Sejatinya, di dalam setiap hubungan pasti ada yang namanya seseorang yang berjuang dan ada pula seseorang yang di perjuangkan. Ada pula yang namanya seseorang yang mencintai dan di cintai. Dan ada juga yang namanya seseorang yang menyakiti dan di sakiti ( khusus yang satu ini semoga tidak terjadi kepada kita ya, sayang!).
Sampai saat ini, bersamamu aku baru merasakan yang namanya berjuang dan di perjuangkan, mencintai dan di cintai, dan semoga saja kita jangan sampai saling menyakiti. Karena tidak ada satu alasan bagiku untuk menyakitimu. Bagaimana bisa aku menyakitimu, sedangkan kamu adalah satu alasan di balik setiap senyum dan tawaku? Jadi, mari kita sama-sama saling menjaga dan setia, bukan saling berjanji lalu menyakiti dan kemudian pergi.
Sayang, sebagai seorang pria aku tahu yang kamu inginkan dan kamu butuhkan adalah sebuah kepastian. Dan saat ini, itulah yang sedang aku usahakan. Mohon bersabar ya, Sayang!
Sebagai seorang wanita, kamu pasti sering bertanya-tanya. Apakah aku serius padamu? Apakah kelak hubungan kita akan berakhir dengan kata Qobiltu di depan penghulu? Atau justru hubungan kita akan berakhir seperti pelangi yang hanya memberikan keindahan sesaat saja? Ya, aku tahu, kamu pasti sering bertanya-tanya seperti itu di dalam hatimu.
Namun, sebagai seorang pria, aku pun sudah bisa menebak setiap pertanyaan yang ada di hatimu. Jangan kira, hubungan yang sudah lama kita jalani hampir selama 2 tahun ini tidak bisa membuatku mengerti akan apa yang menjadi kekhawatiranmu. Ya, aku hampir tahu semua tentang kamu. Kamu marah, senang, bahagia, sedih, apapun itu kamu tidak akan bisa menyembunyikannya dariku. Apalagi tentang pertanyaan yang hinggap di hatimu, aku tahu, bahkan aku sedang mengusahakan secepatnya untukmu. Yang harus kamu lakukan cukup bersabar dan do’akan agar aku segera datang kerumahmu bersama rombongan keluargaku, hanya untuk memberikan kepastian kepada orang tuamu, bahwa aku siap untuk mengemban tanggung jawab untuk menjaga dan membahagiakan putri yang sudah di besarkan dan di jaganya selama ini. Ya, putri itu sudah pasti kamu. Iya kamu, pemilik hatiku!
Percayalah sayang, aku hanya butuh waktu, bisakah kamu sabar menunggu?
Sayang, aku tidak akan pernah bosan memintamu untuk bersabar. Karena memang hanya itu yang harus kamu lakukan, sembari aku mempersiapkan semuanya. Ya, persiapan untuk segera datang ke rumahmu, bertemu dan berbicara langsung dengan ayah dan ibumu, di saksikan oleh rombongan keluargaku serta keluargamu. Ya, saat itu aku akan secara langsung tanpa perantara meminta restu kepada orang tuamu. Saat itu kamu pasti akan tahu, bahwa keseriusanku selama ini bukan hanya bualan belaka. Tapi untuk saat ini, bisakah kamu bersabar sebentar, sayang? Percayalah sayang, aku hanya butuh waktu, bisakah kamu sabar menunggu?
Sayang, sabar memang tidak mudah. Namun ketahuilah, ketika nanti sudah tiba saatnya, semuanya akan terbayar dengan senyum dan tawa bahagia.
Bukankah permintaanku cukup sederhana, sayang? Kamu cukup sabar, sembari mempersiapkan dirimu untuk aku lamar? Bisakah kamu melakukannya, sayang?
Ya, aku tahu, sabar tidak semudah mengucapkannya. Namun ketahuilah sayang, ketika nanti sudah tiba saatnya, semuanya akan terbayar lunas dengan senyum dan tawa bahagia, ketika aku datang ke rumahmu dan meminta restu orang tuamu untuk melamarmu. Kamu tidak perlu ragu, karena prioritasku saat ini adalah untuk segera menghalalkanmu.
Percayalah padaku ya, sayang!
kamu juga bisa menulis karyamu di vebma,dibaca jutaan pengunjung,dan bisa menghasilkan juta rupiah setiap bulannya,