in

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mata

Kesehatan mata ternyata belum menjadi prioritas orang Indonesia. Secara global orang dewasa di seluruh dunia kurang memperhatikan kesehatan matanya, jauh jika dibandingkan dengan menjaga kebugaran fisik secara umum.

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 8.000 orang dewasa di sebelas negara seperti, Tiongkok, Republik Ceko, Prancis, Jerman, Indonesia, Polandia dan lain sebagainya. Hasil penelitian yang diinisiasi Philips Lighting ini mengungkap lebih dari dari dua pertiga responden (68 persen) menganggap berat badan dan tingkat kebugaran (57 persen) sebagai indikator kesehatan dan kesejahteraan secara umum. Dan hanya sepertiga (34 persen) dari responden yang menganggap penglihatan penting untuk dipantau kesehatannya.

Kemudian separuh dari para responden menyatakan, merawat penglihatan mereka merupakan satu dari tiga prioritas kesejahteraan diri dan 43 persen responden melakukan kunjungan rutin ke dokter mata. “Kita perlu terus meningkatkan kepedulian masyarakat khususnya di Indonesia akan pentingnya melakukan pemeriksaan mata secara berkala untuk mencegah gangguan mata. Pemeriksaan mata bahkan menjadi semakin penting bila kita memiliki faktor risiko usia, diabetes, dan riwayat penyakit mata dalam keluarga contohnya glaucoma,” ujar dr. Gitalisa Andayani, Sp.M(K) perwakilan Persatuan Dokter Mata Indonesia dalam acara talkshow Dampak Pencahayaan LED Berkualitas Eye Comfort bagi Kesehatan dan Kenyamanan Mata, di rumah Maroko, Jakarta belum lama ini. Hasil riset global juga tercermin pada hasil survei di Indonesia.

Masyarakat Indonesia menilai bahwa kesejahteraan diri itu penting, namun berdasarkan penelitian hanya 46 persen responden yang memprioritaskan perawatan untuk penglihatan mereka sebagai bagian dari kesejahteraan diri, dengan tiga prioritas utama berfokus pada tingkat kebugaran (80 persen), stres (77 persen) dan berat badan (66 persen).

Lebih lanjut, saat ditanya mengenai perawatan mata, masyarakat Indonesia termasuk paling jarang melakukan kunjungan rutin ke dokter mata (hanya 19 persen dibandingkan dengan rata-rata global sebesar 43 persen), walaupun mereka memiliki kecenderungan untuk menghabiskan 7,25 jam di depan layar.

Mayoritas responden juga menyatakan bahwa mereka mengalami mata lelah (89 persen), selain pandangan kabur (34 persen) dan sulit melihat objek dalam jarak tertentu (32 persen) setelah menghabiskan waktu di depan layar. Hasil penelitan Philips Lighting juga sejalan dengan keresahan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang sebelumnya mengungkap, satu dari dua orang akan menderita rabun jauh pada 2050. Beban mata semakin meningkat karena seseorang kini menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan sambil melihat layar komputer dan gawai.

Sesuaikan Pencahayaan

Gadget atau perangkat elektronik lainnya kini tak luput dari kehidupan manusia. Hampir setiap harinya pasti Anda menatap layar ponsel dengan serius, tanpa memahami dampak kesehatan mata Anda. Gitalisa menjelaskan, saat Anda menggunakan gadget masih diperlukan pencahayaan untuk mengontrol lingkungan di sekitarnya. Pencahayaan ruangan lanjut Gitalisa untuk meredam fokus cahaya dari ponsel tersebut. Jika lampu ruangan dihidupkan, akan membuat pencahayaan lebih merata dan tidak hanya berfokus pada satu titik saja. “Kita sambil bekerja masih perlu melihat. Setidaknya setiap sumber lampu ruangan hidup sehingga kita masih bisa mengontrol lingkungan. Kalau nggak ada lampu kan jadi terlalu silau,” ujarnya.

Gitalisa menganjurkan agar pengguna yang bekerja dengan komputer menyesuaikan pencahayaan layar dengan lampu ruangan demi kenyamanan mata yang sekaligus menjaga kesehatan mata. Tak hanya itu, Gitalisa juga menyarankan pengguna untuk menempatkan laptop 20 cm dari wajah, dengan sudut yang tidak begitu tinggi yakni sekira 10-20 cm di bawah mata.

Sedangkan yang suka membaca buku upayakan untuk jaga jarak mata dengan tulisan saat membaca yaitu 25 cm-30 cm. Perlu Anda ketahui, membaca buku sambil tiduran tidak menyebabkan mata menjadi minus. “Tetapi sebenarnya membuat mata menjadi kelelahan karena posisi tidak ergonomis, maka jarak membaca tidak ideal. Jarak buku dengan mata idealnya 10-20 cm, tetapi dengan membaca sambil tiduran bisa menjadi lebih dekat tanpa kita sadar,” jelas Gitalisa. ima/R-1

Serahkan pada Ahlinya

Yang juga perlu dipastikan untuk selalu menjaga kesehatan mata dengan memeriksakanya ke klinik dan rumah sakit. Ini menjadi semakin penting apabila seseorang memiliki risiko usia, diabates, dan riwayat penyakit mata dalam keluarga seperti glaukoma, seperti yang sudah Gitalisa ungkap sebelumnya.

Dan jangan sekali-kali memeriksakan mata di tempat lain karena berisiko dapat memperburuk keadaan mata seseorang, atau setidaknya untuk menghindari salah penanganan mata yakni mata dalam kondisi minus, plus ataupun silinder. Ia melanjutkan bahwa hal itu perlu bantuan kaca mata secara tepat. Klinik dan rumah sakit ditunjang alat yang bagus dan telah memenuhi standar kerja.

Dan dua hal itu tidak banyak dimiliki di optik pinggir jalan yang menyediakan jasa koreksi kelainan mata. “Bagi Anda yang mengoreksi mata minus atau plus-nya di pinggir jalan mungkin tidak terasa, kalau minusnya masih kecil 1-2. Tapi kalau sudah minus 5 tapi tidak benar ngasih rekomendasi matanya, Anda bakal jadi susah lihat,” ungkapnya. Berikut adalah daftar makanan yang harus Anda masukkan dalam makanan harian untuk menjaga kesehatan mata.

Paprika

Paprika adalah pembangkit nutrisi seperti vitamin C dan A. Makanan ini juga baik untuk pembuluh darah di mata dan dapat menurunkan risiko katarak.

Kacang dan biji

Mengonsumsi kacang-kacangan dan bijibijian, seperti kacang almond, aprikot, kacang mete dan biji bunga matahari membantu mengurangi risiko yang berkaitan dengan mata dan penglihatan. Semua asupan tersebut kaya vitamin E yang membantu mencegah degenerasi otot mata dan katarak.

Sayuran berdaun hijau

Sayuran berdaun hijau seperti bayam dan kangkung mengandung vitamin C, betakaroten, lutein dan zeaxanthin. Antioksidan ini bertindak seperti tabir surya alami untuk mata dan melindunginya dari sinar UV yang berbahaya. Sayuran ini bisa membantu menurunkan risiko mengembangkan katarak.

Jeruk

Buah ini kaya akan vitamin C yang dapat membantu Anda dalam meningkatkan kesehatan jaringan mata. Dengan demikian, mengonsumsi jeruk bisa mengurangi risiko degenerasi saraf katarak. ima/R-1

What do you think?

Written by Julliana Elora

Kim Kardashian Dukung Katy Perry dalam Perseteruan dengan Taylor Swift

Mangga harum manis laris manis di Qatar