Jakarta – Peningkatan populasi kelas menengah di Indonesia berpotensi besar mendorong kinerja pertumbuhan ekonomi nasional dan memperluas tingkat kesejahteraan. Karenanya, pemerintah perlu mendukung pertumbuhan kelompok tersebut di semua lini.
Country Director Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chaves menilai kelas menengah memegang peran penting untuk membuka potensi Indonesia. Dia menjelaskan pertumbuhan kelas menengah yang lebih besar bisa membantu percepatan pertumbuhan konsumsi dan mendukung terciptanya tata kelola yang lebih memadai.
Selain itu, lanjutnya, pertumbuhan kelas menengah bisa memberikan bantuan pendapatan melalui sektor pajak yang dibutuhkan untuk penyediaan layanan umum seperti infrastruktur, kesehatan dan pendidikan serta penciptaan lapangan kerja. “Sebaliknya, kelompok yang gagal memperbaiki tingkat ekonomi dan tidak mampu menjadi kelas menengah dapat menyebabkan masyarakat itu terpolarisasi dan rentan,” ujar Rodrigo di Jakarta, Senin (4/12).
Untuk itu, pemerintah perlu memberikan dukungan agar terjadi peningkatan kualitas pendidikan maupun keterampilan penduduk serta penciptaan lapangan kerja yang disertai oleh perlindungan sosial yang memadai. “Dengan dukungan tersebut, kelompok kelas menengah akan tumbuh dengan cepat dan mendorong negara maupun kawasan ini menuju masa depan lebih cerah,” ujar Chaves.
Laporan Bank Dunia memperlihatkan sebanyak 45 persen penduduk di Indonesia saat ini merupakan kelompok yang ingin menjadi kelas menengah. Ciri dari kelompok ini adalah mereka tidak lagi miskin, namun rentan untuk jatuh miskin. Kelompok ini belum mencapai tingkat kemapanan ekonomi dan belum memiliki gaya hidup kelas menengah.
Sementara itu, juga terdapat 35 persen penduduk yang masih miskin dan rentan jatuh miskin, yang membutuhkan perhatian pemerintah agar mampu keluar dari kemiskinan. Bank Dunia mencatat saat ini sebanyak 52 juta orang masuk ke kelas menengah dan memberikan kontribusi sebesar 43 persen dari keseluruhan total konsumsi rumah tangga.
Ant/E-10