Sosialisasi diskusi program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) PTPN VI di Desa Panca Mulya, Sungai Bahar, Muarojambi jadi ajang nostalgia antara petani unit III Sungai Bahar dengan manajemen PTPN VI, Jumat (22/7/22).
“”Hari ini, hari bersejarah. Ini ibarat pertemuan bapak dan anak yang lama tidak bertemu, hilang,”” kata Effendi, seorang petani sawit yang juga Guru SDN di desa Panca Mulya, di aula desa, Jumat (22/7/22).
Effendi berharap, pertemuan ini menjadi ikatan darah dan tidak akan terpisah lagi. “PTPN ini ayah kami, dahulu hubungan ini sangat harmonis dan saling asih,”” kata Effendi.
Lain lagi bagi Bahrum Sirait, Ketua Koperasi Pemasaran Bersama. Dia ingat betul bagaimana PTPN membantu kemitraan plasma saat pertama kali ikut transmigrasi tahun 1980-an.
“”Dulu tahun 1980 sangat harmonis, saling percaya saling asih. Di tengah jalan ada oknum-oknum yang datang dengan janji harga tinggi. Saya beharap kawan tidak terpedaya dengan oknum dari luar. PTPN yang peduli, tetap datang dan bantu kita Replanting. Jangan nodai lagi harmonis ini,”” ungkap Bahrum yang juga ulama Desa Panca Mulya ini.
Sementara, Kepala Desa Panca Mulya, Ahmad Barizi SE, berharap para petani segera melengkapi syarat ikut PSR agar bisa langsung eksekusi replanting sawit yang berumur 30 tahun.
“”Kita ditawarkan pola kemitraan. Ayolah ikut program pemerintah dan PTPN ini. PTPN janji bantu semua sampai sudah ada hasil,” ajak kepala desa.(rel)