in

Petualangan Mykola dan Mesin Waktu Misteri Magis (bagian kesatu)

Oke, lagu tadi memberikan tanda ke mana arah kita selanjutnya

Liverpool (ANTARA) – Mykola sama sekali tidak mempedulikan bulir-bulir peluh yang membanjiri dahi dan tengkuk sejak setengah jam lalu. Sorot tatapannya tetap mantap menatap ke arah depan dengan menyisakan bias bayang-bayang yang berkelebat di kedua ujung matanya.

Dia tak sekalipun berkeinginan untuk menyeka wajah meski keringat mulai menggantung di ujung-ujung rambutnya yang basah. Jaket olahraga berwarna abu-abu kesayangannya pun perlahan dihiasi bercak-bercak gelap pada bagian leher dan dada akibat proses ekskresi tubuh.

Langkah kaki remaja 15 tahun itu semakin cepat dan napasnya juga terdengar memburu, kala ia melihat benda besar yang memang menjadi salah satu tujuan utama hidupnya siang hari itu: sebuah kendaraan berbentuk persegi berukuran raksasa berwarna kuning terang dengan sentuhan corak pelangi dan garis biru besar di bagian kedua sisinya. Empat buah roda tertanam pada bagian bawah kotak persegi itu dengan bilah-bilah baja yang menaungi atap datar bernuansa kebiruan.

Mykola pernah mendengar bahwa orang-orang di kota tempat dia berada saat ini –atau mungkin di kota-kota belahan dunia lain– dengan penuh rasa bangga menyebut kotak persegi beroda empat itu sebagai “Mesin Waktu Misteri Magis”.

Baca juga: Susuri Reeperbahn, G-Pluck manggung di klub awal karier The Beatles

Kendaraan itulah yang akan membawa Mykola berkelana paling jauh hingga 60 tahun ke belakang. Tak apa, pikir Mykola. Toh, rentang waktu itu lebih dari cukup bagi dirinya untuk menelusuri jejak-jejak kedigdayaan masa lalu dari empat orang pemuda biasa saja asal Liverpool bernama John Lennon, Paul McCartney, George Harrison, dan Ringo Starr yang kelak mengubah jalannya peta musik dunia.

Dunia pun mengenal keempat sekawan itu sebagai The Beatles.

Para peserta “Magical Mystery Tour Bus” saat hendak naik ke atas bus yang dikemudikan oleh Allan. (ANTARA/Ahmad Faishal)

“Hai, namaku Gene. Boleh aku lihat karcis yang kau pegang? Kau datang sendirian?” sapa seorang perempuan berambut putih sebahu berkacamata hitam yang muncul dari balik pintu.

Mykola mengangguk seraya menyorongkan potongan karcis yang nyaris lusuh akibat genggaman tangan selama dia berlari tanpa henti. 

“Ayo naik dan kita akan segera berjalan-jalan menembus dimensi waktu,” ajak Gene mengarahkan Mykola ke dalam kabin kendaraan tersebut.

Mykola menyeringai sangat lebar karena penantian panjang yang selama ini dia idam-idamkan, akhirnya segera terwujud mungkin dalam satu, dua, atau tiga jam ke depan. Dia tidak benar-benar tahu berapa lama dan seperti apa hitungan waktu dari lokasi-lokasi yang akan ia datangi bersama Gene lewat mesin kuning raksasa itu.

“Kenalkan, ini Allan. Dia yang akan membawa kita ke beberapa tempat yang aku harap kau akan menyukainya,” sambung Gene memperkenalkan seorang pria dengan kemeja dan rambut yang nyaris memiliki warna putih serupa.

Mengenakan dasi berwarna biru, Allan tersenyum dan mengangguk ke arah Mykola, lantas memberikan isyarat kepada anak itu untuk mengambil posisi duduk paling nyaman. Ketika menjulurkan kepala ke dalam kapsul waktu tersebut, Mykola melihat sudah ada sekitar 50 orang yang duduk di kursi dan saling bercengkerama dengan penuh kehangatan.

Baca juga: G-Pluck gencar promosikan batik kala tampil di Tong Tong Fair 2023

Mykola mencermati bahwa sebagian besar orang yang menempati dua puluh lima pasang kursi di kabin adalah laki-laki dan perempuan berusia 20-an hingga 50-an tahun.

Sejurus kemudian, kapsul waktu berwarna kuning menyala itu menderu-deru dengan getaran halus dan perlahan mulai bertolak dari titik diamnya semula.

“Kita berangkat sekarang!” kata Allan kemudian menerbangkan mesin tersebut hingga terangkat setinggi beberapa meter dari permukaan tanah dan bersiap untuk melaju.

Kedua telapak tangan Mykola sempat menggenggam erat ujung-ujung kursi sebelum mesin tersebut melesat dengan kecepatan cahaya dan menembus sebuah lapisan layar papan reklame digital bertuliskan “City Explorer Liverpool”.

Whosssh!

Baca juga: G-Pluck gagas pertemuan “The Beatles” dan Indorock di Tong Tong Fair

Baca juga: G-Pluck sukses tebar pesona dan hangatkan malam Tong Tong Fair 2023

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2023

What do you think?

Written by Julliana Elora

Konsolidasi Caleg Partai Ummat Sumbar, Taslim: Kolaborasi untuk Menang Berjamaah

Fabio, Xodiac, hingga Anggun C Sasmi meriahkan Persembahan Dari Solo