Pemerintah sepakat untuk meningkatkan koordinasi antarkementerian untuk meningkatkan produksi sekaligus memperkuat pasar pertanian dalam negeri.
JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan sinergi untuk mendorong produktivitas produksi pertanian untuk memperkuat pasar dalam negeri. Produksi pertanian dalam negeri yang kuat akan meredam inflasi dengan mendorong peningkatan hasil pangan.
“Intinya akan mengamankan dan memperkuat pasar dalam negeri. Hal tersebut dilakukan dengan mengendalikan impor secara selektif, stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok untuk menjaga inflasi jelang Natal dan Tahun Baru,” ungkap Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto, saat rapat koordinasi di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (11/11).
Pemberdayaan produk lokal, menurut Mendag, sesuai dengan arahan Presiden. Upaya lainnya dengan mendorong usaha rintisan (start up) dengan mekanisme yang aplikatif dan tertib, serta implementasi Sistem Resi Gudang (SRG) tersebut, terdiri dari inisiasi penguatan pembiayaan SRG untuk petani atau pengusaha lokal tujuan ekspor, dan optimalisasi sistem SRG.
Di samping mengantisipasi kenaikan harga, Agus Suparmanto juga menjaga neraca perdagangan yang dilakukan melalui penyelesaian perjanjian perdagangan serta melakukan kajian yang dapat memberikan manfaat terhadap ekonomi nasional.
Agus menegaskan, strategi yang akan dilakukan adalah meningkatkan ekspor nonmigas. Ekspor barang dan jasa ditargetkan tumbuh 4,5–8,63 persen. Sedangkan ekspor nonmigas akan tumbuh 6,88–12,23 persen. Kemendag akan melakukan pengendalian impor secara selektif. “Impor harus mengutamakan bahan baku atau bahan penolong yang bertujuan untuk ekspor dan investasi,” tutur Mendag.
Ego Sektoral
Kedua kementerian tersebut, sepakat untuk memperkuat sinergitas dan kerja sama strategis dalam upaya membangun ketahanan pangan. Hal ini, karena hubungan kedua kementerian ini sering tidak harmonis. Kementerian ini kerap mengedepankan ego masing-masing lembaga, sehingga sulit mengurai persoalan harga pangan.
Terkait hal tersebut, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengaku akan bertandang ke Kemendag untuk membahas hal-hal yang perlu dikerjasamakan dengan Kemendag terutama yang berkaitan dengan pembangunan pertanian.
“Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, ego sektoral antara Kementerian tidak boleh terjadi. Intinya kekuatan negeri ini harus kita optimalkan, dan itu salah satunya hadir dari tangannya menteri perdagangan, terutama dalam mengintegrasikan satu program dengan program yang lain agar tidak terjadi tumpang tindih,”ungkap Syahrul.
Ke depan, sambung Syahrul, dirinya akan membawa pejabat eselon I Kementan ke Kemendag dan menggelar workshop bersama mereka. Menurutnya, komunikasi ekonomi dan diplomasi pertanian harus dilakukan secara timbal balik supaya tidak selalu bicara impor, akan tetapi lebih banyak bicara ekspor.
Dalam pertemuan itu, selain memperkuat sinergitas, poin lain yang dibahas ialah yang berkaitan dengan penerapan teknologi. Pemanfaatan teknologi bisa dilakukan untuk mengefisiensikan waktu dan menambah jumlah produksi.
“Misalnya dengan drone yang kita miliki penyiraman 500 hektare hanya membutuhkan waktu setengah jam karena mesin ini sudah menggunakan internet. Dan yang lebih penting, semua mesin dan teknologi ini buatan anak bangsa,” katanya. ers/E-12