in

Pengusaha Angkutan Dilarang Naikan Tarif

Jalur Alternatif Mudik Lebaran Disiapkan

Pengusaha angkutan dilarang menaikan tarif angkutan secara sepihak saat Lebaran. Pasalnya, tarif  angkutan batas atas dan batas bawah untuk Angkutan Penumpang Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) sudah ditetapkan lewat Peraturan Gubernur (Pergub). 

”Berbagai persiapan menghadapi liburan Lebaran sudah kami lakukan. Mulai dari penentuan tarif angkutan hingga menyiapkan jalan alternatif,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Sumbar Amran kepada Padang Ekspres, kemarin.

Untuk tarif angkutan, sesuai Pergub Sumbar Nomor 36 Tahun 2016 tentang Tarif Jarak Batas Atas dan Batas Bawah AKDP dan AKAP tidak boleh ada kenaikan tarif yang dilakukan sepihak oleh pengusaha angkutan. ”Untuk tarif angkutan, tidak akan ada kenaikan,” tukasnya.

Jika ada awak angkutan umum menaikkan tarif, masyarakat bisa langsung melapor ke petugas Dishub terdekat karena petugas tersebar di terminal dan jalur mudik Lebaran. ”Kalau ada bus menaikan tarif, silakan dilaporkan kepada petugas di pos-pos paling dekat. Kami akan tegas menindaklanjutinya, karena hal itu jelas pelanggaran,”  ujarnya.

Untuk tarif dasar batas atas untuk AKAP yakni Rp155 per penumpang/ kilometer. Untuk AKAP tarif bawah Rp95 per penumpang/kilometer. Adapun untuk AKDP tarif atas nilainya Rp181,53 per penumpang/kilometer, dan tarif  bawah senilai Rp111,71  per penumpang/kilometer.

Kemudian, untuk taksi tarif batas atas awal Rp7.700 per kilometer, tarif dasar Rp 4.300 per kilometer, tarif waktu tunggu senilai Rp 44.000 per kilometer. Sementara tarif bawah awal Rp 6.600 per kilometer, tarif lanjutannya per kilometer Rp 3.300 dan tarif waktu tunggu Rp 23.000 per kilometer. 

”Ketentuan tarif taksi tersebut sudah ditetapkan berdasarkan Pergub Nomor 500-28/2015 perihal Pemberitahuan Tarif Angkutan Umum di Sumbar,” ujarnya.

Sementara itu Ketua DPD Organda Sumbar Sengaja Budi Syukur menuturkan bahwa pihaknya sudah mewanti-wanti anggotanya tidak menaikan tarif angkutan melebihi batas atas. 

”Selain itu, para sopir diminta mematuhi aturan yang ada dan tidak menaikan tarif dengan sendirinya. Pengelola angkutan juga diminta menjaga dan memeriksa segala kelengkapan kendaraannya guna mencegah hal-hal berbahaya saat di perjalanan. 

Jalur Alternatif

Di sisi lain, pemerintah provinsi juga menyiapkan beberapa jalur alternatif saat mudik Lebaran 2017. Jalur tersebut disedikan untuk mengurai kemacetan pada jalur utama yang dilewati pemudik. 

Pemudik dari Padang menuju Bukittinggi, yang ingin menghindari kemacetan di Pasar Lubukalung dapat melewati jalur alternatif Simpang Polsek Bandara Internasional Minangkabau (BIM)-Simpang Ketaping-Jembatan Lubukalung. Untuk menghindari kemacetan di Pasar Sicincin, bisa melewati Simpang Mapolsek Bandara Minangkabau-Simpang Ketaping-Pariaman. 

Pemudik juga bisa melewati jalur alternatif Sicincin-Malalak untuk menuju Kota Bukittinggi. Agar terhindar dari kemacetan di jalur utama, seperti di kawasan Silaing, Pasar Kotobaru, dan Padangluar.

Untuk kawasana Silaing, sering dipadati pemudik saat Lebaran karena lokasi tersebut banyak terdapat objek wisata seperti air terjun dan pemandian. Lalu, pemudik juga dapat melewati jalur alternatif Simpang Pandai Sikek-Pasar Amur untuk menghindari kemacetan di Pasar Kotobaru.

Bagi pemudik yang melintasi Padang-Kota Payakumbuh-Pekanbaru, atau sebaliknya yang ingin menghindari kemacetan di Kota Bukittinggi, bisa memanfaatkan Simpang Batu Palano-Sungai Puar-Simpang Tanjungalam.

Sedangkan pemudik yang ingin menghindari kemacetan di Pasar Baso dan Simpang Piladang bisa melewati jalur Simpang Ampek Canduang-Tabek Patah-Situjuah-Payakumbuh. Jalur alternatif itu untuk menghindari kepadatan di jalur Bukittinggi-Payakumbuh-Pekanbaru. Sebab, biasanya terjadi kemacetan panjang di Simpang Piladang dan Pasar Baso.

Saat ini, kondisi jalur alternatif tersebut dalam kondisi baik dan layak untuk dilewati kendaraan roda dua dan roda empat. Untuk itu, dalam menghadapi libur Lebaran itu, Dishub Provinsi akan berkoordinasi dengan jajaran Dishub pemerintah kabupaten/kota. 

”Tim di daerah, kami kerahkan  memasang rambu-rambu di jalur alternatif tersebut guna memudahkan pengendara yang melewatinya,” sebut Amran. 

Di sisi lain, Pengamat Transportasi asal Unand Dr Yossyafra menyebut, kemacetan di ruas jalan Sumbar saat liburan adalah penyakit tahunan yang selalu terjadi. Harusnya, tambah dia, pemerintah dan instansi terkait lebih proaktif, terutama mensosialisaikan jalur-jalur alternatif di Sumbar.

”Jalur alternatif adalah langkah tepat mengurai kemacetan. Makanya, perlu koordinasi lintas terkait seperti Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum dan Kepolisian. Dengan begitu, kepadatan arus kendaraan bisa diminimalisir terutama di puncak arus mudik dan arus balik Lebaran,” terang dia.

Agar jalur alternatif  bisa menjadi pilihan bagi pengendara, menurut dia, seluruh jalur alternatif itu harus benar-benar layak untuk dilewati. ”Jadi, jalur alternatif  harus memungkinkan untuk dilalui,” ujarnya.

Permintaan Tiket Pesawat Naik

Sementara itu, memasuki dua pekan Ramadhan, penjualan tiket pesawat mulai mengalami kenaikan atau high season dibanding awal Ramadhan yang melemah atau low season. Hal ini diperkirakan seiring adanya fenomena arus mudik yang selalu terjadi di musim Ramadhan hingga Lebaran.

Owner Ero Tour, Ian Hanafiah menjelaskan, tren tersebut juga dipengaruhi oleh usaha Pemko Padang dalam menjadikan Padang ataupun Sumbar sebagai wisata halal. Terlihat dari kunjungan pengunjung yang datang ke Padang mengalami kenaikan jelang dua minggu Ramadhan. Khususnya, pada penjualan tiket pesawat.

”Saat ini penjualan tiket sudah mulai memasuki high season. Namun, belum seramai biasanya. Biasanya, lonjakan penjualan tiket pesawat akan berlangsung hingga H+20 Lebaran nanti,” terang pria berkacamata itu saat disambangi di kantonya yang berada di Jl Juanda, Jumat (9/6).

Ian yang juga menjabat sebagai ketua Asita Sumbar menambahkan, wisatawan yang datang ke Padang nantinya tidak hanya dari perantau, tetapi juga dari orang-orang yang ingin berlibur dengan nuansa Islam. Adanya, kunjungan dari wisatawan asing, seperti Arab membuat penjualan tiket pesawat semakin mengalami lonjakan hingga Lebaran nanti. 

Untuk mendukung komitmen pemko menjadikan Sumbar sebagai wisata halal, menurut dia, perlu peningkatan layanan di berbagai fasilitas publik dan penataan parkir di Padang. ”Perlu adanya kontak ataupun nomor pengaduan yang dapat dihubungi langsung oleh pengunjung jika hal tersebut kembali ditemukan,” ujarnya.

Di sisi lain, CEO PT Rama Tour, Hanif mengatakan, perlu inovasi dalam mengatasi keadaan low season tersebut, sehingga biro perjalanan tidak terpaku atas kondisi menurunnya penjualan tiket pesawat di awal Ramadhan. Salah satunya, membuat program wisata religi selama bulan Ramadhan, serta penyediaan jasa layanan rental mobil.

Distric Manager Padang of Sriwijaya airline, Yudo membeberkan, saat ini peningkatan pengunjung pengguna angkut udara secara nasional mengalami kenaikan 8,7 persen. Data tersebut ia peroleh dari Kementerian Perhubungan. Dia juga membenarkan bahwa saat ini penjualan tiket telah memasuki high season.

Menurut dia, peningkatan permintaan tiket sampak 90 persen, diyakini terjadi mulai tanggal 18 Juni hingga 9 Juli nanti. ”Hal ini terjadi akibat adanya arus balik dari perantau menuju Jakarta. Serta, pergantian tahun ajaran baru bagi anak sekolah,” ucapnya.  (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Menjaga Stabilitas Bahan Pokok Jelang Idul Fitri

AMIK Daparnas Gandeng Perusahaan Nasional