in

Penerima Bidikmisi Itu Ingin Menjadi Diplomat

Dibandingkan kedua kakaknya, Anggita Veronica Marthin memang lebih ambisius dalam mengejar cita-citanya. Sejak di bangku SMP, Anggi sudah bercita-cita menjadi diplomat. Untuk mewujudkannya, butuh perjuangan ekstra setelah ayahnya mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) 10 tahun lalu.

Dengan penuh semangat Anggi menceritakan keinginannya untuk melanjutkan studi di jurusan Hubungan Internasional (HI) Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai jalan untuk mencapai impiannya. Ia mengaku memang menyenangi dunia politik serta isu-isu internasional.

Minatnya terhadap bidang ini semakin tak terbendung setelah ia merasakan atmosfer berada di tengah orang-orang asing saat mengikuti program pertukaran pelajar.

“Dari SMP memang minatnya di hubungan internasional, karena ini sesuatu yang saya suka. Saya makin terinspirasi ingin kerja di kedutaan, ingin pekerjaan yang berhubungan dengan orang-orang asing.

Semua teman sekelas saya tahu kalau saya mau ke HI,” ujar Anggi saat ditemui di rumahnya, di kawasan Tiban, Kota Batam, baru-baru ini.

Berbagai cara dilakukan oleh anak bungsu dari pasangan Alfred Marthin dan Marline ini untuk dapat menggapai impiannya.

Di kalangan teman-temannya, Anggi memang dikenal sebagai siswa yang rajin. Hal ini telah tampak sejak ia mengikuti seleksi pertukaran pelajar ke Amerika Serikat (AS).

Seleksi yang ketat dan memakan waktu yang tidak sebentar ia jalani dengan tekun hingga terpilih untuk berangkat dengan beasiswa penuh dari pemerintah AS.

Kegigihan itu pula yang tampak ketika ia menetapkan hati untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Ia terus berusaha meraih berbagai prestasi dan nilai yang memuaskan demi mencari cara agar bisa kuliah di tengah keterbatasan ekonomi keluarganya.

“Saya datang ke guru BK di sekolah, saya tanya apakah ada beasiswa untuk yang tidak mampu, lalu dibilang jangan khawatir, ada beasiswa bidikmisi. Maka setelah itu saya dan beberapa teman mendaftar bidikmisi,” kisah Anggi.

Makin Yakin

Keinginan Anggi terwujud ketika ia menerima pengumuman bahwa ia diterima kuliah di UGM dengan besaran uang kuliah tunggal nol rupiah.

Hal ini semakin membuatnya yakin bahwa ia dapat mencapai cita-citanya dan bertekad menggunakan kesempatan yang ia miliki dengan baik.

Dia akan berusaha mengukir prestasi agar dapat membanggakan kedua orang tuanya. “Saya sudah mulai ikut kuliah-kuliah gratis di internet,” kata Anggi.

Alfred mulai berkaca-kaca ketika ia berkisah tentang semangat anak bungsunya dalam menuntut ilmu. Dengan bangga pria berusia 58 tahun ini menceritakan bagaimana Anggi tak henti membuatnya bangga dengan berbagai prestasi yang ia raih sejak SMP.

“Saya lihat Anggi ini kutu buku. Minat dia untuk belajar ke depan ini tinggi sekali dan ditunjang dengan prestasi dia. Ini jadi kebanggaan kami sebagai orang tua,” ucap Alfred.

Dukungan Alfred untuk Anggi pun tidak main-main. Ia rela menjual harta benda yang ia miliki agar anak bungsunya dapat memperoleh pendidikan yang terbaik dan mampu mengejar cita-citanya. Rumah yang ia miliki pun akhirnya harus dijual untuk membekali Anggi yang beberapa tahun yang lalu mengikuti pertukaran pelajar di AS.

Sejak di-PHK 10 tahun yang lalu, mantan pegawai kontrak bagian perkapalan di Pertamina ini memang hanya bekerja serabutan. Usia yang sudah lanjut serta penyakit yang sempat ia derita membuatnya tidak lagi bisa bekerja seperti sedia kala.

Dalam kondisi seperti ini, memikirkan biaya yang harus dikeluarkan jika Anggi meneruskan pendidikan ke universitas menjadi beban pikirannya. Di balik rasa bangga dan kekaguman akan tekad kuat anaknya, terbersit kesedihan karena dia mungkin tidak dapat mewujudkan impian Anggi.

“Saya sebagai orang tua pun merasa bersalah sama dia, kenapa waktu dulu saya masih bekerja dia belum sampai ke jenjang itu. Kalau memang tidak berhasil ya apa boleh buat, tidak bisa apa-apa lagi. Kami hanya bisa mendoakan dan berusaha agar cita-citanya tercapai,” kata Alfred.

Rasa haru tak dapat ia bendung ketika mengetahui Anggi dapat berkuliah dengan menerima beasiswa bidikmisi.

Baginya hal ini adalah jawaban dari doa-doa yang senantiasa ia naikkan bagi anaknya. “Kami lagi mencari rezeki untuk modal dia berangkat bulan Agustus. Harta kami sebagai orang tua yang terakhir sudah dilepas. Inilah usaha kami untuk dia ke depannya,” ucapnya. eko sugiarto putro/N-3

What do you think?

Written by virgo

Idul Fitri Membuahkan Kedamaian

10 Fakta Mengejutkan Tentang Ratu Cleopatra yang Jarang Diketahui