in

Perbaikan Kinerja Sektor Perkebunan Dorong Ekonomi Sumut

MEDAN (Berita): Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada triwulan II 2017 tumbuh sebesar 5,09 persen (yoy) meningkat tajam dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,50 persen (yoy). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa ekonomi Sumatera Utara masih cukup kuat.

“Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan investasi di tengah permintaan domestik yang sedikit melambat,” kata Arief Budi Santoso, Kepala Perwakilan Bank Undi. Namun demikian, permintaan domestik masih tumbuh tinggi dan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara.

Kegiatan investasi terkait dengan membaiknya kinerja industri pengolahan merespons peningkatan ekspor luar negeri khususnya komoditas CPO. Sementara itu, konsumsi yang masih cukup solid seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat karena THR, penerimaan ekspor dan gaji ke 14.

Perbaikan ekspor luar negeri diindikasikan terkait dengan perbaikan permintaan disamping kenaikan harga komoditas. Situasi pasar internasional cukup kondusif dalam menopang perbaikan kinerja ekspor tersebut. Ekonomi beberapa mitra dagang seperti Tiongkok dan Amerika Serikat pada triwulan II 2017 pada umumnya membaik.

Pada triwulan II 2017 perekonomian Tiongkok dan Amerika Serikat menguat masing-masing menjadi 6,9 persen (yoy) dan 2,1 persen (yoy) dari 6,7 persen (yoy) dan 1,2 persen (yoy) pada triwulan I 2017.

Selain itu, tingkat pertumbuhan harga CPO yang relatif masih positif juga ikut mendorong perbaikan kinerja ekspor luar negeri. Sementara itu, ekspor antar daerah kembali mengalami penurunan seiring dengan kinerja sektor pertanian tanaman pangan yang kurang menggembirakan karena terkendala penyediaan air irigasi.

Masih solidnya konsumsi rumah tangga tercermin pada hasil Survei Konsumen yang menunjukkan optimisme yang cukup kuat. Namun, ditengah kondisi ekonomi yang belum pulih konsumen rumah tangga cenderung mengalokasikan peningkatan pendapatannya (seperti THR, penerimaan ekspor dan gaji ke 14) untuk konsumsi maupun non-konsumsi seperti biaya pendidikan sejalan dengan masuknya tahun ajaran baru.

Selain itu, katanya, sumber pendapatan tersebut diindikasikan dialokasikan dalam bentuk tabungan. Hal tersebut tercermin dari jumlah tabungan dan deposito perorangan yang meningkat dari triwulan I 2017.

Perilaku rumah tangga tersebut juga terlihatpada hasil Survei Konsumen Bank Indonesia yang pada triwulan II 2017 yang menunjukkan kecenderungan pengeluaran untuk konsumsi menurun sedangkan kecenderungan untuk menabung meningkat.

Sementara itu, konsumsi pemerintah relatif menurun terutama karena realisasi gaji ke 13 yang mundur menjadi bulan Juli 2017. Secara sektoral, menurut Gunawan, kinerja empat sektor utama (sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan dan konstruksi) pada triwulan II 2017 cenderung meningkat.

Peningkatan tersebut terutama didorong oleh peningkatan kinerja sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan. Puncak panen kelapa sawit yang jatuh pada triwulan II 2017 dan perbaikan permintaan dunia serta pertumbuhan harga CPO yang masih positif telah menopang peningkatan kinerja subsektor perkebunan khususnya kelapa sawit.

Perbaikan subsektor perkebunan tersebut mendorong peningkatan kinerja sektor industri pengolahan. Selain itu, masih solidnya konsumsi domestikterkait Ramadhan dan perayaan hari raya Idul Fitri tercermin pada perbaikan sektor perdagangan. “Dalam pada itu, sektor konstruksi terus tumbuh sejalan dengan masih berlangsungnya proyek-proyek infrastruktur strategis,” katanya.

Ke depan, perbaikan ekonomi Sumatera Utara masih cukup positif. Kondisi tersebut didorong oleh ekspektasi perbaikan sektor eksternal dan tetap kuatnya permintaan domestik.

Prospek harga komoditas perkebunanmasih cukup baik yang turut terkonfirmasi dari hasil liaison yang tetap optimis terhadap kondisi perekonomian ke depan. Selain itu, permintaan akan komoditas unggulan Sumatera Utara baik dari domestik dan eksternal juga masih cukup kuat seiring denganmulai terdiversifikasinya negara tujuan ekspor dan semakin meningkatnya perdagangan antar daerah khususnya terkait dengan kebijakan biodiesel.

Dalam kaitan tersebut, koordinasi antara pemerintah dan pelaku usaha juga terus dieratkan dalam mengatasi dan mengantisipasi kendala perdagangan komoditas ke depannya.

Prospek permintaan domestikyang masih cukup kuat antara lain terkait dengan realisasi proyek infrastruktur yang tepat waktu akan menciptakan persepsi positif akan iklim investasi di Sumatera Utara. Dengan perkembangan tersebut, perekonomian Sumatera Utara pada triwulan III 2017 diperkirakan masih berada di atas 5 persen (yoy). (wie)

What do you think?

Written by virgo

Dari 2.740.000 Bidang, Presiden Jokowi: Baru 39 Persen Tanah di Jawa Timur Bersertifikat

Pegadaian Medan Salurkan Kredit Konvensional Rp 5,5 Triliun