penebangan pohon raksasa yang dilakukan Sarah Ali (49) hingga kemarin masih berlangsung. Berdasarkan kontrak antara BPBK Abdya dengan Sarah Ali, pohon kayu raksasa itu ditebang sampai habis dengan ongkos yang disepakti Rp 20 juta. Dalam kontrak itu juga, Sarah Ali juga dilindungi asuransi
Pohon jenis trembesi yang ditanam sejak zaman Belanda itu ditebang Sarah Ali, warga yang menetap di base camp Desa Pulau Kayu/Padang Baru, Kecamatan Susoh. Kegiatan penebangan dimulai pada 17 November lalu. Namun, setelah pekerjaan dua hari, kegiatan terhenti sementara, sejak 20 November, dan baru dilanjutkan kembali pada 28 November.
Sarah Ali berhenti sementara melakukan pekerjaan karena mendapat musibah, seorang anaknya, Juliandi (24), meninggal dunia karena menderita sakit di Desa Kualo Umu, Kecamatan Simeulue Timur.
Amatan di lokasi, atraksi Sarah Ali menebang pohon raksasa itu mendapat perhatian warga kota dan pengguna jalan yang sedang melintas di jantung Kota Blangpidie. Ogek, begitu namanya sering dipanggil, menebang cabang-cabang kayu dengan menggunakan sebilah parang, dan lebih sering mengunakan tangan kiri (kidal).
Sarah Ali tampak tenang melakukan aktivitas menebang cabang pohon, kadang-kadang laki-laki tujuh orang anak ini beristirahat di sela cabang untuk merokok. Ogek tidak turun ke bawah untuk makan siang, tetapi tetap berada di atas dengan cara bertengger di sela cabang ukuran besar. Sedangkan kebutuhan nasi, rokok dan kopi di drop dari bawah oleh petugas BPBK dengan menggunakan seutas tali kemudian ditarik ke atas.(nun)