Jakarta (ANTARA) – Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI) mengatakan mendukung penuh keputusan yang diambil Aprilia Manganang mengenai perubahan statusnya dari putri ke putra.
Ketua Bidang Kompetisi dan Pertandingan PP PBVSI, Hanny S Surkatty, mengatakan baru mengetahui perubahan status kelamin Aprilia setelah mendengar pernyataan yang disampaikan Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa.
“Kita mendukung penuh keputusan yang diambil April yang difasilitasi oleh KSAD Jenderal Andika Perkasa mengenai perubahan dari putri ke putra, itu kan memang hak pribadi dari Aprilia Manganang sendiri,” ujar Hanny, dalam konferensi pers virtual, Kamis.
Baca juga: Jenderal TNI Andika Perkasa pastikan Serda Aprilia Manganang itu pria
Baca juga: Atlet voli Aprilia Manganang mengalami hipospadia, apa itu?
Hanny mengatakan penempatan Aprilia pada tim nasional putri, sebelum dia mengundurkan diri dari voli pada 2020, adalah berdasarkan dokumen-dokumen negara, berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga dan Paspor.
Saat mengikuti SEA Games 2015 di Singapura, ketika tim voli putri mendapat protes dari Filipina, Hanny mengatakan pemeriksaan keabsahan dilakukan oleh komite medical SEA Games untuk menentukan apakah Aprilia bertanding atau tidak.
Setelah dilakukan pemeriksaan, lanjut Hanny, didapatkan hasil bahwa Aprilia dapat bermain sebagai putri.
“Jadi, berdasarkan hal-hal tersebut di atas kami yakin bahwa April itu putri. Dan, seluruh pemain tim-tim dari negara lain menerima hasil tersebut, sehingga April bisa bermain di SEA Games di Singapura,” kata Hanny.
Baca juga: Kasad: Identitas Serda Aprilia Manganang akan diubah
Baca juga: Menpora: Aprilia tidak bisa disalahkan atas statusnya sebagai pria
Menurut Hanny, hingga saat ini belum ada protes dari negara yang bertanding dalam SEA Games. Hanny juga mengatakan belum ada komunikasi dengan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengenai hal ini.
“Karena ini juga kita baru dengar beberapa hari, dan tidak ada dari negara lain protes juga tidak ada. Dan untuk antisipasi, kita dalam posisi menunggu sekarang, jadi apabila nanti ada protes, baru kita nanti akan berbicara dengan KOI dan panitia dari Badan Asia untuk olahraga,” kata Hanny.
Lebih lanjut, Hanny mengatakan PP PBVSI akan memantau perkembangan mengenai hal ini.
“Karena ini kan faktor yang baru pertama kali terjadi, jadi mungkin seluruh negara yang lain juga akan mempelajari dahulu karena ini tidak ada faktor kesengajaan, beda kalau ada memang disembunyikan bahwa dia sebenarnya laki, terus dibuat seolah-olah perempuan,” ujar Hanny.
“Jadi, kita tidak mau mengandai-andai, kita lihat perkembangannya bagaimana, mudah-mudahan semua mengerti hal ini, kasus ini sampai di sini saja,” pungkas pria yang juga Direktur Proliga itu.
Baca juga: Soal Aprilia, KOI siap pasang badan jika ada protes medali timnas voli
Baca juga: IDI: Hipospodia bisa diatasi lewat kecenderungan perilaku
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Bayu Kuncahyo
COPYRIGHT © ANTARA 2021