in

Pengabdian Tanpa Akhir Sang Mantan Gubernur Sumsel

KETIKA pertama kali Provini Sumatera Selatan menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI-2004, ada satu daerah kabupaten yang bisa dibilang masih terbelakang atau istilah warga Palembang “tempat jin buang anak” yakni kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Kabupaten yang beribukota Sekayu ini “nekad” menyatakan kesiapannya menjadi salah satu tuan rumah yang menggelar beberapa cabang olahraga PON di Sumsel.
Dan ketika Muba sukses menggelar sejumlah cabang olahraga favorit berkelas dunia seperti renang, menembak, berkuda, dan otomotif, tiba-tiba Sumsel pun nekad mengajukan diri menjadi tuan rumah SEA Games 2011. Satu kejutan yang tak pernah dilakukan provinsi lain di Tanah Air kecuali Ibukota Jakarta. Lagi-lagi, penyelenggaraan terbilang sukses.
Dan siapa sangka juga, kalau akhirnya Sumsel pun kembali nekad mengajukan diri menjadi tuan rumah Asian Games 2018 setelah sebelumnya juga sukses beberapa kali menjadi tuan rumah berskala internasional seperti Islamic Slidority Games, Asea University Games serta puluhan single event lainnya. Semula, Palembang menyatakan kesiapannya menjadi tuan rumah tunggal untuk pentas olahraga terakbar se-Asia tersebut, tanpa harus bersama DKI Jakarta.
Berbagai upaya dilakukan, agar pelaksanaan Asian Games 2018 dilakukan sepenuhnya di Palembang, namun akhirnya pemerintah menyatakan tuan rumah ‘kembar’ dengan tagline Jakarta-Palembang. Pastinya, pelaksanaan Asian Games 2018 di Palembang juga terbilang cukup sukses.
Lantas, siapa sosok di balik layar semua sukses penyelenggaraan pentas olahraga mulai tingkat nasional di Muba hingga SEA Games dan Asian Games itu? Siapa lagi jika bukan H Alex Noerdin yang sebelumnya menjabat Bupati Musi Banyuasin selama dua periode dan kemudian Gubernur Sumsel periode 2008-2018, dan ini tak bisa dibantahkan oleh siapa pun, tak terkecuali warga Sumsel sendiri. Maka tak salah memang jika Alex Noerdin adalah satu-satunya gubernur di Indonesia yang sudah mendapatkan Bintang Mahaputra Utama dari negara.
Bukan bermaksud melebih-lebihkan Alex, namun saya termasuk yang mengikuti jejak ‘nekad’ Alex Noerdin sejak dirinya terpilih sebagai bupati Muba. Dan saya juga termasuk yang sejak awal mengkritisi sikap nekadnya membangun sebuah daerah lewat pentas olahraga. Tapi, kenyataannya saat ini? Silakan Anda datang ke Sumsel. Terbukti, kemajuan provinsi ini cukup pesat dibandingkan daerah lain di Tanah Air. Sumsel, kini sudah punya Jakabaring Sport City yang tak kalah megah dan hebatnya dengan Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Saat ini, pria bertubuh subur itu tak lagi memimpin Sumsel. Tapi, ide-ide ‘nekad’-nya seakan tak pernah berhenti. Baginya, dia ingin terus mengabdi, tak hanya bagi kampung sendiri, juga bagi negeri tercinta. Karenanya pula, Alex membuat dan mendirikan sekolah sepakbola bernama Alex Noerdin Academy Football.
Dimulai dari seleksi di 17 kota dan kabupaten di Sumsel bersama para mantan pemain timnas sejak tiga bulan lalu, juga melibatkan 7.500 anak usia 12-14 tahun, menggelar 45 kali pertandingan, dan berhasil menciptakan 210 gol, akhirnya terseleksi 55 anak yang punya minat dan bakat besar sebagai pemain bola harapan masa depan. Target Alex, dalam empat tahun ke depan, anak-anak Sumsel sudah bisa tampil di Gelora Bung Karno (GBK) dan bahkan dipanggil memperkuat skuad Merah Putih.
Rencananya, di akhir puncak acara yakni pada Minggu, 31 Maret besok, ke-55 anak tersebut akan mengikuti coaching clinic dengan mendatangkan salah satu pemain sepakbola dunia dari Brasil, Ronaldinho. Semua persiapan sudah dilakukan.
Namun, niat Alex untuk kembali mengharumkan nama Sumsel di pentas dunia lewat sepakbola setelah tak lagi jadi gubernur, ternyata tak berjalan mulus. Walau semua persyaratan sudah dipenuhi, walau semua surat menyurat sudah dilayangkan ke Pemprov Sumsel, Alex harus menarik napas dalam-dalam untuk menahan semua emosi yang sudah nyaris tak tertahan, bahwa acara puncak jadi ‘gatot’ alias gagal total. Pemprov Sumsel tak memberi izin semua kegiatan Alex bersama 55 anak-anak desa berbakat di sepakbola dilangsungkan di Jakabaring Sport City. Alhasil, Ronaldinho pun batal datang ke Palembang.
Kemarin, grand final Alex Noerdin Cup 2019 di Stadion Bumi Sriwijaya yang becek itu, guratan raut muka marah bercampur sedih terlihat di muka Alex. Dalam kondisinya kini tak lagi punya ‘power’ di tanah sendiri, dia tak boleh menggunakan Jakabaring Sport City yang pernah dia gagas dan bangun untuk mengangkat nama besar Palembang di mata dunia.
“Apa salah saya, bahkan saya sudah bicara langsung dengan dia (Gubernur Sumsel), tetap saja acara di Jakabaring Sport City dengan kehadiran Ronaldinho tak mendapatkan ijin. Ya, sudah tak apalah, ada hikmah di balik semua ini,” kata Alex pada saya saat jamuan makan malam bersama 55 anak Coaching Clinic di Palembang, Rabu malam.
Saya tak ingin terlalu dalam bertanya, apakah ada unsur politis dalam hal ini, mengingat di dua pilgub sebelumnya, gubernur yang sekarang adalah ‘musuh bebuyutan’-nya. Bagi saya, sosok seperti Alex adalah sosok unik yang nyaris tak dimiliki gubernur lain di Tanah Air yang bisa membangun kemajuan ekonomi daerahnya lewat dunia olahraga. Alex sosok pria nekad yang punya talenta luar biasa dalam mewujudkan impian membangun peradaban, dia jugalah yang mempelopori pendidikan gratis dan pengobatan gratis bagi rakyatnya, setelah sebelumnya di Muba memberikan asuransi kematian bagi semua warganya.
Hal ini juga yang membuatnya untuk tetap optimis dapat mendatangkan Ronaldinho meski harus di jadwalkan ulang. Bahkan, pihak dari Ronaldinho pun sudah mengirimkan video rasa penyesalannya dan akan segera menjadwalkan ulang untuk datang langsung ke Palembang.
Saya pun sangat yakin, kendati hari ini gagal mendatangkan Ronaldinho, Alex tak akan pernah melangkah mundur. Jika tidak sekarang, lusa, atau bulan depan, dia pasti akan tetap ‘nekad’ menghadirkan sang bintang sepakbola dunia itu ke Palembang. Apalagi, dia berniat mengontrak pelatih dari Chelsea dan Barcelona untuk sekolah sepakbola ‘Alex Noerdin Academy Football’. #zal

What do you think?

Written by Julliana Elora

Setetes Darah Wujud Cinta Kasih Sesama Umat Manusia

Semua Pihak Harus Ikuti Ketentuan UU Pemilu