Diposkan pada: 13 Jun 2017 ; 570 Views Kategori: Berita
Setiap peringatan nuzulul Quran, seorang manusia selalu diingatkan untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mengingat bagaimana transformasi yang dilakukan Rasulullah dalam mengubah Bangsa Arab melalui universalitas Alquran.
Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat Peringatan Nuzulul Quran Tahun 1438 H/ 2017 M Tingkat Nasional di Istana Negara, Senin (12/6) malam.
Presiden Jokowi menyampaikan bahwa setiap kita memperingati Nuzulul Qur’an kita selalu diingatkan kepada dua hal.
“Yang pertama, kita diingatkan untuk semakin semangat dalam beribadah, semakin khusyuk dalam bertadarus, dalam salat Tahajud, dalam beritikaf di masjid, dan dalam mempertebal kesalehan sosial kita,” tutur Presiden.
Hal kedua, menurut Presiden, setiap manusia diingatkan pada tindakan Rasulullah. Ia menerangkan bahwa gerakan Rasulullah yang memakai nilai-nilai universalitas Alquran untuk mentransformasikan bangsa Arab menjadi bangsa yang beradab dan bangsa yang maju.
“Alquran menjadi rahmat bukan saja untuk bangsa Arab tetapi untuk seluruh umat manusia di dunia ini,” tambah Presiden Jokowi.
Dengan meneladani Rasulullah dalam membangun bangsa dan negara Indonesia, Presiden mengarahkan bahwa dalam mengejar kemajuan dan kesejahteraan rakyat harus bersandar pada tuntutan universalitas Alquran.
Lebih lanjut, Presiden sampaikan bahwa seorang manusia akan termasuk golongan pendusta agama apabila kita membentak anak yatim.
“Kita tahu semuanya, tidak boleh membentak anak yatim. Kita akan termasuk golongan pendusta agama, apabila kita tidak peduli dengan saudara-saudara kita fakir miskin. Dan, kita akan termasuk golongan pendusta agama apabila kita berbuat kerusakan di muka bumi ini,” tutur Presiden ke-7 Republik Indonesia.
Pemerintah, lanjut Presiden, terus fokus untuk meningkatkan pemerataan ekonomi yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat. Ia menambahkan bahwa caranya yakni dengan memerangi kemiskinan, memberantas radikalisme, memberantas terorisme, dan menggebuk komunisme.
“Alquran mengajarkan kita untuk bersikap ta’awun, saling bekerja sama dan saling tolong menolong dalam semua aspek kehidupan kita sehari-hari. Alquran juga mengajarkan kita untuk bekerja keras untuk mengubah nasib kita, mengubah nasib bangsa kita, Indonesia,” tambah Presiden.
Pemerintah terus bekerja keras membangun, lanjut Presiden, untuk membangun infrastruktur, konektivitas di seluruh tanah air agar biaya logistik dan transportasi bisa turun, serta agar perbedaan harga antar wilayah tidak berbeda terlalu jauh, artinya merata.
“Pemerintah juga mengeluarkan kebijakan pemerataan ekonomi melalui pembagian aset bagi umat agar mempunyai lahan, dan kemudahan akses permodalan, serta membangun pendidikan vokasi yang masif,” tutur Presiden.
Saat ini, menurut Presiden, pemerintah juga sedang menyusun rencana untuk memperkuat ekonomi umat melalui pengembangan lembaga keuangan syariah yang dikelola berdasarkan sistem wakaf, tapi ini masih dalam proses untuk diselesaikan.
“Dengan panduan Alquran, kita perlu memahami bahwa sudah menjadi kodrat bangsa kita, Indonesia, untuk hidup dalam kebinekaan. Sebab, keberagaman suku, kita memiliki 714 suku. Keberagaman agama, di negara kita Indonesia ada Islam, ada Kristen, ada Katolik, ada Hindu, ada Budha, ada Konghucu. Keberagaman ras, saya kira kita memiliki banyak ras. Di negara kita ada keberagaman golongan yang ada di negara kita, Indonesia,” tegas Presiden.
Hal ini, menurut Presiden, merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada Bangsa Indonesia dan wajib dirawat apa yang sudah menjadi anugerah Allah. Ia menambahkan bahwa bangsa Indonesia wajib merawat Bhineka Tunggal Ika.
“Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala meridhoi ibadah dan kerja kita semuanya dalam menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju, bangsa yang damai, bangsa yang bersatu, dan bangsa yang bisa mewujudkan keadilan sosial di seluruh Nusantara ini. Ya Allah hanya kepadamu kami menyembah dan kepadamu kami memohon pertolongan,” tutup Presiden dengan memanjatkan doa.
Sebagai informasi acara Nuzulul Quran diawali dengan mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dibawakan oleh korps musik Paspampres.
Dalam acara kali ini, Presiden didampingi oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Kalla. Turut menghadiri diantaranya Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menpora Imam Nahrowi, Menag Lukman Hakim Saifuddin, Mensos Khofifah Indar Parawansa, dan MenPAN dan RB Asman Abnur.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Ayat suci Al Qur’an dan Tilawatil Quran. Uraian singkat dari Habib Luthfi bin Yahya yang bertema Harmoni Islam dalam Kebinekaan dan sambutan dari Menteri Agama. Acara diakhiri dengan mengumandangkan lagu Indonesia Raya dan ramah tamah. (FID/RAH/EN)