in ,

Perdana, Gula Aren Sumsel Tembus Pasar Internasional

Sebanyak 1 ton gula aren yang dikemas dalam 1 kontainer dengan nilai ekonomi mencapai 27 juta resmi diberangkatkan dari Pelabuhan Boom Baru, Palembang, Rabu (24/9/2025) (BP/ist)

Palembang  BP- Badan Karantina Indonesia melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumatera Selatan (Karatina Sumsel) bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) melepas ekspor perdana komoditas gula aren ke Taiwan.

 Sebanyak 1 ton gula aren yang dikemas dalam 1 kontainer dengan nilai ekonomi mencapai 27 juta resmi diberangkatkan dari Pelabuhan Boom Baru, Palembang, Rabu (24/09).

Komoditas gula aren ini sebelumnya telah melalui pemeriksaan karantina tumbuhan untuk memastikan bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan aman untuk diperdagangkan secara internasional.

Proses sertifikasi dilakukan oleh petugas karantina meliputi pemeriksaan fisik dan verifikasi dokumen sesuai dengan ketentuan perkarantinaan serta persyaratan negara tujuan.

Kepala Karantina Sumatera Selatan, Sri Endah Ekandari, menyampaikan apresiasi atas tercapainya ekspor perdana gula aren asal Sumsel ini.

 “Ekspor ini membuktikan bahwa produk lokal Sumatera Selatan mampu menembus pasar internasional. Karantina akan terus mendukung melalui layanan sertifikasi dan pengawasan agar komoditas kita terjamin aman, sehat, dan sesuai ketentuan negara tujuan,” ujar Sri Endah.

Prosesi pelepasan ekspor ini ditandai dengan penyerahan langsung Phytosanitary Certificate oleh Wakil Gubernur Sumatera Selatan, Cik Ujang, kepada eksportir sebagai bentuk dukungan pemerintah pusat dan daerah dalam memperluas pasar produk lokal ke mancanegara.

Wakil Gubernur Sumsel, Cik Ujang, menegaskan bahwa pencapaian ekspor perdana ini harus menjadi penyemangat bagi UMKM lokal untuk terus menjaga kualitas produk. “Ini adalah bukti nyata bahwa produk lokal kita memiliki kualitas dan daya saing. Jaga mutu produk, karena yang kita hadapi adalah standar internasional. Jangan anggap sepele, karena kualitas adalah kunci keberlanjutan ekspor kita,” tegas CIk Ujang.

Eksportir gula aren ini merupakan pelaku UMKM binaan Bank Indonesia yang telah mengikuti program pengembangan UMKM dengan predikat Wirausaha Bank Indonesia (WUBI) 2025 yang digelar oleh Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan. Pada kesempatan yang sama, juga dilakukan ekspor produk khas Sumsel lainnya, yakni kerupuk kemplang, sebagai wujud nyata keberhasilan UMKM lokal menembus pasar internasional.

Selain jaminan kesehatan dan keamanan produk, Karantina Sumsel juga menekankan pentingnya sistem ketertelusuran untuk setiap komoditas ekspor. Hal tersebut untuk memastikan asal-usul produk berasal dari Sumatera Selatan, sehingga meningkatkan kepercayaan negara tujuan sekaligus memperkuat branding “Produk Sumsel” di pasar global.

Ekspor perdana gula aren ini sekaligus menjadi momentum penting dalam mendorong diversifikasi produk ekspor asal Sumsel. Tidak hanya bertumpu pada komoditas utama seperti kopi, kelapa, dan karet, kini Sumsel mulai membuka jalan bagi komoditas olahan pangan lainnya untuk memperkuat posisi Indonesia di pasar global. Karantina Sumsel menegaskan bahwa langkah ini menjadi dorongan kuat untuk semakin banyak UMKM Sumsel yang Go Ekspor di masa mendatang.

“Ekspor perdana gula aren ini membuktikan bahwa potensi Sumsel tidak hanya bertumpu pada komoditas utama, tetapi juga pada produk olahan pangan yang bernilai tambah. Karantina Sumsel percaya langkah ini akan membuka jalan bagi semakin banyak UMKM kita untuk berani Go Ekspor dan membawa nama Sumsel ke pasar dunia,” tutup Sri Endah.#udi

Baca Juga:  Bandar di Kaki Dempo

What do you think?

Written by Julliana Elora

PGK Sumsel Desak Pemerintah Hentikan Sementara Program Makan Bergizi Gratis: Keselamatan Anak Harus Diutamakan