Menteri BUMN Erick Thohir mengunjungi markas Semen Padang FC (SPFC) di Indarung, Kota Padang, Selasa (20/12) pagi. Erick yang didampingi Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy, Anggota DPR RI Andre Rosiade dan Dirut PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Donny Arsal, memotivasi manajamen, pelatih, pemain dan suporter.
Sampai di Markas Kabau Sirah (julukan SPFC), Erick Thohir disambut pelatih dan pemain beserta suporter. Setelah itu, Erick Thohir bersama rombongan meninjau jajaran tropy yang diraih SPFC dan melakukan foto bersama dengan pelatih, pemain dan suporter di sisi lapangan markas SPFC.
Erick Thohir mengatakan dalam kunjungan ke markas SPFC ini, dia membawa banyak direksi dan komisaris di lingkungan perusahaan BUMN yang berasal dari Sumbar. Untuk itu, dia meminta agar para direksi dan komisaris bersinergi membangun kampung halamannya, termasuk memajukan sepak bola Sumbar.
“Saya sengaja datang ke Sumbar, termasuk ke markas SPFC ini. Sebelum ke sini, saya hubungi direksi dan komisaris BUMN asal Sumbar dan sengaja saya bawa ke Sumbar agar mereka bisa membangun kampung halamannya, supaya bisa menjadi lebih baik. Di perusahaan BUMN itu, saya hitung ada 31 direksi dan komisaris asal Sumbar,” katanya.
Terkait SPFC, Erick Thohir menyampaikan tiga bulan menjabat Menteri BUMN, dia didatangi Khairul Jasmi yang merupakan Komisaris PT Semen Padang dan Andre Rosiade, anggota DPR RI asal Sumbar. Andre Rosiade dan KJ (sapaan akrab Khairul Jasmi), katanya, mengingatkan dirinya bahwa di Padang ada klub sepakbola binaan BUMN, yaitu SPFC.
“Makanya, saya datang dan saya support bagaimana SPFC yang merupakan kebanggaan masyarakat Sumbar ini bisa lebih baik, dan kembali ke Liga 1. Namun begitu, saya ingatkan kalau saya ini mungkin ngomongnya kasar, tapi saya minta maaf. Tapi, harus saya sampaikan bahwa sepakbola itu lingkaran setan,” katanya
Kenapa lingkaran setan? “Kalau manajemennya tidak baik, maka pelatihnya tidak baik. Pelatihnya tidak baik, pemainnya juga tidak baik. Kalau pemainnya tidak baik, suporternya juga tidak baik. Kemudian kalau suporternya tidak baik, timnya juga tidak baik. Ini suatu kesatuan. Makanya, kalau timnya baik, semuanya harus baik,” imbuhnya.
Erick menyampaikan bahwa tidak mungkin sepakbola bisa maju kalau hanya ada satu komponen yang baik. Makanya, dia berharap, semua komponen mulai dari manajemen sampai suporter harus satu kesatuan dan harus saling mengisi. Dan, untuk SPFC dengan warna merah adalah warna sakral, sudah bagus, dan mesti lingkaran sempurna.
Jangan sampai lingkaran setan. Kalau ada kekurangan pemain, pelatih membicarakannya ke manajemen. Dan, pemain jangan mengeluh. Mengeluh bukan solusi. Apa yang harus dilakukan ini harus dihadapi dan harus diatasi.
Erick berharap kedatangannya ke markas SPFC ini menjadi titik nol buat bangkit dan mencapai cita-cita ke Liga 1.
“Kedatangan saya ke sini harus menjadi titik nol untuk mulai bangkit dan saya berharap semuanya harus satu kesatuan. Kalau tidak, jangan berharap cita-cita bisa terwujud. Saya contohkan salah satu klub sepakbola di Liga 1. Tidak usah saya sebutkan namanya. Anggaranya paling Rp10 miliar di atas anggaran tim sepakbola Liga 2. Tapi, tim ini bisa di papan tengah. Karena apa? Karena satu kesatuan tadi,” ingatnya.
Contoh lainnya, lanjut Erick, adalah saat Piala Dunia 2022. Saat dirinya menyaksikan langsung Final Piala Dunia antara Argentina dan Perancis. Sekitar 80 persen penonton adalah pendukung Argentina. Sisanya pendukung Perancis. “Artinya apa? Adanya kekuatan suporter yang luar biasa. Begitu juga dengan Maroko. Kalah menang, suporternya ramai,” katanya.
Kepada manajemen SPFC, Erick Thohir menitip pesan agar ada 40 persen pemain SPFC kelahiran Sumbar. Karena inilah rohnya, meskipun Indonesia satu kesatuan. Kemudian kepada tokoh-tokoh di Sumbar, pemerintah daerah dan BUMN, pastikan solidaritas, transparansi, profesionalisme yang tinggi untuk capai cita-cita SPFC kembali ke Liga 1.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy yang l mendampingi Erick Thohir sejak dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) hingga ke markas Kabau Sirah mengatakan bahwa di SPFC ada 60 persen kelahiran Sumbar. “Jadi Pak Menteri, arahan bapak sudah kami lakukan. Kami berharap ke Pak Menteri bagaimana Liga 2 segera dimulai,” katanya.
Dirut PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Donny Arsal menyampaikan bahwa SIG sudah ada niat mengembalikan SPFC ke Liga 1. Karena, SPFC ini tim legendaris dan kebangaan masyarakat Sumbar. Di era Galatama tahun 1992, tim ini juara dan mewakili Indonesia di Piala Winners Asia 1993-1994.
“Insya Allah kita cariin cara. Sudah ada niat bagaimana membuat SPFC ini kembali ke Liga 1. Ini yang paling penting dan tentu ini tidak bisa sendiri. Liga 1 harga mati,” ungkap Donny Arsal yang juga putra Minang kelahiran Payakumbuh, Provinsi Sumbar ini.
Dalam kunjungan Erick Thohir ke Sumbar, juga hadir Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono, Dirut PT Semen Padang Asri Mukhtar, Direktur Operasi Indrieffouny Indra, dan Direktur Keuangan & Umum Oktoweri, serta Komisaris Kharuil Jasmi dan Werry Darta Taifur.
Kemudian, hadir Komisaris Utama PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri atau PT Taspen yang merupakan mantan Kepala BNPT berdarah Minang, yaitu Komjen Purn Suhardi Alius, dan sejumlah direksi dan komisaris pelbagai perusahaan BUMN lainnya seperti PT KAI, PNM, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, Bio Farma.(rel)