Samarinda (ANTARA News) – Petinggi klub sepak bola Borneo FC Nabiel Husein Said Amin membantah dirinya telah melakukan intimidasi kepada wasit saat pertandingan Borneo FC menghadapi Bali United.
Menurut Nabiel di Stadion Segiri Samarinda, Jumat, dia merasa tidak melakukan tindakan kekerasan kepada wasit, dan hanya bertanya kepada wasit tersebut usai memimpin pertandingan.
“Bagaimana saya dibilang intimidasi, saya tidak memukul, saya hanya bertanya dan anehnya sanksi diberikan tanpa memberikan kesempatan kami melakukan pembelaan dan klarifikasi, Komdis ini cara kerjanya tidak benar,” ujarnya.
Dalam salinan surat keputusan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI bernomor 088/L1/SK/KD-PSSI/IX/2017 itu, Nabil disebut melakukan ancaman kepada wasit dengan kata-kata saya bisa bayar dan sogok kamu.
Menanggapi hal itu, Nabil menampik kata-kata tersebut. Menurutnya ia tidak ada mengeluarkan kata-kata seperti yang dimaksud pada salinan surat Komdis.
“Tidak benar itu, saya tidak bicara ke wasit saya bisa bayar kamu, yang benar saya bilang siapa yang bayar kamu, saya juga bisa bayar kamu, kalau dibaca secara lengkap itu maknanya berbeda loh,” kata Nabil.
Nabil merasa pernyataannya diubah secara sepihak dalam salinan tersebut sehingga memunculkan opini yang merugikan pribadinya dan juga Borneo FC.
“Padahal apa yang sampaikan ini sebenarnya untuk menegakkan kualitas sepak bola kita,” kata Nabil.
Borneo FC harus menerima sanksi berat dari Komdis, berupa larangan bermain di kandang selama 4 laga home.
Padahal saat itu ia mengaku hanya mempertanyakan kinerja wasit asal Kyrgyzstan, Rysbek Shekerbekov yang dianggap tidak fair saat memimpin pertandingan timnya melawan Bali United.
“Saya merasa ada pihak yang tidak senang dengan Borneo FC, ketika saya mempertanyakan, saya justru di-judge macam-macan, tapi tujuan saya untuk liga ini lebih baik, insyaallah dengan kejadian ini, liga kita akan lebih baik dan jujur,” ungkapnya.
Nabil sangat mendukung kinerja wasit asing untuk mengangkat kualitas pertandingan Liga 1.
Ia juga bermaksud menekankan pentingnya kejujuran dalam memimpin pertandingan bukan soal hasil yang diraihnya timnya.
“Tujuan wasit ini didatangkan ke Indonesia untuk apa,Jelas untuk perbaikan, jadi mari kerja dengan fair. Nah yang terjadi dari pertandingan kemarin, itu di luar tujuan mereka didatangkan. Sangat tidak fair, sekali lagi ini bukan soal hasil, tapi soal kejujuran dalam memimpin. Bagi saya, kalah draw dan menang harus kita terima tapi pertandingan kemarin itu sangat tidak benar, di luar fair play,” tegasnya.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2017