in

Pessel Panen Jagung Perdana

Produksi Per Hektare Mencapai 10,3 Ton 

Bupati Pesisir Selatan (Pessel), Hendrajoni melakukan panen jagung kerja sama  pengembangan padi, jagung dan kedelai bersama  TNI AD wilayah Barat. 

Panen perdana yang dilakukan pada kelompok tani (keltan) Tunas Muda Palangai Kaciak, Kecamatan Ranahpesisir Rabu (11/10) itu mencapai 10,3 ton per hektare. 

Ketua Keltan Tunas Muda, Kampung Palangai Kaciak Hilir Nagari Palangai Kaciak, Jamalis mengatakan, masyarakat di nagari itu mulai beralih pada tanaman jagung sudah sejak tujuh tahun lalu. 

“Kami masyarakat petani mulai beralih menanam jagung sejak tahun 2010, atau sejak tujuh tahun lalu. Hal itu dilakukan akibat aliran irigasi menuju lahan pertanian yang mencapai 300 hektare di nagari ini mengalami rusak berat,” katanya. 

Ditambahkannnya, bahwa di nagari itu ada sebanyak 9 saluran irigasi semi permanen yang kondisinya masih rusak berat dan butuh perbaikan. 

“Agar lahan kami tetap produktif, maka kami beralih pada tanaman jagung. Dan itu ternyata sangat menguntungkan. Sebab rata-rata produktifitas lahan mencapai 10 ton per hektare. Namun kami tetap berharap, agar pemerintah dapat memperbaiki saluran irigasi rusak itu, agar kami juga bisa melakukan penanaman padi,” ungkapnya.  

Bupati Pessel, Hendrajoni dalam sambutannya menyampaikan gerakan tanam jagung secara serentak perlu mendapat pembinaan dari OPD terkait. Di samping juga perlu inovasi, agar hasil produksi yang diharapkan bisa meningkat, serta juga memiliki harga pasar yang bersaing. Dalam hal itu, keberadaan pihak ketiga juga amat penting, dalam upaya pemasaran, permodalan dan lainnya. 

“Saya minta petani jagung juga membangun kemitraan dengan pihak ketiga sehingga ada kepercayaan dalam upaya pengembangan jagung untuk ke depannya,” ungkap Hendrajoni. 

Disebutkanya, jagung sudah menjadi salah satu komoditas unggulan dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat. Selanjutnya, Pessel merupakan daerah potensial dalam pengembangan jagung, dan menjadi daerah pemasok jagung kedua di Sumbar setelah Pasaman Barat.

Sementara Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumbar, Chandra menyebutkan, bahwa Sumbar dijadikan sebagai salah satu sentra jagung nasional oleh pemerintah pusat, dengan target pengembangan seluas 125 ribu hektare lebih.

“Dari terget itu, pemerintah pusat mengalokasikan bantuan bibit seluas 40 ribu hektare. Dari luas itu, sebanyak 10 ribu hektare ditempatkan di Pessel, atau sebesar 25 persen,” ungkapya. 

Upaya itu dilakukan karena secara nasional target swasembada jagung sebesar 1 juta ton tahun 2017. Maka dari itu, pemerintah melakukan berbagai upaya seperti optimalisasi lahan, gerakan tanaman jagung serentak, dan lainnya. 

Berdasarkan data yang ada, lahan potensial yang bisa dikembangkan untuk tanaman jagung masih cukup luas di Sumbar. Itu tersebar di berbagai daerah, termasuk juga di Pessel. Makanya daerah ini juga dijadikan sebagai daerah pengembangan padi, jagung dan kedelai, melalui kerja sama TNI AD Wilayah Barat, sebagaimana saat ini. 

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Pessel, Jumsu Trisno menyampaikan panen perdana jangung ini produksi per hektare tercapai 10,3 ton. Sedangkan jenis bibit yang dikembangkan Pioner 21. 

“Ini cukup menguntungkan bagi petani, sebab dengan harga jual Rp 3 ribu per kilogram saat  ini, petani masih diuntungkan sekitar Rp 11 juta dalam 4 bulan, sebab biaya produksi 1 hektare sekitar Rp 12 juta,” tutupnya. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by Julliana Elora

Menyorot Pelayanan Kelurahan Kotolalang

Pasbar Raih WTP