in

Presiden: 30 Ribu Hektare Sawah Siap Tahun Ini

PULANG PISAU – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan ke Kalimantan Tengah mengatakan pengem­bangan lumbung pangan baru di luar Pulau Jawa yang se­dang dalam proses pengerjaan, diharapkan bisa menjadi sumber cadangan logistik nasional untuk mencegah keku­rangan pasokan pangan dalam negeri. Cadangan logistik tersebut juga digunakan untuk mengantisipasi krisis pa­ngan sebagaimana yang diperingatkan oleh organisasi pa­ngan dunia Food and Agriculture Organization (FAO).

“Saya kira kita tahu semuanya, FAO sudah mengeluar­kan peringatan bahwa krisis pangan akan melanda dunia karena adanya musim yang tidak bisa diatur dan dipre­diksi. Oleh sebab itu, kita menyiapkan sekarang ini yang namanya cadangan logistik nasional,” kata Presiden Jokowi di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Kamis (9/7), sebagaimana keterangan Biro Pers.

Diketahui, setelah meninjau lokasi pengembangan lumbung pangan baru di Kabupaten Kapuas, Presiden ber­sama Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, dan sejum­lah menteri terkait lainnya juga meninjau lokasi pengem­bangan serupa yang ada di Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau. Di kabupaten tersebut, terdapat kurang lebih 10.000 hektare lahan potensial yang nantinya akan dikem­bangkan menjadi lumbung pangan baru.

Presiden mengatakan bahwa untuk tahun ini setidaknya akan diselesaikan terlebih dahulu lahan seluas 30.000 hek­tare dan akan meningkat hingga dua tahun ke depan. “Ta­hun ini, akan kita selesaikan kurang lebih 30 ribu hektare terlebih dahulu. Kemudian, dalam 1,5-2 tahun akan ditam­bah lagi 148.000 hektare,” tutur Presiden.

Kementerian Pertahanan akan bertindak sebagai leading sector untuk food estate itu dan akan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. “Karena ini menyangkut cadangan strategis pangan kita, leading sector-nya akan kita berikan ke Pak Menhan yang tentu saja didukung Pak Menteri Pertani­an, juga Menteri PU. Tentu saja di daerah kita harapkan ada dukungan dari gubernur dan para bupati,” kata Presiden.

Perlu Waktu

Pengamat Pertanian dari Institut Pertanian Bogor, Dwi Andreas Santosa, mengatakan food estate untuk menganti­sipasi krisis pangan dalam waktu panjang.

“Itu baru akan dikembangkan dan perlu waktu mem­perbaiki saluran, mendatangkan petaninya lagi. Tidak se­mua dari rencana lahan 164.000 hektare yang di Kalteng itu ada petaninya. Masih banyak hal yang harus dibenahi,” kata Andreas kepada Koran Jakarta, Kamis (9/7).

Langkah cepat yang harus dilakukan oleh pemerintah, lanjut Andreas, adalah menghitung ulang lagi data produk­sinya. Artinya, dalam bulan Juli ini, pemerintah harus sudah tahu berapa potensi produksi padi yang akurat. n fdl/yni/E-9

What do you think?

Written by Julliana Elora

Kapolda Sumsel Raih Penghargaan Dari LEMKAPI

Ekonomi Diperkirakan Baru Pulih Kuartal I-2022